KEGAGALAN GURU MENANAMKAN K.1
(Kompetensi Spiritual).
Analisis Dr,H.M.Rakib
Jamari,S.H.,M.Ag. Muballigh IKMI Riau
Pandangan Marx Mengenai Agama Racun
Marx memandang agama sebagai
penghambat perubahan sosial. Pandangan ini tercermin pada ucapan Marx bahwa ‘agama
adalah candu dan racun bagi rakyat’. Menurutnya, karena ajaran agamalah
maka rakyat menerima saja nasib buruk mereka dan tidak tergerak untuk berbuat
sesuatu untuk memperbaiki keadaan. Marx melihat kaum buruh yang dikontekskan
pada zaman itu, mereka pasrah akan keadaan yang mereka terima. Eksploitasi dari
kaum kapitalis diterima dengan dingin tanpa ada usaha untuk melawan.
Agamalah yang menjadi tempat mereka
bersandar sebagai penghiburan dengan menjanjikan kebahagiaan di alam sesudah kehidupan . Usaha Marx untuk menciptakan kesadaran kelas dianggapnya
hambatan yang paling berpengaruh ialah agama. Agama menjadi tempat pelarian
manusia dari kondisi dunia nyata. Keadaan konkrit yang tidak beres membuat
manusia menderita dan mencari racun sebagai obat penenang dalam kehidupan
keagamaan.
Marxis gagal,
memahami, arti takdir Allah,
Disangkanya pasrah, tanpa ada usaha.
Gurunya gagal menghadirkan,
hakekat agaama
Persangkaan yang buruk,
yang dipegangnya.
Marx,
Hegel dan Feubach adalah murid yang tidak mendapaatkan K.1, kompetensi
spiritual ketuhanan yang Maha esa, akibatnya mereka berkeyakinan bahwa alam
memiliki kekuatan untuk mengatur diri mereka sendiri tanpa adanya campur tangan
dzat Supranatural, yang kaum beragama sebut sebagai Tuhan.
Pada titik ini alam telah membuat mereka tersesat, dan tak mampu mengenali cahaya hidayah Allah, baik yang berasal dari alam itu sendiri, maupun dari wahyu Allah melalui kitab-kitabNya.
Allah sendiri telah memberikan jawaban terhadap alasan kaum ateis ini:
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengna memujiNya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.”
QS. Al-Isra’ : 44
Dalam pandangan Al-Quran keteraturan alam semesta adalah bentuk dari tasbih alam terhadap Pencipta mereka. Ketika bumi berputar pada porosnya, hakikatnya, itu adalah bentuk penyucian bumi terhadap Tuhannya, Allah. Alam semesta, seluruh isinya dan ketelitiannya adalah bukti dari adanya Tuhan dan seharusnya menjadi hidayah bagi umat Manusia. Namun sayang, kaum ateis ditutup hatinya dan disumbat telinganya untuk mengenali hidayah ini.
“dan Kami jadikan hati mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menebut Tuhanmu saja dalam al-Quran, mereka berpaling ke belakang melarikan diri (karena benci).”
QS. Al-Isra’ : 44
Selain eksistensi Tuhan, kaum ateis juga mempertanyakan adanya kebangkitan setelah kematian. Dengan tegas mereka menolak anggapan ini. Seperti dalam tulisan saya sebelumnya, saya mengutip pendapat fisikawan Inggris ternama, Stephen Hawking yang berpendapat bahwa bak komputer yang putus kabelnya, manusia pun selesai setelah kematian. Tidak ada kehidupan setelahnya. Hal ini wajar, karena mereka menganut faham empirisme dan rasionalisme di mana segala hal mesti terbukti secara indrawi dan masuk akal. Bagaimana kita membuktikan kebangkitan secara empiris? Bagaimana kita merasionalkan kebangkitan? Sangat sulit memang.
Al-Quran sendiri memiliki jawaban atas pertanyaan ini. Al-Quran mengatakan sangat mungkin manusia dibangkitkan dari kematian, mengingat manusia juga sebelumnya dibangkitkan dari ketiadaan. Kalau memang manusia dibangkitkan dari ketiadaan yang pertama kali mengapa mereka mustahil dibangkitkan untuk yang kedua kalinya? Lalu siapa yang membangkitkannya setelah kematian? Tentunya adalah Dzat yang membangkitkannya untuk pertama kalinya, yaitu Allah. Begitulah al-Quran menjawabnya.
“Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”
Katakanlah: “Jadilah kamu sekalian batu atau besi,
atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu”. Maka mereka akan bertanya: “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah: “Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat”,
(Dikutip dari Al-Muhajirin)
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
ReplyDelete