Wednesday, March 12, 2014

Ibnu Khaldun mencetus pemikiran baru




HUKUM SOSIAL .pro  kontra    solusi

        Ibnu  Khaldun  dan  seorang ahli sosiologi Rusia yang pindah ke Amerika Serikat. Ia merupakan penganut Teori Siklus. Ia berpandangan bahwa semua peradaban besar di dunia berada dalam siklus 3 sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yaitu:Kebudayaan ideasional. Didasari oleh nilai dan kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural).Kebudayaan idealistis. Perpaduan antara unsur kepercayaan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas berdasar fakta dalam membentuk masyarakat ideal.
Kebudayaan sensasi. Sensasi menjadi tolak ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.


Dalam “Social and Cultural Dynamics”, Sorokin menilai peradaban modern adalah peradaban yang rapuh dan tidak lama lagi akan runtuh dan selanjutnya berubah menjadi kebudayaan ideasional yang baru. Dalam suatu perubahan yang terpenting adalah tentang proses sosial yang saling berkaitan. Sorokin juga memberikan pengertian tentang proses sosial yaitu sebuah perubahan subyek tertentu dalam perjalanan waktu, entah itu perubahan tempatnya dalam ruang atau modifikasi aspek kuantitatif atau kualitatifnya.

Dialektika Hegel yang berisi Thesis , Antithesis dan Sintesa , disebut juga dengan istilah HUKUM SOSIAL ( Dialektika Sosial ) , sehingga dalam proses kehidupan di masyarakat , akan berlaku Thesis , Antithesis dan Sintesa , dan lebih kongkritnya bahwa dalam  kehidupan masyarakat akan muncul PRO  ( Thesis ) , KONTRA  ( Antithesis ) dan SOLUSI / PEMECAHAN ( Sintesa ) .Oleh sebab itu Dialektika Hegel / Dialektika Sosial tersebut sangat berperan dalam pemahaman ilmu – ilmu social , seperti IPS dan dapat pula diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  , sehingga akan menjadi warga negara yang baik , warga negara yang bertangung jawab .

                    Teori Hegel yang disebut dengan istilah Teori Dialektika / Hukum Sosial , yang melipti Thesis , Antithesis dan Sintesa , dapat dan ada relevansinya dalam pendidikan di Indonesia , karena  :
                                  Teori Hegel ( Dialektika Hegel ) dapat diterapkan dalam pengembangan dan pemajuan
pendidikan di Indonesia , dan hal ini sudah diterapkan  oleh Perguruan Taman Siswa  ,
          yang dipelopori oleh Ki Hajar Dewantoro .
Sehingga dengan hal tersebut , ternyata Teori Hegel ( Dialektika Hegel )_ memiliki relevansi bagi dunia pendidikan di Indonesia .
Relevansi teori hegel tersebut nampak pada asas – asas Perguruan Taman Siswa , yang dalam salah satu asas Taman Siswa sesuai dengan prinsip essensialisme hegel dan prinsip Roh Mutlak  .
Adapun asas – asas Perguruan Taman Siswa , antara lain  :
1.    Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam perikehidupan umum .  ( Prinsip Roh Mutlak )
2.    Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupan lahir dan batin , sehingga dapat memerdekan diri . ( Prinsip Roh Mutlak ).
3.    Bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri . ( Prinsip Essensualisme ) .

4.    Asas  Kemerdekaan  ( Prinsip Roh Mutlak ).
5.    Asas  Kebudayaan ( Prinsip Essensialisme )
6.    Asas Kodrat alam
7.    Dan lain – lain .
Berdasarkan asas Perguruan Taman Siswa (  terutama asas Kebudayaan , asas Kemerdekaan , asas bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri ) , maka lahirlah Sistem Among sebagai Metode  pendidikan .
Adapun System Among tersebut adalah :

1.    Ing Ngarso Sung Tuladha ..
Artinya        :    Ketika kita ada di depan ( jadi pemimpin / tokoh ) , kita harus dapat
memberi contoh yang baik ( teladan yang baik ) yang mengandung pendidikan  kepada anak didik kita / masyarakat sekitar kita .

2.    Ing Madya  Mangun Karsa .
Artinya    :    Ketika kita berada di tengah – tengah masyarakat / anak didik  , kita harus


kita harus
dapat membangkitkan masyarakat / anak didik kita  untuk selalu terus maju / berkarya / belajar .
3.    Tut Wuri Handayani .
                       Artinya    :   Ketika kita di belakang  , kita harus dapat mendorong dan member motivasi masyarakat / anak didik kita untuk selalu berusaha / berkarya     dan selalu belajar .
                              
===   Teori Dialektika Hegel ( Thesis , Antithesis dan Sintesa ) dapat diterapkan dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan di Indonesia .
          Penerapan tersebut , dapat dilakukan dalam hal  :
1.     Proses Belajar .
      Dasar pelaksanaan  Prinsip Idealisme .
                Proses belajar sesuatu diawali dari hal – hal yang kecil dan dekat dengan diri kita
                sendiri  dan semakin lama semakin luas dan mendalam , hal ini seperti prinsip belajar
                spiral ,  dari  mikrokosmos ke makrokosmos .
2.     Pengembangan kurikulum .
Untuk mengembangkan kurikulum , maka kurikulum itu harus berpangkal / berpedoman pada landasan idiil  dan organisasi yang kuat .

Sehingga dalam pengembangan kurikulum harus didasarkan pada idealisme dan roh mutlak serta Essensialisme .
3.     Pembelajaran Sejarah .
Teori Dialektika Hegel dapat digunakan dalam proses pembelajaran Sejarah ( IPS Sejarah ) , karena dalam dialektika hegel dikembangkan metode sejarah .
Metode Sejarah yang dikembangkan Hegel , meliputi  :
a.       Sejarah Asli
 Dalam metode ini yang dipelajasi berupa perbuatan , peristiwa dan keadaan 
 sejarah.
b.      Sejarah Reflektif .
 Pembelajsaran sejarah dilakukan dengan cara bahwa penyajian sejarah tidak  
 mengenal batas waktu , sehingga dapat melampaui batas waktu .
c.       Sejarah Filsafati .
 Dalam metoe ini , sejarah diajarkan sebagai konsepsi sederhana tentang RASIO ,
 sehingga kita dapat mengenal sejarah dunia .
 Berdasarkan metode sejarah filsafati , kita dapat membuka cakrawala intelektual
 kita   secara luas , sehingga kita dapat mensikapi sejarah itu sebagai perwujudan /
 perubahan kondisi masyarakat ke depan , hal ini karena filsafati sejarah itu
 didasarkan pada Roh Mutlak ( Roh dunia , rasio manusia dan kebebasan
 memperoleh makna dan posisi yang nyaman dalam konteks sejarah ) .
4.     Pelajaran Bahasa .
Dialektika Hegel dapat pula diterapkan dalam pembelajaran Bahasa ( Bahasa Inggris , Bahasa Indonesia , Bahasa Daerah ) , terutama dalam materi menulis ( cara menulis ) , dengan tipe – tipe yang berbeda sesuai jenisnya .
Dalam menulis sesuatu  ( teks , artikel , kajian , report dan lain – lain ) selalu ada thesis , antithesis dan sintesa . 
          5.   Bimbingan  Konseling
                Teori Hegel dapat pula dipergunakan dalam Porses Bimbingan Konseling bagi seorang siswa .
                Pelaksanaan teorinya diawali dengan thesis yang berupa keadaan seorang anak yang mengalami
                masalah  , dilanjutkan dengan antiesa yang berupa petunjuk / bimbingan guru untuk mengubah                   pribadi dan prilaku anak , sehiungga muncul sintesa baru yaitu perubahan sikap dan prilaku anak
                dan seterusnya  ......

Ibnu Khaldun mencetus pemikiran baru apabila menyatakan sistem sosial manusia berubah mengikut kemampuannya berfikir, keadaan muka bumi persekitaran mereka, pengaruh iklim, makanan, emosi serta jiwa manusia itu sendiri. Beliau juga berpendapat institusi masyarakat berkembang mengikuti tahapnya dengan tertib bermula dengan tahap primitif, pemilikan, diikuti tahap peradaban dan kemakmuran sebelum tahap kemunduran. Pandangan Ibnu Khaldun dikagumi tokoh sejarah berketurunan Yahudi, yaitu Prof. Emeritus, Dr. Bernerd Lewis yang menyifatkan tokoh ilmuwan itu sebagai ahli sejarah Arab yang hebat pada zaman pertengahan. Demikian, Ibnu Khaldun tampil sendiri sebagai genius sejarah terbesar dari Islam yang pertama melahirkan suatu konsepsi filosofis dan sosiologis tentang sejarah. Jika dalam buku “Ideas and History”, Cromwell disebut sebagai “Pembuat Sejarah” tetapi tak pernah menulis sejarah, maka Ibnu Khaldun adalah pembuat sejarah dan sekaligus penulis sejarah…

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook