Thursday, March 27, 2014

Wahai sahabatku Aswir, Siapakah Budha dan siapa Zulkifli?

Sendainya Budha itu nabi
          Tidak mengurangi, iman Islami


     BUDDHA DALAM      AL-QURAN?
Analisis  M.Rakib Ciptakarya.Pekanbaru Riau Indonesia

Dikatakan Gautama Buddha turut diisyaratkan oleh Al-Quran pada Surah At-Tiin.

"Demi Tiin dan Zaituun. Dan Tursina (Bukit Sinai). Dan demi negeri yang aman ini (yaitu Makkah). "(At-Tiin: 1-3)

Dikatakan "Tin" itu adalah pohon tin dan "zaituun" sebagai pohon zaitun.
Pohon zaitun terpercaya melambangkan Yerusalem. Secara tidak langsung ia mengisyaratkan Nabi
Isa dan agama Kristen. Memang buah tin dan buah zaitun banyak terdapat di Baitul Maqdis dan sekitarnya.
Bukit Sinai mengisyaratkan Musa dan agama Yahudi. Sem
emangnya Musa bermunajat di sini.
Makkah pula mengisyaratkan Nabi Muhammad dan agama Islam.
Pokok tin?

Dikatakan bahwa pohon tin itu adalah pohon Bodhi tempat di mana
Gautama Buddha (Pangeran Siddharta) selaku pendiri agama Buddha bermeditasi dan mencapai nirwana (mendapat pencerahan). Oleh itu "Tin" pada ayat itu mengisyaratkan Putera Siddharta dan agama Buddha.

PERTAMA:
Katakanlah memang benar ayat-ayat di atas mengisyaratkan Isa, Musa dan Nabi Muhammad, mereka semua adalah rasul-rasul Ulul Azmi. Kurang cocok
tampaknya susunan ayat dalam surah ini kalau rasul-rasul Ulul Azmi disandingkan dengan seorang rasul biasa seperti Nabi Zulkifli atau Gautama Buddha. Lebih sesuai lagi jika rasul yang Ulul Azmi juga yang terkait di situ. Barulah nampak kesinambungan ayat-ayatnya.

KEDUA:
Bukit Sinai dan Makkah adalah lokasi
, sedangkan tin dan zaitun adalah buah. Terlihat kurang cocok juga. Bagaimana kalau kita katakan yang Tiin dan Zaituun juga adalah lokasi?

Memang Kota Tiin dan Zaituun wujud sejak zaman dahulu dan diyakini wujud di Syam oleh sebagian orang. Jika hal ketiga (Bukit Sinai) dan hal keempat (Makkah) yang disebut dalam ayat itu adalah terkait lokasi, maka lebih mungkin lagi hal pertama (Tiin) dan hal kedua (Zaituun) juga merupakan lokasi, bukan buah. Barulah jelas kesinambungan ayat-ayat tersebut.

Jika benar ia terkait dengan tempat, tidak sesuailah untuk diisyaratkan kepada Gautama Buddha karena kota Tiin dan Zaituun bukan terletak di negara Nepal (tempat asal Gautama Buddha) dan sekitarnya.

KETIGA:
"Demi Tiin dan Zaituun. Dan Tursina (Bukit Sinai). Dan demi negeri yang aman ini (yaitu Makkah). "(At-Tiin: 1-3)

Perhatikan ayat di atas. Beri rumpuan
pada pemisahan yang dibuat antara ayat dengan ayat. Mengapa Tiin dan Zaituun ditempatkan dalam satu ayat, sedangkan Bukit Sinai dan Makkah dalam ayat yang berbeda? Ada kemungkinan Tiin dan Zaituun ditempatkan dalam satu ayat untuk menunjukkan jarak / kedekatan kedua lokasi tersebut. Maksudnya Tiin dan Zaituun dekat.

Ayat-ayatnya tidak disusun begini:
"Demi Tiin. Dan Zaituun. Dan Tursina (Bukit Sinai). Dan demi negeri yang aman ini (yaitu Makkah). "
atau:
"Demi Tiin dan Zaituun dan Tursina (Bukit Sinai) dan demi negeri yang aman ini (yaitu Makkah)."
tetapi disusun begini:
"Demi Tiin dan Zaituun. Dan Tursina (Bukit Sinai). Dan demi negeri yang aman ini (yaitu Makkah). "

Informasi ini mungkin sekali sesuai dengan pandangan sebagian orang yang mengatakan Tiin dan Zaituun itu adalah dua kota yang terletak di Syam, atau di tempat-tempat lain. Jika benar begitu, makin malaplah peluang Gautama Buddha untuk dikaitkan dengan At-Tiin ini.

Satu hal lagi, jika benar Buddha disebutkan pada Surah At-Tiin, tetapi hal itu tidak menjadi bukti yang dirinya adalah Nabi Zulkifli.


BUDDHA MERAMALKAN KEDATANGAN NABI MUHAMMAD
?

Kisah Buddha meramalkan kedatangan Maitreya, yang diyakini oleh sebagian orang sebagai Nabi Muhammad sudah selalu kita dengar dan baca. Oleh itu saya tidak mau memanjangkannya di sini. Kita pendekkan ceritanya.

Katakanlah memang benar Buddha seorang nabi dan memang benar dia meramalkan kedatangan Nabi Muhammad
, hal ini masih juga tidak bisa membuktikan bahwa Buddha dan Nabi Zulkifli itu orang yang sama.

MENCARI PETUNJUK DALAM AL-QURAN


"Dan Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka termasuk orang yang sabar. "(Al-Anbiya ': 85)
"Dan ingatlah Ismail, Ilyasa 'dan Zulkifli. Semuanya orang baik. "(Sad: 48)

Apa kaitan antara ketiga nama dalam ayat pertama dan ayat kedua? Apakah petunjuk-petunjuk tertentu padanya?

Dari segi tempat, Nabi Ismail di Hijaz, Nabi Idris di Mesir dan Nabi Ilyasa 'di Syam. Ketiganya masih dalam dunia Arab dan sekitarnya. Nabi Zulkifli? Mungkinkah dia di luar kawasan dunia Arab dan sekitarnya yaitu di Khurasan, Romawi, India atau lainnya? WaAllahua'lam.

Dari sudut waktu, Nabi Ismail hidup sekitar 1900 SM, Nabi Idris sebelum 3.000 SM, Ilyasa 'sekitar 800 SM. Saya belum jumpa apa-apa petunjuk terkait zaman hidup.


CERITA-CERITA RAKYAT

Cerita-cerita rakyat bukanlah
hujahan yang kokoh. Namun kita petik juga sebagai rujukan sampingan. Manalah tahu kalau-kalau ada informasi-informasi tertentu yang bisa diketengahkan.

Dikatakan sebagian orang bahwa Nabi Zulkifli adalah anak ke Nabi Ayyub. Nama sebenarnya adalah Basyar bin Ayyub. Dia menyahut tantangan seorang raja dan berhasil, lalu dia ditunjuk oleh raja itu sebagai penggantinya. Pangeran Siddharta pula awalnya adalah anak seorang raja, tetapi kemudian keluar berkelana dan menjadi seorang biksu dan tidak memerintah. Berdasarkan informasi sampingan ini, tampaknya kehidupan Nabi Zulkifli dan Gautama Buddha berbeda.


NABI
EZEKIEL / YEHEZKIEL

Ada orang percaya
bahwa Nabi Zulkifli itu adalah Nabi Ezekiel / Yehezkiel sebagaimana yang dinyatakan dalam Bible. Untuk memudahkan urusan, kita andaikanlah mereka memang orang yang sama. Jadi tugas kita sekarang adalah meneliti kisah hidup Ezekiel dan membandingkannya dengan kisah hidup Gautama Buddha.

Ezekiel
diyakini lahir sekitar 622-623 SM. Tahun kematiannya tidak diketahui. Buddha pula diyakini lahir sekitar 563 SM. Zaman hidup mereka tampaknya lebih kurang sezaman. Ini satu petunjuk yang baik ke arah menyamakan pribadi Buddha dengan Nabi Ezekiel dan seterusnya dengan Nabi Zulkifli.

Berdasarkan sumber-sumber Yahudi dan Kristen, pada dasarnya Ezekiel bin Busi hidup di Palestina dan kemudian diasingkan ke Babilonia. Dia berasal dari keluarga para imam Yahudi. Kebanyakan orang di sekelilingnya memandangnya sebagai seorang yang kurang waras.

Beradas
arkan sumber-sumber agama Buddha, Pangeran Siddharta pula hidup di Nepal lalu kemudian keluar mengembara. Dia berasal dari keluarga di raja. Kebanyakan orang di sekelilingnya menyanjung dan menghomatinya.

Tampaknya kehidupan mereka berbeda.

Kisah Nabi Zulkifli
Riwayat Zulkifli sedikit sekali disebutkan dalam Al-Qur'an. Menurut Mufassirin, nama aslinya ialah Basyar. Ia adalah putra Nabi Ayub yang lolos dari reruntuhan rumah Nabi Ayub yang menewaskan anak-anak semua Anak Nabi Ayub. Zulkifli adalah orang yang taat beribadah. Ia melakukan sholat seratus kali dalam sehari.
Suatu ketika, raja di negeri Rom saat itu, Nabi Ilyasa sudah semakin tua. Karena tak memiliki calon pengganti, raja mengadakan sayembara kepada kaum Rom, bahwa siapapun yang berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak melakukan marah, ia akan diangkat menjadi raja.
Hal ini terdapat dalam riwayat Ibnu Jarir : "Apabila Al-Yasa (Nabi Ilyasa), meningkat tua, dan ingin memberikan tugas untuk memimpin bangsa Israel kepada yang sesuai. Baginda mengumumkan: Hanya orang tersebut akan dipertimbangkan untuk menggantikan baginda dan yang berpuasa pada siang hari, mengingati Allah pada malam hari dan menahan diri daripada sifat marah. Salah seorang daripada mereka (Basyar) berdiri dan berkata: Aku akan patuh kepada syarat-syarat tersebut. Baginda mengulangi syarat-syarat itu semula sebanyak tiga kali dan lelaki yang sama berjanji dengan bersungguh-sungguh akan memenuhi syarat-syarat tersebut. Maka dia dilantik untuk membawa tugas tersebut."
Dari kutipan riwayat di atas, Basyar menyanggupi semua persyaratan yang diberikan raja kepadanya. Ia pun dinobatkan menjadi raja. Pada masa pemimpinannya, ia berjanji kepada rakyatnya untuk menjadi hakim adil dalam menyelesaikan perkara. Karena keadilan beliau, maka ia disebut sebagai Zulkifli pada masa itu.
Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah beberapa lama menjadi raja, beliau memenuhi segala janjinya, sehingga Allah memberinya ujian kepadanya dengan setan yang berkeinginan untuk menggoyahkan imannya.
Suatu ketika, setan menjelma sebagai musafir lelaki tua. Keinginannya adalah membuat marah Zulkifli. Ia memaksa penjaga untuk dapat masuk istana dan menemui Zulkifli pada larut malam. Lelaki tua itu diizinkan masuk oleh penjaga istana. Dalam pertemuan tersebut, setan mengadu kepada Zulkifli tentang kekejaman orang lain terhadap dirinya. Namun Zulkifli menyuruhnya untuk datang besok malam ketika kedua belah pihak sudah merasa siap untuk bertemu. Namun musafir tersebut mengingkarinya dan malah datang pagi hari.
Keesokan harinya, musafir tersebut datang dan mengadu seperti pada malam sebelumnya. Maka Zulkifli menyuruhnya untuk datang pada malam hari saja. Lelaki itu berjanji dengan bersungguh-sungguh pada Zulkifli untuk datang pada malam hari. Namun ia mengingkarinya.
Pada hari yang ketiga, musafir itu datang lagi. Pada kali ini, tidak ada tanggapan dari Zulkifli. Maka setan itu tersebut menyelinap menembus pintu dan menunjukkan dirinya kepada Zulkifli. Zulkifli sangat terkejut melihat jelmaan setan tersebut. Lalu dia pun mengtahui bahwa musafir itu adalah setan yang mencoba membuatnya marah namun setan itu gagal. Karena keberhasilan Zulkifli menahan amarah, maka oleh Allah ia diangkat sebagai seorang nabi.
Nabi Zulkifli diutus oleh Allah kepada kaum Rom agar selalu mengingat satu Tuhan dan tidak menyembah berhala.
Suatu ketika terjadi pemberontakan di negerinya oleh orang-orang yang durhaka kepada Allah. Zulkifli menyeru pada rakyatnya agar berperang, namun mereka semua takut mati sehingga tak seorang pun yang mau berperang. Mereka pun meminta Zulkifli untuk berdoa kepada Allah SWT agar mereka semua tidak mati dan menang dalam perang. Zulkifli pun berdoa kepada Allah dan Allah pun mengabulkan doanya.
Pendapat dan Kontroversi tentang Zulkifli
  • Sebagian muslim sependapat dengan pandangan Muhammad bin Jarir al-Tabari, mengangap Zulkifli adalah orang baik dan sabar yang selalu menolong kaumnya dan membela kebenaran, namun bukan seorang nabi. Sebagian lainnya percaya bahwa dia seorang nabi.
  • Maulana Abul Kalam Azad menyatakan bahwa Zulkifli adalah Siddhartha Gautama. Karena kata dzu pada namanya berarti orang atau pemilik sedangkan kata kifl memiliki banyak maknanya. Salah satunya Kapilawastu (tempat lahir Siddharta Gautama yang sekarang bernama Nepal). Namun ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut alasannya.
  • Menurut Baidawi, Zulkifli seperti dengan nabi Yahudi bernama Yehezkiel yang dibawa ke Babilonia setelah kehancuran Yerussalem. Baginda dirantai dan dipenjarakan oleh Raja Nebukadnezzar. Baginda menghadapi segala kesusahan dengan sabar dan mencela perbuatan mungkar Bani Israil.
  • Menurut versi lain nama aslinya Waidiah bin Adrin. Beliau nabi bagi penduduk Suriah dan sekitarnya. Beliau membangun kota Kifl di Irak.


Referensi
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Ibnu Katsir, Qishashul Anbiyaa', hlm 24.
  • Ibnu Asakir, Mukhtashar Taarikh Damasyaqa, IV/224.
  • ats-Tsa'labi, Qishashul Anbiyaa' (al-Araa'is), hlm 36.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  •  





No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook