Monday, August 31, 2020

 

SEBAIKNYA PENCERAMAH TAHU

OLEH DR. MURA PEKANBARU RIAU

ALAMAT PALSU

     Kalau ada orang tajsim menagatakan alamat Allah SWT di atas Arasy, berarti itulah alamat palsu, karena sebelum terciptanya Arasy, Allah tidak bertempat, maka setelah terciptanya Arasy, Allah juga tidak bertempat, karena Allah memang tidak memerlukan tempat, tapi tempatlah yang memerlukan Allah. Kalau dikatakan 7 kali diulang dalam al-Quran bahwa Allah bertempat di Arasy, tidak akan membuat Allah jadi bertempat dan Istiwa’ di Aray, karena Istawa’ artinya ada 15, diantaranya “meyempurnakan,”Allah memelihara atau melindungi, atau menyempurnakan Arasy. Ilmu yang khusus membahas tentang kalimat tasbih ini disebut ilmu bayan:

1.           Sebaiknya penceramah tahu bahwa nama orang pertama membuat sistematika Ilmu bayan pertama kali dikembangkan oleh Abu Ubaidah ibn al-Matsani (211 H). Sebagai dasar pengembangan ilmu ini, ia menulis sebuah kitab dengan judul Majaz Al-Qurán. Kemudian setelahnya muncul tokoh terkemuka dalam ilmu ini, yaitu: Abd al-Qahir al-Jurzani. Ilmu ini terus berkembang dan disempurnakan oleh para ulama berikutnya, seperti: al-Jahizh ibn Mu’taz, Quddamah, dan Abu Hilal al-Askari (Zaenuddin dan Nurbayan, 2007:16). Dikutip dari Aditiya Abdrrahman, bahwa tasybih itu ada lagi pembagiannya:

 

2.      1. Tasybih (التشبيه)

Tasbih merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu bayan. Adapun tasybih menurut bahasa bermakna tamtsil yang artinya ‘perumpamaan’ atau ‘penyerupaan’. Tasybih juga merupakan penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki kesamaan sifat dengan hal lain. Adapun tasybin menurut ahli ilmu bayan adalah suatu istilah yang di dalamnya terdapat pengertian penyerupaan atau perserikatan antara dua perkara (musyabbah dan musyabbah bih), perserikatan tersebut terjadi pada suatu makna (wajhu syibah) dan dengan menggunakan sebuah alat (adat tasybih) (Zaenuddin dan Nurbayan, 2007:21).

3.      2.  Rukun Tasybih (أركان التشبيه)

Musyabbah (المشبه) , yaitu sesuatu yang hendak diserupakan. Musyabbah bih (المشبه به) , yaitu sesuatu yang diserupai. Kedua unsur ini dinamakan thorfay tashbih (طرفي التشبيه) (kedua pihak yang diserupakan).Wajhu syibbah (وجه الشبه) , yaitu sifat yang terdapat pada kedua pihak itu.Adat tasybih(أداة التشبيه) , yaitu huruf atau kata yang digunakan untuk menyatakan penyerupaan.رُبَّ لَيْلٍ كَأَنَّهُ الصُّبْهُ فِي الْحُسْنِ وَ إِنْ كَانَ أَسْوَدَ الطَّيْلَسَانِ “Sering kali malam itu indah bagaikan pagi meskipun sehitam toga.” أَنْتَ كَالْبَحْرِ فِي السَّمَاحَةِ وَ الشَّمْسِ عُلُوًّا وَ الْبَدْرِ فِي الْإشْرَاقِ “Kelapanganmu bagaikan lautan, ketinggianmu bagaikan matahari, dan cahaya roman mukamu bagaikan bulan.” الْعُمْرُ مِثْلُ الضَّيْفِ أَوْ كَالطَّيْفِ لَيْسَ لَهُ إِقَامَه “Umur itu bagaikan tamu atau mimpi, tidak memiliki kepastian.”

 

No.         Musyabbhah     Musyabbah bih Adat tasybih       Wajhu syibhah

1              Malam itu            Pagi        Ka anna                Keindahan

2              Kamu    Lautan, matahari, bulan.               Ka           Kelapangan, ketinggian, cahaya.

3              Umur    Tamu atau mimpi             Mitslu, ka            Tidak memiliki kepastian

Jenis-jenis Tasybih

Dilihat dari segi ada atau tidak adanya adat tashbih.

Tashbih mursal adalah tasybih yang disebut adat tasybihnya.

 Contoh:

أَنَا كَالْمَاءِ إِنْ رَضِيْتُ صَفَاءً وَ اِذَا مَا سَخِطْتُ كُنْتُ لَهِيْبًا

“Bila aku rela, maka aku setenang air yang jernih; dan bila aku marah, maka aku sepanas api menyala.”

Tasybih Mu’akkad adalah tasybih yang dibuang adat tasybihnya.

Contoh:

1.       الْجَوَادُ فِي السُّرْعَةِ بَرْقٌ خَاطِفٌ

 “Kecepatan kuda balap itu bagaikan kilat yang menyambar.”

2.       أَنْتَ نَجْمٌ فِي رِفْعَةٍ وَضِيَاءٍ تَجْتَلِيْكَ الْعُيُوْنُ شَرْقًا وَ غَرْبًا 

“Kedudukanmu yang tinggi dan kemasyuranmu bagaikan bintang yang tinggi lagi bercahaya. Semua mata, baik di belahan timur maupun barat, menatap ke arahmu.”

Dilihat dari ada atau tidak adanya wajhu sibh.

Tasybih Mufashshal adalah tasybih yang disebut wajhu sibhnya.

Contoh:

 

1.       سِرْنَا فِي لَيْلٍ بَهِيْمٍ كَأَنَّهُ الْبَحْرُ ظَلَامًا وَ إِرْهَابًا 

“Aku berjalan pada suatu malam yang gelap dan menakutkan, bagaikan berjalan di tengah laut.” Tasybih mujmal adalah tasybih yang dibuang wajhu sibhnya.

Contoh:

a.       فَكَأَنَّ لَذَّةَ صَوْتِهِ وَ دَبِيْبَهَا سِنَّةٌ تَمَشَّى فِي مَفَاصِلِ نُعَّسِ 

“Maka kemerduan suaranya yang mengalun itu sungguh bagaikan kantuk yang merayap ke seluruh persendian orang yang mengantuk.”

b.      وَ كَأَنَّ الشَّمْسَ الْمُنِيْرَةَ دِيْنَارٌ رَجَلَتْهُ حَدَائِدُ الضَّرَّابِ 

“Matahari yang bersinar itu sungguh bagaikan dinar yang tampak kuning cemerlang berkat tempaan besi cetakannya.”

 

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook