KETIKA ANAK
ITU BERUSIA
17 TAHUN
Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi
Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude
maksima matahari. Ketika berusia 22, dia menulis beberapa
hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, "Kartografi",
yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang
datar. Ketika berusia 27, dia telah menulis
buku berjudul "Kronologi" yang merujuk kepada hasil kerja lain yang
dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku
tentang sistem desimal,
4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah. Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6
kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16).
Sebagai
ilmuwan ulung, Al Biruni tak
henti-hentinya mengais ilmu, termasuk dalam setiap penjelajahannya ke beberapa negeri.
Penjelajahan tokoh ini pertama kali ke daerah Jurjan, dekat Laut Kaspia (Asia
Tengah).
Al
Biruni melanglang buana hingga ke India bersama tim ekspedisi Sultan Mahmoud.
Di sini, ia banyak menelorkan karya tulis, baik berupa buku maupun artikel ilmiah
yang disampaikannya dalam beberapa pertemuan. Selain menghasilkan karya,
penjelajahan bersama sang Sultan ini juga menghasilkan dibukanya kawasan India
bagian timur ini sebagai basis baru dakwah Islam Al-Biruni.
Dalam
rangkaian 'tur' nya di India ini, Al Biruni memanfaatkan waktu luang bagi
penelitian sekitar adat istiadat dan perilaku masyarakat setempat. Dari
penelitiannya inilah, beberapa karya berbobot lahir. Tak hanya itu, Al-Biruni
pula yang pertama memperkenalkan permainan catur 'ala' India ke negeri-negeri
Islam, serta menjelaskan problem-problem trigonometri lanjutan dalam karyanya, Tahqiq Al-Hind.
Kepiawaian
dan kecerdasan Al-Biruni merangsang dirinya mendalami sekitar ilmu astronomi.
Ia mulai memberikan perhatian yang besar terhadap kemungkinan gerak bumi
mengitari matahari.
Ketika
seorang ilmuwan, kata Al-Biruni, akan memutuskan untuk membedakan kebenaran dan
kepalsuan, dia harus menyelidiki dan mempelajari alam. Kalau pun ia tidak
membutuhkan hal ini, maka ia perlu berpikir tentang hukum alam yang mengatur
cara-cara kerja alam semesta. Ini akan dapat mengarahkannya untuk mengetahui
kebenaran dan membuka jalan baginya untuk mengetahui Wujud' yang mengaturnya.
Dalam
bukunya, A1-Jamahir, Al-Biruni juga menegaskan, "penglihatan menghubungkan
apa yang kita lihat dengan tanda-tanda kebijaksanaan Allah dalam ciptaan-Nya.
Dari penciptaan alam tersebut kita menyimpulkan eksistensi Allah." Prinsip
ini dipegang teguh dalam setiap penyelidikannya. Ia tetap kritis dan tidak
memutlakkan metodologi dan hasil penelitiannya.
Pandangan
Al-Biruni ini berbeda sekali dengan pandangan saintis Barat modern yang
melepaskan sains dari agama. Pandangan mereka tentang alam berusaha menafikan
keberadaan Allah sebagai pencipta.
Keberhasilan
Al-Biruni di bidang sains dan ilmu pengetahuan ini membuat decak kagum kalangan
Barat. Max Mayerhof misalnya mengatakan, "Abu Raihan Muhammad ibn
Al-Biruni dijuluki Master, dokter, astronom, matematikawan, ahli fisika, ahli
geografi, dan sejarahwan. Dia mungkin sosok paling menonjol di seluruh
bimasakti para ahli terpelajar sejagat, yang memacu zaman keemasan ilmu
pengetahuan Islam." Pengakuan senada juga dilontarkan sejarahwan asal
India, Si J.N. Sircar.
Seperti
dikutip Jamal Ahmed, ia menulis, "Hanya sedikit yang memahami fisika dan
matematika. Di antara yang sedikit itu yang terbesar di Asia adalah Al Biruni, sekaligus filsuf dan
ilmuwan. Ia unggul sekaligus di kedua bidang tersebut". Tokoh dan ilmuwan
besar ini akhirnya menghadap Sang Ilahi Rabbi pada 1048 M, dalam usia 75 tahun
di Ghazna (kini wilayah Afganistan).
Konsep Yang Ditemukan
1.
Dalam Bidang Fisika dan Matematika
Dalam perlindungan Sultan Mas’udi, Al-Biruni menyelesaikan
bukunya yang amat berharga tentang ilmu perbintangan, matematika, dan geografi:
“Al-Qanun fi’Ulumi Al-Haiati Wal-Nujumi”. Dalam buku ini Al-Biruni membuktikan
bahwa bumi bulat, planet dan bintang bulat, baik yang tidak bergerak maupun
yang bergerak, kemudian berputar mengelilingi matahari dan bulan berdasarkan
garis edarnya mengelilingi bumi. Dia menemukan gerakan poros bumi yang berputar
condong, dan gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun. Ia
mengemukakan konsep kekuatan grafitasi bumi, yang merupakan satu bukti bahwa
bumi berputar pada porosnya. Dalam “Al-Qanun’, Al-Biruni membuktikan bahwa
bintang bergerak mengelilingi poros rasi bintang. Al-Biruni menciptakan metode
matematika yang baru untuk menentukan empat arah mata angin, dimana pun juga
manusia berada di bumi, di darat, maupun di laut. Dalam “Al-Qanun”, Al-Biruni
menyajikan daftar-daftar matematika, yang mempergunakan segitiga sama kaki,
dibuat dari lempengan yang panjang yang dilakukan dengan bentuk geometris
secara teratur (simetris).
Dalam bidang matematika, Dia memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika khususnya dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan aritmatika, teori rasio, geometri dan lainnya. Sumbangan terbesar Al-Biruni adalah pemikirannya dalam bidang matematika yaitu konsep besar sudut segitiga 180o dan memperkirakan nilai π adalah 3.14 dan nilai 0,68 untuk sin (40 dg).
Dalam pengamatan Al-biruni dikatakan bahwa benda yang
bergerak cepat dapat menyusul benda yang mendahuluinya seperti bulan yang
mendahului matahari karena gerak bulan jauh lebih cepat dari matahari. Sebagai
seorang fisikawan, Al-Biruni memberikan sumbangan penting bagi pengukuran jenis
berat (specific gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan
akurat. Konsep ini sesuai dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh
benda tertarik oleh gaya gravitasi.
2. Dalam Bidang Astronomi
Pada 1031 M, dia merampungkan ensiklopedia
astronomi
yang sangat panjang berjudul Kitab
Al-Qanun Al Mas'udi. Karya Al-Biruni ini
memuat secara komprehensif dan mendetail hasil studinya tentang
astronomi.
Penemuan Al Biruni dalam bidang astronomi adalah astrolobe, salah satu instrumen
untuk mengetahui posisi sebuah planet. Dengan menggunakan astrolobe, posisi
terdekat dan terjauh sebuah planet dan bintang-bintang dapat ditentukan. Al-Biruni juga diakui sebagai astronom
yang mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya. Bumi juga memiliki gravitasi
atau daya tarik.
Al-Biruni diakui sebagai seorang yang berhasil melakukan observasi astronomi
dengan tingkat ketepatan dan ketelitian yang luar biasa. KaryaAal Battani dalam bidang ini berjudul Mengenai Sains Bintang. Karya ini di
Barat diterjemahkan dengan judul De Scientia Stellarum.
2.
Dalam Bidang Astrologi
Al-Biruni merupakan ilmuwan yang pertama kali
membedakan istilah astronomi dengan astrologi. Hal itu dilakukannya pada abad
ke-11 M. Al-Biruni juga menghasilkan beberapa karya
yang penting dalam bidang astrologi. Al-Biruni juga menghasilkan sejumlah
sumbangan bagi pengembangan Ilmu Bumi. Atas perannya itulah dia dinobatkan
sebagai 'Bapak Geodesi'. Dia juga memberi kontribusi signifikan dalam
kartografi, geografi, geologi, serta mineralogi.
4. Dalam Bidang Optik
Dalam bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang pertama
bersama Ibnu Al-Haitham yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik. Dialah yang
pertama menemukan bahwa kecepatan Cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
5. Dalam Bidang Antropologi
Dalam ilmu sosial, Al-Biruni didapuk sebagai antropolog
pertama di dunia. Ia menulis secara detail studi komparatif terkait antropologi
manusia, agama, dan budaya di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan.
Dia dipuji sejumlah ilmuwan karena telah mengembangkan antropologi Islam.
Pengembangan
Konsep
Karya Al-Biruni pada masa Barat memulai gerakan renaisans dikaji dan diteliti ulang
kemudian dibuatkan ulasan atau komentar oleh ilmuan Italia bernama C.A.
Nallino. Jadi, dari sana dapat terlihat dengan
jelas gambaran prestasi gemilang yang telah berhasil dicapai para ilmuan muslim
pada abad 10 dalam bidang astronomi. Prestasi mereka itu sudah sangat hebat
sekali. Coba jika ini dibandingkan dengan prestasi astronomi bangsa Barat yang memasuki abad 18 saja, mereka
masih sibuk membicarakan perdebatan, apakah bumi itu bundar atau datar, apakah
bumi sebagai pusat tata surya ataukah matahari.
Aplikasi
konsep
Theorema Al-Biruni tentang penemuan harga π dapat
diaplikasikan untuk menghitung luas dan keliling sebuah lingkaran, luas dan
volume bola yang dipelajari dalam bidang studi matematika dan fisika. Dengan
penelitian terhadap radius bumi termaksud perkiraannya tentang harga π maka
kita bias menghitung seberapa besar luas permukaan bumi yang kita tempati
sekarang dan seberapa luas volumenya.
Penemuannya dalam bidang astronomi, karogrfi, geodesi,
geografi, geologi, mineralogy dapat diaplikasikan untuk mengetahui bentuk
permukaan bumi beserta isinya dan mengetahui tentang tata surya yang dipelajari
dalam bidang fisika dan geografi.
Al-Biruni mengemukakan bahwa bumi, bulan dan planet berputar
mengelilingi matahari sehinggan saat ini kita dapat mengetahui tentang
penanggalan masehi. Bagi umat Islam, astronomi sangat penting
sekali karena peribadatan dalam Islam, seperti salat, puasa, lebaran, haji, dan lain-lain berhubungan langsung dengan
masalah tata surya.
Pembagian berdasarkan garis bujur bumi, maka waktu bumi
dibagi berdasarkan waktu GMT atau sekarang lebih dikenal dengan CET (Central
Europian Time) yaitu bertempat di suatu kota di Inggris yang bernama Grevinch
sehingga waktu suatu tempat dapat ditentukan dengan konsep penambahan 15o
kearah timur maka waktu akan bertambah sebesar satu jam dari waktu Grenwich.
Pengembangan
Konsep Kedepan
Dengan penelitian Al-Biruni tentang penentuan garis lintang
dan garis bujur, maka saya berpikir di suatu saat akan menciptakan alat yang
canggih dimana alat itu bisa mendeteksi lokasi-lokasi daerah yang mengandung
bahan tambang tanpa terjun langsung ke daerah tersebut dengan bantuan satelit.
No comments:
Post a Comment