Tuesday, August 18, 2020

 

KATA-KATA BERSIMBOL DALAM AL-QURAN

CATATAN KECIL  DR.MURA  MUBALLIG  IKMI  RIAU

 

Kata bersimbol itu disebut majaz

Siombol kata “telapak kaki ibu”, jangan diartikan harfiyah, surga ada di bawahnya, anda bisa sesat. Siapa yang buta di dunia, akan buta buta pula di akhirat, berarti semua TUNA NETRA akan akan buta juga di kahirat, sekalipun dia orang saleh. Makanya jangan terlalu harfiyah. Kata “buta” itu juga hanya symbol, kinayah, majazi atau isti’aroh.

Kata bersimbol dalam Quran itu ialah majaz yang ‘alaqahnya(hubungannya) antara makna asal dan makna yang dimaksud adalah sindiran/musyabbah(keserupaannya) contoh ungkapan yang mengandung majaz isti’arah dalam QS. Ibrahim : 1

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Artinya: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

maksud dari kata الظُّلُمَاتِ kegelapan diatas adalah kesesatn, dan النُّورِ cahaya adalah petunjuk kebenaran.

Dikutip dari tulisan Eka Sukiyati, bahwa kata bersimbol dalam bentuk isti’arah dibagi menjadi 6, diantaranya ialah:

1.         Isti’arah Tashrihiyah

yaitu menegaskankan musyabbah bih-nya dan membuang musyabbahnya.

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

pada ayat tersebut terdapa kata الظُّلُمَاتِ dan النُّور kedua kata tersebut digunakan untuk kata majazi. makna Haqiqi dari  dua kata tersebut الضلا ل  untuk kata  الظُّلُمَات dan  الهديuntuk kata   النُّور,

Jika kita tela’ah الضلا ل  dan الهدي keduanya sebagai musyabbah bih sedangkan الظُّلُمَاتِ dan النُّور adalah musyabbah bih, pada ungkapan majaz diatas yang dibuang adalah musyabbah yaitu الضلا ل dan الهدي yang kedudukannya sebagai musyabbah.

2.         Isti’arah makniyah

ialah membuang ungkapan musyabbah bihnya.

contoh”

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا

Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban.

3.         isti’arah Ashliyah

yaitu apabila ungkapan  lafadnya isim jamid,  bukan Musytak(isim sifat)

احبك يا شمس الزمان وبدره # وان لا مني فيك السها والفراقد

aku mencintaimu, wahai matahari dan bulan zaman ini sekalipun bintang-bintang yang samar dan yang jauh mencaci makiku karena mencintaimu.

 

 

4.        isti’arah Thabi’iyah

yaitu suatu ungkapan majaz yang musta’arnya fi’il, huruf, dan isim musytarak

-       contoh thabi’iyah  dengan isim musytaq   

 

   حالي نا طقة بأحزاني

artinya: “ keadaanku mengucapkan kesedihanku

yang dimaksud “mengucapkan” ialah menunjukkan. namanya isti’arah murasshahah tabi’iyah karena terdapat isim musytaq

-                       contoh isti’arah thabi’iyah dengan fi’il

عضنا الدهر

artinya: “zaman telah menggigitku dengan taringnya

عضنا arti asalnya ialah menggigit” sedangkan uang dimaksud dari ungkapan diatas adalah menyakiti.

-                       contoh isti’arah thabi’iyah harf

لاصلبنكم في جذوعالخل

artinya: sungguh aku akan menyalibmu di dalam cabang pohon kurma”

makna dari kata في” pada potongan ayat diatas  adalah diatas, kata في adalah huruf, oleh karena itu lafad tersebut dikatakan thabi’iyah karena majaznya adalah huruf.

 

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook