Charlie
Hebdo, majalah satir
Prancis, mencuri perhatian dunia
M.Rakib LPMP Riau Indonesia
Wahai ananda, intan dikarang
Pantun Melayu, jangan dibuang
Jangan pernah, menghina orang
Untuk bekalmu, di masa datang
Wahai ananda kekasih ibu
Pakai oleh mu pantun Melayu
Agama lain, jangan diberi malu.
Manfaatnya besar untuk diri mu
Wahai ananda permata intan
Pantun Melayu jangan abaikan
Nabi Muhammad, harus muliakan,
Walaupun majalah Barat, membuat penghinaan.
Wahai ananda cahaya mata
Pantun Melayu jangan dinista
Isinya indah bagai permata
Bila dipakai menjadi mahkota
Wahai ananda bijak bestari
Pantun menjadi suluh negeri
Ilmu tersirat payah dicari
Bila disemak bertuahlah diri
Wahai ananda dengarlah amanat
Pantun memantun sudah teradat
Di dalamnya banyak berisi nasihat
Bila dipakai hidup selamat
Selanjutnya dalam untaian ungkapan adat dikatakan:
Apa tanda Melayu jati
memanfaatkan pantun ia mengerti
Apa tanda Melayu jadi
dengan pantun menunjuk ajari
Apa tanda Melayu jati
dengan berpantun ilmu diberi
Apa tanda Melayu jati
dengan berpantun membaiki budi
Apa tanda Melayu jati
dengan pantun membaiki pekerti
Apa tanda Melayu bermarwah
dengan pantun menyampaikan dakwah
Apa tanda Melayu bertuah
dengan pantun memberi petuah
Apa tanda Melayu bertuah
dengan pantun memberi amanah
Apa tanda Melayu bertuah
dengan pantun menyampaikan sunah
Apa tanda Melayu beradat
dengan pantun memberi nasihat
Apa tanda Melayu beradat
dengan pantun meluruskan kiblat
Apa tanda Melayu beradat
dengan pantun membangkitkan semangat
Apa tanda Melayu beradat
dengan pantun membaiki umat
Apa tanda Melayu terbilang
dengan pantun mengajari orang
apa tanda Melayu terbilang
dengan pantun mencelikkan orang
Tantangan bagi, Melayu berbudi
Charliei Habdo, mengeluarkan caci maki.
Terhadap yang mulia, seorang
nabi,
Fitnahnnya, membuat ngeri.
Charlie Hebdo hanya sebuah
majalah, hanya menulis, dan menerbitkan karikatur serta tulisan. Majalah itu
adalah bagian dari budaya satir Prancis, budaya mengeritik dengan menyisipkan
humor, yang sudah mengakar di Prancis sejak sebelum masa Revolusi Prancis.
Memang majalah beraliran kiri itu terkenal dengan cara mengeritiknya yang tajam. Sasarannya macam-macam, mulai dari tokoh politik, partai politik, pemerintah, institusi agama seperti Islam, Kristen, dan Yahudi.
Misalnya dalam sampul edisi khusus Januari 2015, majalah itu memasang gambar Bunda Maria sedang mengangkang dan bayi Yesus keluar dari antara kedua kakinya sambil tersenyum. Di atasnya tertulis, “Kisah Nyata tentang Yesus Kecil”. Bunda Maria adalah sosok suci dalam Gereja Katolik, demikian juga Yesus.
Ketika Michael Jackson meninggal pada 2009, majalah itu memasang sampul kerangka musisi pop asal Amerika Serikat itu dengan tulisan, “Michael Jackson akhirnya putih juga”. Diduga karikatur bertujuan menyindir Jackson, warga AS keturunan Afrika, yang sepanjang hidupnya berusaha terlihat seperti orang kulit putih.
Sementara dalam edisi di tahun 2006, majalah itu memasang gambar Yesus di salib dengan tulisan: “Saya seorang pesohor…tolong bawa saya pergi dari sini!” Tulisan itu adalah judul sebuah reality show Amerika Serikat, yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi Prancis.
Tidak hanya itu, pada 2010 majalah yang sama memasang gambar depan Paus Benediktus XVI yang sedang memegang kondom sambil berkata, “Inilah tubuhku!” Kalimat itu adalah salah satu doa kunci dalam perayaan misa Katolik dan dikutip dari kata-kata Yesus sendiri.
Tetapi memang yang sangat memicu kontroversi adalah karikatur-karikatur Charlie Hebdoyang menyinggung umat Islam. Dalam beberapa edisi, majalah itu memasang gambar Nabi Muhammad di sampul depannya.
Dalam Islam lukisan yang menggambarkan Nabi Muhammad dilarang dan dinilai sebagai penghinaan.
Salah satu karikatur terbarunya pada Oktober 2014 misalnya, menggambarkan seorang lelaki bersorban dan berbaju putih akan dipenggal oleh orang lain dalam busana dan topeng hitam, mirip algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Di atas kartun itu terdapat tulisan, “Jika Muhammad Kembali…”. Gambar kartun itu diyakini menggambarkan ketidakpahaman ISIS tentang Islam, sehingga bahkan jika Nabi Muhammad datang kembali Ia pun akan ditolak oleh kelompok itu.
Sementara pada Desember 2011 majalah itu memuat gambar seorang lelaki muslim berciuman dengan lelaki lain yang mengenakan kaos bertuliskan Charlie Hebdo. Gambar itu diberi judul, “Cinta lebih kuat kebencian”.
Tetapi salah satu yang paling menggemparkan adalah pada November 2011. Majalah Charlie Hebdo nekat memasang kartun Nabi Muhammad di sampulnya dan mengubah nama majalah itu menjadi “Charia Hebdo” – charia adalah kata bahasa Prancis yang berarti syariat.
Gambar sampul itu berbuntut panjang. Di hari yang sama dengan edisi itu diterbitkan, sebuah bom molotov dilemparkan ke kantor majalah itu dan menghanguskan seluruh isi kantor. Website majalah juga diretas dan diisi dengan sebuah kalimat saja, “Tiada tuhan selain Allah”.
Charlie Hebdo juga pernah dikecam oleh pemerintah Prancis dan bahkan digugat di pengadilan pada 2006. Tidak saja memasang gambar Nabi Muhammad di sampul depan, majalah itu juga memuat 12 kartun tentang Nabi Muhammad yang sebelumnya diterbitkan oleh surat kabar Denmark, Jyllands-Posten dan memicu demonstrasi umat Islam di seluruh dunia.
Presiden Prancis ketika itu, Jacques Chirac, mengecam Charlie Hebdo karena dituding telah sengaja memprovokasi umat Islam di Prancis. Sementara organisasi-organisasi Islam Prancis menggugat majalah itu di pengadilan. Pada 2007 pengadilan Prancis memutuskan Charlie Hebdo tidak bersalah karena praktiknya sejalan dengan undang-undang kebebasan berpendapat dan berekspresi di negara Eropa tersebut.
No comments:
Post a Comment