PENIPUAN
YANG HAMPIR
TERANG-TERANGAN
|
|
|
M.Rakib, LPMP Riau Indonesia
Anjing
dilecut, patah penggalan,
Seperti beruk, menggigit nyonya.
Diri terkejut, di tengah jalan
Di dalam oplet, pencopet semuanya..
Seperti beruk, menggigit nyonya.
Diri terkejut, di tengah jalan
Di dalam oplet, pencopet semuanya..
Alangkah elok barang ini,
terbuat dari, berbagai gading.
Alangkah elok, orang ini,
Menipu dengan, cara berunding.
Alangkah harum, bunga selasih,
Ada di pasar, kumpulan pereman .
Alangkah sakit, bercerai kasih,
Lebih sakit, ditipu teman.
Al Quran, di atas peti,
peti dililit, besi waja.
Hamba berjanji, di dalam hati,
Mengutuk penipu, dimana saja.
Air Pasang, bulan pun terang,
hanyutlah sampan, dari jawa.
Penipu datang, hatiku bimbang,
bagaikan hilang rasanya nyawa.
Alu-alu, memakan tunda,
tali ditarik, tahan selembar.
kalau tak jujur, katakan saja,
baik kubalik menahan sabar.
Air dalam bertambah dalam.
hanyut periuk, di dalam peti.
Hati yang dendam, bertambah dendam,
Penipu pura-pura, berbaik hati.
Alangkah harus, bunga selasih,
orang memancing, ikan belanak.
Sungguh sakit, ditipu kekasih,
seperti api, memakan dedak.
Asam pauh, dari seberang,
asam belimbing, dari Lampung.
Badan jauh, di rantau orang,
Setiap hari, penipu mengepung.
Apa gunanya, sutera Cina,
gunting tersisip, di bengkawan.
Apa sebabnya, saya terlena,
Pembicaraan penipu, sangat menawan.
Apa guna, pelita lentik,
jika bocor, ke dalam pura.
Apa gunanya, wanita cantik,
jika mencintai dengan, pura-pura..
Kayu dipotong, dengan gergaji,
Jatuh dahannya, ke aatas pangkuan.
Duduk termenung, menghitung hari,
menaruh cemas, akibat tipuan.
Batu di bancah jangan diungkit,
kalau diungkit kayunya tumbang.
lebih sakit daripada sakit,
karena kekasih diambil orang.
Batu di bancah, jangan diungkit,
kalau diungkit, kayunya tumbang.
lebih sakit, dari pada diserang penyakit,
Ditipu digoda, kekasih orang.
Bayu dipuput, seri medan,
tengah bermain disambar enggang.
Terlucut kulit, dari badan,
Tipuan licik, sekeliling pinggang.
Banyaklah hari, antar hari,
tidak semulia, hari Jumat.
banyaklah sakit, memilukan hati,
tidak sesakit , ditipu sahabat.
Indahnya bulan, antara bulan,
tidak seindah , bulan berputar.
banyaklah kesempatan, berbagai kesempatan,
tidak semulia, kesempatan menatar.
Banyaklah masa, antara masa,
tidak seelok, masa bersuka.
Melakukan penipuan, kalau biasa,
tidak takut lagi, pada neraka.
Banyak ika di dalam laut
ika tenggiri di dalam peti
banyak orang karam dilaut
hamba sendiri karam dihati.
banyak bukit sembarang bukit
tidak setinggi bukit tinggi
banyak sakit sembrang sakit
tidak sesakit menanggung rindu.
Banyak meninggal para syuhada,
membuang nyawa mati syahid
kalau dinda tidak percaya,
mari bersumpah kita ke mesjid
Cempedak tangkainya kandis
tetak tengar dibakar jangan.
Jika hendak mulutnya manis,
dengan dengan dipakai jangan.
Cempedak tangkainya kandis
tetak tengar dibakar jangan.
Jikalau hendak memangnya manis,
tidak boleh di dengar sangat.
Cincin baiduri dalam puas,
jatuh sebentuk dalam raga.
Bukan jauhari kiranya tuan,
maka tak mau masuk berniaga
Cincin sebentuk dalam raga
patah ditimpa tutup peti
Maka tak mau berniaga
seperti bukan lanang sejati
Colok dipotong dengan sekin,
sekin waja buatan jawa.
hendaklah diturut dengan yakin,
yakin dihati selamatlah nyawa.
Condong akan rebah bunga mengkudu,
bunga sitawar disusuni.
Tolong dan sembah oleh pengulu
gawa saya harap ampuni
Dahan patah kayu berduri
kepayang tumbuh dalam dulang
dangangan indah tidak terbelui
sayang sungguh nyawa akan menghilang
Dahulu rebab yang bertangkai
kini topi yang berbunga.
Dahulu adat yang berpakai
kini rodi yang berguna
Daun seganda dikampung cina
burung merpati makan di dulang
karena saya dagang yang hina
makanya tuan tak sedikit sayang
Dari bandung ke Sumedang
dari sumedang sambung ke pati
jangan begitu abang memandang
pandangan abang tembus ke hati
Dari bandung ke sumedang,
dari sumedang sambung ke pati
Abang memberi hamba selendang,
Kubalas dengan jantung hati
No comments:
Post a Comment