M.Rakib suka lomba pidato
dan puisi di waktu remajanya
Karunia Tuhan paling berharga,
Adalah kemampuan berbicara.
Mengungkapkan isi hati dengan mulutnya.
Itulah beda, manusia dari makhluk lainnya.
Mampu mengungkapkan dirinya,
Mengatur keadaan lingkungannya,
Menciptakan seni-seni berbicara,
Begitulah usaha mebangunan budaya
Bisa berbicara melalui pantun,
Isinya adalah penuntun.
Menjadi alat komunikasi yang santun,
Memberi kesan akrab, beruntun.
Pantun dan syair ada yang bersifat umum ada pula yang lebih
pribadi/ personal, lebih manusiawi. Kemampuan
bicara memakai pantun, bukan saja diperlukan di depan sidang parlemen, dimuka
hakim atau dihadapan massa. Kemampuan ini dihajatkan dalam hampirseluruh
kegiatan manusia sehari-hari. Penelitian membuktikan bahwa sebanyak 75% waktu kita digunakan untuk
berkomunikasi. Retorika sebagai ilmu bicara sebenarnya diperlukan setiap orang.
Penulis pertama kali merasa beruntung dalam bidang
retorika, ketika berkali-kali dapat juara I pidato di Airtiris Kampar, tahun
1974-1980, gunanya untuk khotbah, ceramah, peringatan maulid, Isra’ Mikraj, dan
membaca puisi. Ada ungkapan menyatakan:
“Hanya orang
yang pandai bicara adalah sungguh-sungguh manusia” kata Quintilianus seorang
ahli retorika Romawi. Apa yang dikatakan Quintilianus ini tidaklah berlebihan,
karena memang dengan berbicara kualitas seseorang dapat dinilai. Orang yang
tutur katanya teratur, jelas dan mudah dimengerti menunjukkan jalan pikirannya
yang jernih dan teratur. Sebaliknya orang yang suka berbicara berbelit-belit
atau tidak dapat mengungkapkan hal yang dimaksudnya, menunjukkan jalan pikiran
yang kacau pula. Banyak orang dikagumi karena kemampuan bicaranya. Mantan
presiden pertama RI salah satunya. Ir. Soekarno terkenal sebagai orator yang
ulung. Kemampuan merangkai kata membuat siapa saja akan terpesona dan tidak
ingin melewatkan setiap kata yang diucapkannya. Kepiawaian beliau dikenal tidak
di Indonesia saja, bahkan seluruh dunia mengakuinya. Sebagai penghargaan
terhadap kemampuan pidatonya, setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
pidato Bung Karno. Kemampuan yang dimilikinya adalah ilmu retorika.
Indonesia
sebagai negara berkembang masih memberlakukan kemampuan berbicara seseorang
menjadi rujukan keahlian dan bakat kepemimpinan. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya pemimpin yang lahir di masyarakat kita melalui kelancaran seperti
kefasihan berbicara, baik dalam bentuk formal seperti pidato, kampanye dan lain
sebagainya. Apa itu
retorika dan bagaimana perkembangannya? Tulisan ini akan mengupas tuntas hal
tersebut.
MANFAAT PENULISAN
Mengingat betapa pentingnya kita memahami ilmu
retorika sebagai bekal seseorang pembicara, maka dengan penulisan makalah ini
diharapkan dapat memberi manfaat sebagai penambah khasanah keilmuaan yang
menjadikan kita semua seorang pembicara yang menarik, memahamkan, tidak
bertele-tele dalam berbicara khususnya pada karya-karya tulis kita.
PENGERTIAN RETORIKA MODERN
Syair
penyedap kata, asalnya dari Arab, kata beretorika modern diartikan sebagai seni
berbicara atau kemampuan untuk berbicara dan berkhotbah sehingga efektivitas
penyampaian pesan dalam retorika sangat dipengaruhi oleh teknik atau
keterampilan berbicara komunikator.
Retorika
modern harus disampaikan secara efektif dan efisien dan lebih ditekankan
kepada berbahasa secara tertulis, dengan tidak mengabaikan kemampuan secara
lisan. Berbahasa secara efektif diarahkan kepada hasil yang akan dicapai
penulis dan pembaca, bahwa amanat yang ingin disampaikan dapat
diterima dan utuh.
Sedangkan
secara efisien dimaksudkan bahwa alat atau cara yang dipergunakan untuk menyampaikan
suatu amanat dapat membawa hasil yang besar, sehingga penulis dan pembicara
tidak perlu mengulang dan berlebihan dalam penyampaian. Sehingga retorika
modern lebih mengedepankan bahasa tertulis tanpa mengesampingkan bahasa lisan.
Pertemuan orang Eropa dengan Islam dalam Perang Salib
menimbulkan Renaissance. Renaissance mengantarkan kita kepada retorika modern.
Yang membangun jembatan, menghubungkan Renaissance dengan retorika modern
adalah Roger Bacon (1214-1219). Ia bukan saja memperkenalkan metode
eksperimental, tetapi juga pentingnya pengetahuan tentang proses psikologis
dalam studi retorika. Yang mempraktekkan retorika secara tepat dan jenius dalah
Bung Tomo, Bung Karno, Hamka dan ada ribuan contoh lain di Indonesia.
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
ReplyDelete