SEBAIKNYA
PENCERAMAH TAHU
OLEH DR. MURA
PEKANBARU RIAU
ALAMAT PALSU
Kalau ada orang tajsim menagatakan
alamat Allah SWT di atas Arasy, berarti itulah alamat palsu, karena sebelum
terciptanya Arasy, Allah tidak bertempat, maka setelah terciptanya Arasy, Allah
juga tidak bertempat, karena Allah memang tidak memerlukan tempat, tapi
tempatlah yang memerlukan Allah. Kalau dikatakan 7 kali diulang dalam al-Quran
bahwa Allah bertempat di Arasy, tidak akan membuat Allah jadi bertempat dan
Istiwa’ di Aray, karena Istawa’ artinya ada 15, diantaranya “meyempurnakan,”Allah
memelihara atau melindungi, atau menyempurnakan Arasy. Ilmu yang khusus membahas
tentang kalimat tasbih ini disebut ilmu bayan:
1. Sebaiknya
penceramah tahu bahwa nama orang pertama membuat sistematika Ilmu bayan pertama
kali dikembangkan oleh Abu Ubaidah ibn al-Matsani (211 H). Sebagai dasar pengembangan ilmu ini, ia menulis
sebuah kitab dengan judul Majaz Al-Qurán.
Kemudian setelahnya muncul tokoh terkemuka dalam ilmu ini, yaitu: Abd al-Qahir
al-Jurzani. Ilmu ini terus berkembang dan disempurnakan oleh para ulama
berikutnya, seperti: al-Jahizh ibn Mu’taz, Quddamah, dan Abu Hilal al-Askari
(Zaenuddin dan Nurbayan, 2007:16). Dikutip dari Aditiya Abdrrahman, bahwa tasybih itu ada lagi pembagiannya:
2. 1. Tasybih
(التشبيه)
Tasbih merupakan
salah satu bidang kajian dalam ilmu bayan. Adapun tasybih menurut bahasa
bermakna tamtsil yang artinya ‘perumpamaan’ atau ‘penyerupaan’. Tasybih juga
merupakan penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki kesamaan sifat
dengan hal lain. Adapun tasybin menurut ahli ilmu bayan adalah suatu istilah
yang di dalamnya terdapat pengertian penyerupaan atau perserikatan antara dua
perkara (musyabbah dan musyabbah bih), perserikatan tersebut terjadi pada suatu
makna (wajhu syibah) dan dengan menggunakan sebuah alat (adat tasybih)
(Zaenuddin dan Nurbayan, 2007:21).
3. 2. Rukun
Tasybih (أركان التشبيه)
Musyabbah (المشبه)
, yaitu sesuatu yang hendak diserupakan. Musyabbah bih (المشبه به) , yaitu
sesuatu yang diserupai. Kedua unsur ini dinamakan thorfay tashbih (طرفي التشبيه)
(kedua pihak yang diserupakan).Wajhu syibbah (وجه الشبه) , yaitu sifat yang
terdapat pada kedua pihak itu.Adat tasybih(أداة التشبيه) , yaitu huruf atau
kata yang digunakan untuk menyatakan penyerupaan.رُبَّ لَيْلٍ كَأَنَّهُ الصُّبْهُ
فِي الْحُسْنِ وَ إِنْ كَانَ أَسْوَدَ الطَّيْلَسَانِ “Sering kali malam itu
indah bagaikan pagi meskipun sehitam toga.” أَنْتَ كَالْبَحْرِ فِي السَّمَاحَةِ
وَ الشَّمْسِ عُلُوًّا وَ الْبَدْرِ فِي الْإشْرَاقِ “Kelapanganmu bagaikan
lautan, ketinggianmu bagaikan matahari, dan cahaya roman mukamu bagaikan
bulan.” الْعُمْرُ مِثْلُ الضَّيْفِ أَوْ كَالطَّيْفِ لَيْسَ لَهُ إِقَامَه “Umur
itu bagaikan tamu atau mimpi, tidak memiliki kepastian.”
No. Musyabbhah Musyabbah
bih Adat tasybih Wajhu syibhah
1 Malam
itu Pagi Ka anna Keindahan
2 Kamu Lautan, matahari, bulan. Ka Kelapangan, ketinggian, cahaya.
3 Umur Tamu atau mimpi Mitslu, ka Tidak
memiliki kepastian
Jenis-jenis Tasybih
Dilihat dari segi ada atau tidak
adanya adat tashbih.
Tashbih mursal adalah tasybih
yang disebut adat tasybihnya.
Contoh:
أَنَا كَالْمَاءِ إِنْ رَضِيْتُ صَفَاءً
وَ اِذَا مَا سَخِطْتُ كُنْتُ لَهِيْبًا
“Bila aku rela, maka aku setenang
air yang jernih; dan bila aku marah, maka aku sepanas api menyala.”
Tasybih Mu’akkad adalah tasybih
yang dibuang adat tasybihnya.
Contoh:
1. الْجَوَادُ فِي السُّرْعَةِ بَرْقٌ خَاطِفٌ
“Kecepatan kuda balap itu bagaikan kilat yang
menyambar.”
2. أَنْتَ نَجْمٌ فِي رِفْعَةٍ وَضِيَاءٍ تَجْتَلِيْكَ الْعُيُوْنُ شَرْقًا وَ غَرْبًا
“Kedudukanmu
yang tinggi dan kemasyuranmu bagaikan bintang yang tinggi lagi bercahaya. Semua
mata, baik di belahan timur maupun barat, menatap ke arahmu.”
Dilihat dari ada atau tidak
adanya wajhu sibh.
Tasybih Mufashshal adalah tasybih
yang disebut wajhu sibhnya.
Contoh:
1. سِرْنَا فِي لَيْلٍ بَهِيْمٍ كَأَنَّهُ الْبَحْرُ ظَلَامًا وَ إِرْهَابًا
“Aku berjalan
pada suatu malam yang gelap dan menakutkan, bagaikan berjalan di tengah laut.” Tasybih
mujmal adalah tasybih yang dibuang wajhu sibhnya.
Contoh:
a. فَكَأَنَّ لَذَّةَ صَوْتِهِ وَ دَبِيْبَهَا سِنَّةٌ تَمَشَّى فِي مَفَاصِلِ نُعَّسِ
“Maka
kemerduan suaranya yang mengalun itu sungguh bagaikan kantuk yang merayap ke
seluruh persendian orang yang mengantuk.”
b. وَ كَأَنَّ الشَّمْسَ الْمُنِيْرَةَ دِيْنَارٌ رَجَلَتْهُ حَدَائِدُ الضَّرَّابِ
“Matahari
yang bersinar itu sungguh bagaikan dinar yang tampak kuning cemerlang berkat
tempaan besi cetakannya.”
No comments:
Post a Comment