Wednesday, March 5, 2014

PENDIDIKAN KITA BISA MENGHASILKAN UANG



PENDIDIKAN KITA BISA MENGHASILKAN UANG DAN MEMBAYAR HUTANG 

 
                       PENDIDIKAN BISA MENGHASILKAN UANG,
                                MELALUI KETERAMPILAN, PEMBUKA PELUANG
CINTA KERJA, SUKA BERJUANG
                HARAPAN GENERASI, DI MASA DATANG

Mr. M.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau
Saudaraku..
Selain bencana banjir asap di Sumatra, ada banjir lahar dingin di Jawa, ada lagi banjir kiriman akibat hujan deras yang melanda Indonesia, bencana banjir utang juga sedang melanda terus




LENSAINDONESIA.COM: Selain bencana banjir akibat hujan deras yang melanda Indonesia, bencana banjir utang juga sedang melanda pemerintahan Presiden Susilo Bambang yudhoyono (SBY).
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) kembali mempublikasikan temuannya atas catatan utang luar negeri Indonesia yang saat ini dipimpin Presiden SBY.
Secara mengejutkan, setiap tahun utang Indonesia bukannya berkurang, malah betambah berkali lipat, hingga setiap warga negara Indonesia harus menanggung utang sebesar Rp 8.908.879.
“Saat ini bukan cuma banjir air melanda Indonesia, pemerintah juga banjir utang. Dan setiap satu orang penduduk punya utang sebesar Rp 8,9 juta,” jelas Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi melalui pesan elektroniknya kepada LICOM, Selasa (21/01/2014).
Uchok menjelaskan, pada akhir 2013 atau memasuki akhir Pemerintah SBY, Pemerintah mempunyai utang sebesar Rp 2,277 triliun.  Utang ini belum termasuk defisit APBN 2014 sebesar Rp 175,3 triliun.
Seknas FITRA pun memberikan beberapa catatan atas kondisi utang Indonesia ini. Menurut Seknas FITRA, utang pemerintah ini sangat menyengsarakan rakyat.
Sebab, sampai dengan 31 Desember 2012, Pemerintah telah menandatangani delapan perjanjian pinjaman siaga dengan World Bank,  ADB, JBIC dan Pemerintah Australia dengan total komitmen sekitar USD 10,5 miliar.
Sampai tahun pengelolaan 2012, pinjaman siaga baru dimanfaatkan sebesar JPY 35 miliar (setara dengan USD 350 juta) melalui penerbitan JBIC guaranteed samurai bonds (shibosai) di pasar keuangan Jepang.
Saudaraku…
          Pinjaman siaga lainnya belum dimanfaatkan. Dengan demikian, selama tahun 2012 Pemerintah telah mengeluarkan biaya untuk membayar biaya komitmen maupun biaya front-end atas pinjaman siaga yang belum dimanfaatkan tersebut sebesar Rp 87,43 miliar. Dan biaya frond-end sebesar Rp 87,43 miliar berarti rakyat yang harus bayar,” beber Uchok.
Khusus untuk masa pemerintah SBY, FITRA memiliki catatan sendiri. Pada saat pemerintahan Megawati berakhir, posisi utang Indonesia tahun 2013 sebesar Rp 1,232 triliun.
Saat Presiden SBY mulai berkuasa, posisi utang Indonesia sebesar Rp 1,300 triliun dan sampai tahun 2013 posisi utang Indonesia sampai sebesar Rp 2,277 triliun.
“Maka, selama SBY memegang jabatan presiden, utang Indonesia bertambah sebanyak Rp 1,045 triliun,” beber Uchok.
Fatalnya, posisi utang Indonesia yang mencapai Rp 2,277 triliun itu selalu dianggap aman. Pemerintahan SBY selalu memberikan ukuran indikator rasio utang terhadap PDB. Di mana saat ini indikator rasio terhadap PDB sekitar 31 sampai 29 persen, antara tahun 2009 sampai 2013.
Namun berkaca pada masa pemerintahan orde baru berkuasa, rasio utang terhadap PDB juga antara tahun 1990–1996, rasio utang terhadap PDB tersebut cukup stabil pada kisaran 20%-30%.
Seiring dengan krisis ekonomi tahun 1997–1998, rasio tersebut mengalami kenaikan dengan rasio tertinggi sebesar 88,8% pada tahun 2000.
Sehingga bisa dikata, rasio utang terhadap PDB selalu tidak valid dan mengelabui publik. Karena, kekayaan orang kaya ikut mereka hitung dan mata uang rupiah tidak ada harga di pasaran internasional. Sehingga, ketika dolar naik dan rupiah terpuruk, maka rasio utang juga ikut naik.
“Dari penjelasan di atas, lebih baik pemerintah melakukan moratorium utang daripada menyuguhkan indikator rasio utang terhadap PDB. Agar utang pemerintah bisa berkurang dan rakyat tidak membayar utang sebesar Rp 8,9 juta per orang,” jelas Uchok.
Selain itu, Uchok juga menyalahkan lembaga DPR RI karena tidak melakukan pengetatan anggaran APBN untuk setiap tahun. Anggaran selalu direkayasa untuk defesit agar bisa ditutupi oleh utang.
Padahal, DPR RI bisa melakukan penghematan dengan melakukan misalnya, pengurangan anggaran operasional menteri atau pengurangan perjalanan dinas menteri atau bisa juga melakukan pengurangan perjalan dinas presiden yang pada tahun 2012 sampai menghabiskan anggaran sebesar Rp 202,2 miliar hanya untuk carter pesawat dalam rangka Penerbangan Khusus (Pensus) dan Kunjungan Kerja Presiden.
“Ini sungguh terlalu dan realisasi anggaran sebesar Rp 202,2 miliar diberikan untuk bencana banjir, untuk Jakarta, dan Manado saja bisa mengurangi beban penderitaan rakyat dan membantu rehabilitas rumah-rumah mereka yang rusak, sudah lebih dari cukup,” pungkas Uchok.@firdausi

           Dalam hidup pasti kita pernah risau. Ada yang bernuansa positif dan tidak sedikit yang bermuatan negatif. Dan justru risau itu menandakan bahwa detak jatung kehidupan kita masih ada.

Apa yang dirasakan Khalid dari rasa sepi ditinggal pergi oleh orang-orang dekat; istri dan anak-anaknya merupakan bentuk risau yang positif. Terlebih detik-detik di ambang kematian, adalah satu keadaan yang sangat mendambakan kehadiran mereka. Juga terbayang di benak sahabat ini, setelah kepergiannya maka para kekasihnya tak dapat memandikan, menyalatkan jenazahnya dan memakamkannya.

Dan yang paling merisaukannya adalah bahwa cita-cita hidupnya meraih mati syahid di medan perang tak terwujud di alam realita.

Saudaraku.
INDONESIA  jangan sampai jadi milik asing.
Malaysia dan Singapura, sudah memilki banyak hal di Negara kita Indonesia…Sementara pendidikan kiata memakai dana penataran yang tidak sedikit, berutang lagi ke Auistralia..Duh,,risau aku..Pulau Bidadari, sebuah gugusan kepulauan di ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah dibeli dan dikuasi oleh Lewan Dosky bersama isterinya asal Inggris sejak tiga tahun lalu.

Pulau tersebut dibeli Lewan Dosky dari Haji Mahmud, seorang penduduk Labuanbajo, Kabupaten Manggarai Barat, seharga sekitar Rp495 juta, kata Komandan Korem 161/Wirasakti, Kol Inf APJ Noch Bola kepada para wartawan usai perayaan ulang tahun Korem 161/Wirasakti ke-45 di Kupang, Jumat.

Menurut Danrem, setelah dibeli dan dikuasai oleh warga negara asing itu, penduduk Labuanbajo bersama para nelayan setempat dilarang masuk atau menyinggahi pulau tersebut setelah dikelolanya menjadi objek wisata untuk kepentingan turis asing.

"Tahun lalu, lebih dari 2.000 orang turis asal Inggris dan negara Eropa lainnya mengunjungi Pulau Bidadari untuk menikmati keindahan alam di sekitarnya," kata Danrem Bola dan menambahkan, aparat keamanan sempat dilarang masuk ke pulau itu oleh Lewan Dosky bersama isterinya.
Buah pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini adalah:
• Risau yang memotivasi kita untuk selalu mengukir prestasi mulia di hadapan-Nya adalah warna risau yang terpuji. Kita risau dengan status belum terdaftar di KUA pada usia lebih dari 25 tahun, adalah risau yang positif. Karena hal itu akan memupuk semangat kita untuk menyempurnakan agama sesegera mungkin. Risau karena belum mampu menyelesaikan hafalan al Qur’an di usia 38 tahun. Itu juga merupakan warna risau yang mulia. Sebab ia dapat menjaga semangat agar tak luntur untuk menghafal kalamullah. Tapi jika kita risau lantaran gagal membangun menara bisnis, atau terjatuh dari puncak popularitas, atau cinta terhadap lawan jenis yang tak bersambut dan seterusnya yang menyebabkan kita meratap dan terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan. Maka hal itu sudah barang tentu masuk dalam bab putus asa dari rahmat Allah Swt, yang merupakan bibit dari kekufuran.
Saudaraku,,,
Remaja Hari Ini Lebih Senang Dengan Filem Dan Budya Asing.

Kini keurunan kita  tidak punya idola sepertim Kalid bin walid, yang negarawan dan pahlawan.

• Dahulu para  sahabat Nabi SAW,, rata-rata memiliki banyak keturunan. Jika Khalid bin Walid ra memiliki 40 anak, maka Anas bin Malik lebih banyak dari itu. Disebutkan bahwa anak cucunya yang berkumpul saat khataman al Qur’an di rumahnya lebih dari 100 orang.

• Anak adalah investasi bagi orang tua. Baik di dunia maupun di akherat. Itu artinya semakin banyak kita memiliki keturunan, semakin banyak pula investasi kita. Terlebih Nabi saw pernah memberikan garansi, bahwa siapa yang memiliki tiga orang puteri. Ia berikan sandang, pangan dan mendidiknya dengan baik, maka ia akan terhalang dari sengatan api neraka, sebagaimana yang tersebut dalam riwayat Ibnu Majah. Maka sungguh ironi jika ada orang yang cukup dan bahkan bangga dapat membatasi anak keturunannya dengan dua anak saja.

• Membiasakan diri untuk memberikan penghargaan, pujian, kesaksian yang baik terhadap orang yang shalih, menularkan keshalihan kepada orang lain, berjuang di jalan Allah dan berkiprah untuk melayani umat. Baik di masa hidupnya atau sepeninggalnya. Seperti perkataan Umar ra perihal Khalid bin Walid ra.

• Memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh agar tak terjangkit penyakit menular dan berbahaya semisal kolera dan seterusnya.

• Bersilaturahim kepada orang-orang shalih, terutama generasi terbaik umat ini yakni para sahabat. Hal ini terwujud dengan menelusuri sirah mereka. Karena dengan membaca sirah mereka seolah-olah kita telah berkunjung dan bertatap muka dengan mereka.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook