YANG PAHIT, BERNAMA NARKOBA.
Pucuk manis, sambal terasi,
Tukang arit, makan meraba.
Yang manis, bernama prestasi,
Yang pahit, bernama narkoba.
Pucuk palas, si daun palas,
Letakkan saja, di atas lemari.
Bukan malas, sembarang malas.
Orang malas, tak akan mandiri.
Pulau Daik, banyak penyengat.
Pulau Karimun, banyak pegaga;
Kelingking berkait, tetap diingat,
Beribu tahun, dikenang juga.
Pulau Pandan, jauh ke tengah,
Nampak dari, pantai Andalas.
Penipuan terbesar, tentang tanah,
Suratnya berlapis, tiga belas.
Pulau pisang, pulau pauh,
Pasirnya seperti, bintang di langit.
Penipuan yang datang, dari jauh,
Masuk ke kamar, lewat internet.
Tukang arit, makan meraba.
Yang manis, bernama prestasi,
Yang pahit, bernama narkoba.
Pucuk palas, si daun palas,
Letakkan saja, di atas lemari.
Bukan malas, sembarang malas.
Orang malas, tak akan mandiri.
Pulau Daik, banyak penyengat.
Pulau Karimun, banyak pegaga;
Kelingking berkait, tetap diingat,
Beribu tahun, dikenang juga.
Pulau Pandan, jauh ke tengah,
Nampak dari, pantai Andalas.
Penipuan terbesar, tentang tanah,
Suratnya berlapis, tiga belas.
Pulau pisang, pulau pauh,
Pasirnya seperti, bintang di langit.
Penipuan yang datang, dari jauh,
Masuk ke kamar, lewat internet.
Rumah jelek, serambi tak baik,
Ikan tenggiri, di dalam dulang;
Wajah jelek, prestasi baik,
Intelektual tinggi, dipuja orang.
Ikan tenggiri, di dalam dulang;
Wajah jelek, prestasi baik,
Intelektual tinggi, dipuja orang.
Sapu tangan, berbunga hijau,
Paduka membeli, pada Yahudi;
Luka di tangan, karena pisau,
Luka bangsa, karena korupsi.
Menyembah
Setan Demi Jabatan.
Ada yang mendakwakan diri tahu ilmu ghaib seperti memberitahukan apa yang
akan terjadi di bumi dengan bersandar kepada sebab. Itu asalnya adalah mencuri
dengar dari permbicaraan malaikat, lalu disampaikan ke kuping dukun/ kahin.
Lafal kahin (dukun) digunakan untuk tukang ramal (‘arrof), yang
menebak dengan kerikil, munajjim (ahli nujum– perbintangan/ astrolog),
dan digunakan untuk orang yang melaksanakan perkara lain dan upaya memenuhi
hajat-hajatnya..
Dalam
Kitab al-Muhkam dikatakan: Dukun adalah orang yang memutuskan perkara
dengan hal ghaib.
Dalam
kitab Al-Jami’ dikatakan: Orang Arab menamakan setiap orang yang
menyiarkan sesuatu sebelum kejadiannya adalah kahin/ dukun. Al-Khotthobi
berkata, para dukun adalah kaum yang memiliki perasaan tajam, jiwa yang
jahat, dan tempramen berapi-api, lalu mereka dijinakkan syetan karena apa yang
ada di antara mereka yaitu mengait-ngaitkan aneka perkara, dan syetan membantu
mereka dengan segala apa yang membuat kemampuan para dukun itu sampai padanya.
Jenis-jenis
dukun
Perdukunan
di zaman jahiliyah tersebar luas terutama di Arab, karena terputusnya kenabian
di kalangan mereka. Perdukunan itu ada beberapa macam, di antaranya:
Yang
diajari jin.
Dulu Jin-jin itu naik ke langit, lalu sebagian mereka menaiki sebagian lainnya
sampai dekat ke langit paling atas di mana yang mendengar pembicaraan
(malaikat) lalu menyampaikan kepada yang didekatnya, sampai jin yang membisiki
kepada jin yang menyampaikan ke kuping dukun, maka dukun itu menambahi (dengan
kebohongannya). Ketika Islam datang dan Al-Qur’an turun, maka semua langit itu
dijaga dari (intipan) syaitan, dilemparkan nyala api atas syetan-syetan itu,
maka yang masih tersisa dari pencurian mereka adalah apa yang diserobot oleh
syetan yang berada di tempat paling tinggi disampaikan kepada yang bawahnya
sebelum ditimpa oleh nyala api. Kejadian ini ada isyarat Allah Ta’ala dalam
Al-Qur’an:
إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ
فَأَتْبَعَهُ
Kejadian
ini ada isyarat Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an:
إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ
فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ(10)
akan
tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia
dikejar oleh suluh api yang cemerlang. (QS As-Shooffaat: 10).
Dulu
sasaran dukun sebelum Islam itu sangat banyak sekali, seperti membuat
berita-berita tentang syaqq (jenis kelamin –bayi sebelum lahir), suthaih
(hal-hal yang di balik permukaan) dan semacamnya. Adapun di masa Islam maka
sungguh telah jarang sekali hal itu hingga hampir tercerabut. Bagi Allah lah
segala pujian.
Kedua,
Jin
mengabarkan kepada orang yang berteman dengannya mengenai hal yang tidak
diketahui orang lain berupa hal-hal yang manusia pada umumnya tidak melihatnya,
atau orang yang dekat dengan kejadian itu melihatnya, tetapi orang yang jauh
tidak.
Ketiga, bersandar kepada
prasangka, terkaan, dan duga-duga. Ini kadang Allah menjadikan kekuatan bagi
sebagian orang dalam urusan ini serta banyaknya dusta di dalamnya.
No comments:
Post a Comment