KATA-KATA BERSIMBOL DALAM AL-QURAN
CATATAN KECIL DR.MURA
MUBALLIG IKMI RIAU
Kata bersimbol itu
disebut majaz
Siombol kata “telapak
kaki ibu”, jangan diartikan harfiyah, surga ada di bawahnya, anda bisa sesat.
Siapa yang buta di dunia, akan buta buta pula di akhirat, berarti semua TUNA
NETRA akan akan buta juga di kahirat, sekalipun dia orang saleh. Makanya jangan
terlalu harfiyah. Kata “buta” itu juga hanya symbol, kinayah, majazi atau isti’aroh.
Kata bersimbol dalam Quran itu ialah majaz yang ‘alaqahnya(hubungannya) antara makna asal
dan makna yang dimaksud adalah sindiran/musyabbah(keserupaannya) contoh
ungkapan yang mengandung majaz isti’arah dalam QS. Ibrahim : 1
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
Artinya: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami
turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada
cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
maksud dari kata الظُّلُمَاتِ kegelapan diatas adalah
kesesatn, dan النُّورِ cahaya adalah petunjuk kebenaran.
Dikutip dari tulisan Eka Sukiyati, bahwa kata bersimbol
dalam bentuk isti’arah dibagi menjadi 6, diantaranya ialah:
1. Isti’arah
Tashrihiyah
yaitu menegaskankan musyabbah bih-nya dan membuang
musyabbahnya.
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
pada ayat tersebut terdapa kata الظُّلُمَاتِ dan النُّور
kedua kata tersebut digunakan untuk kata majazi. makna Haqiqi dari dua kata tersebut الضلا ل untuk kata
الظُّلُمَات dan الهديuntuk
kata النُّور,
Jika kita tela’ah الضلا ل
dan الهدي keduanya sebagai musyabbah bih sedangkan الظُّلُمَاتِ dan النُّور
adalah musyabbah bih, pada ungkapan majaz diatas yang dibuang adalah musyabbah
yaitu الضلا ل dan الهدي yang kedudukannya sebagai musyabbah.
2. Isti’arah
makniyah
ialah membuang ungkapan musyabbah bihnya.
contoh”
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ
شَيْبًا
Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban.
3. isti’arah
Ashliyah
yaitu apabila ungkapan
lafadnya isim jamid, bukan
Musytak(isim sifat)
احبك يا شمس الزمان وبدره # وان لا مني فيك السها والفراقد
aku mencintaimu, wahai matahari dan bulan zaman ini
sekalipun bintang-bintang yang samar dan yang jauh mencaci makiku karena
mencintaimu.
4. isti’arah
Thabi’iyah
yaitu suatu ungkapan majaz yang musta’arnya fi’il, huruf,
dan isim musytarak
- contoh
thabi’iyah dengan isim musytaq
حالي نا طقة بأحزاني
artinya: “ keadaanku mengucapkan kesedihanku
yang dimaksud “mengucapkan” ialah menunjukkan. namanya isti’arah
murasshahah tabi’iyah karena terdapat isim musytaq
-
contoh isti’arah thabi’iyah dengan fi’il
عضنا الدهر
artinya: “zaman telah menggigitku dengan taringnya
عضنا arti asalnya ialah menggigit” sedangkan uang dimaksud
dari ungkapan diatas adalah menyakiti.
-
contoh isti’arah thabi’iyah harf
لاصلبنكم في جذوعالخل
artinya: sungguh aku akan menyalibmu di dalam cabang pohon
kurma”
makna dari kata في” pada potongan ayat diatas adalah diatas, kata في adalah huruf, oleh
karena itu lafad tersebut dikatakan thabi’iyah karena majaznya adalah huruf.
No comments:
Post a Comment