M.RAKIB LPMP RIAU INDONESIA
TENTANG PUISI
Penulis tertarik dengan puisi Omar
Khayyam,
Sang Skeptik
Sementara Ayam Jantan Berkokok,
Mereka Yang Berdiri Di Muka / Rumah Minum
Berseru - "Bukalah Pintu! /
Engkau Tahu Betapa Sedikit Waktu
Yang Kami Punyai Untuk Singgah,
Dan Bila Kami Pergi,
Mungkin Kami Takkan Kembali Lagi."
Mereka
yang bersiap-siap untuk HARI INI,
Meyangka
setelah ESOK menatap,
Seorang
muazzin berseru dari Menara Kegelapan
"Hai orang bodoh!
ganjaranmu bukan di Sini,
ataupun di Sana!"
Mengapa,
semua orang Suci,
dan orang Bijak yang mendiskusikan.
Tentang
Dua Dunia dengan begitu cerdas,
Disodorkannya Seperti Nabi-nabi menghadapi
orang bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan
Ditaburkan debu, pasir
Tapi mulut
mereka tidak tersumbat debu.
Oh rupanya
,kini datang dengan Khayyam yang tua,
dan tinggalkanlah
Yang Bijak
Untuk berbicara; satu hal yang pasti,
bahwa Kehidupan berjalan cepat;
Satu hal yang pasti, dan Sisanya adalah Dusta;
Bunga yang pernah sekali mekar,
Lalu, mati
untuk selama-lamanya.
Diriku
ketika masih muda,
begitu bergariah mengunjungi kaum Cerdik
pandai
dan Orang
Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar
Tentang
ini dan tentang roh di sebalik alam:
Namun t
Keluar dari Pintu yang sama,
seperti ketika kumasuk pertama kalinya.
Dengan
Benih Hikmat aku menabur,
Dan dengan
tanganku sendiri mengusahakannya,
agar
bertumbuh Dan cuma inilah Panen yang
kupetik –
"Aku datang bagai Air, dan bagaikan angin
aku pergi."
Aku masuk Ke
dalam Jagad ini,
Tanpa
mengetahui, / Entah ke mana,
seperti
Air yang mengalir begitu saja:
Dan dari padanya, seperti Sang Bayu,
yang meniup di Padang lapang,
Aku tak
tahu ke mana lagi, angin itu bertiup sesukanya.
Jariku
yang Bergerak menulis
dan, setelah menulis lagi,
Bergerak terus: bukan Kesalehanmu,
ataupun Kecerdikanmu Yang akan memanggilnya,
kembali untuk membatalkan setengah Garis,
Tidak juga Air matamu menghapuskan,
sepatah Kata daripadanya.
Dan Cawan
terbalik,
yang kita sebut Langit,
Yang di
bawahnya kita merangkak,
hidup dan
mati,
Janganlah
mengangkat tanganmu,
kepadanya meminta tolong –
karena Ia / Bergelung tanpa daya,
seperti Engkau dan Aku.
Penulis yang lahir di Kuala Kampar
Riau, ingin seperti Omar Khayyám, yang lahir di Timur tengah. Aku ingin menjadi
Penulis dan Penyair
Omar Khayyám kini terkenal bukan
hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi karena karya-karya sastranya. Ia diyakini
telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia
paling dikenal karena The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa
Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).
Orang lain juga telah menerbitkan
terjemahan-terjemahan sebagian dari rubáiyátnya (rubáiyát berarti
"kuatrain"), tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling terkenal.
Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.
Sumber : http://munsypedia.blogspot.com/2013/08/10-ilmuwan-muslim-terbesar-dan-terhebat.html#ixzz3ARQ8b1Hn
No comments:
Post a Comment