KETIKA PENDIDIKAN TANPA SIASAT
DAN FILASAFAT
Catatan Ringan Dr.Drs. H.M.Rakib Jamari.,SH.,M.Ag.. LPMP Riau
Dunia pendidikan seharusnya punya spionase,
punya siasat dan filsafat. Anak dibiarkan nyontek, apakah ini bagian dari siasat.
Ketika sertifikasi guru tetap mulus, akibatnya FKIP kewalahan menerima
mahasiswa, ada falsafah apa di belakangnya, yah tentu saja falsafah ekonomi,
artinya hilangkanlah pengangguran, cepatkan mahasiswa bekerja dan menerima
gaji. Sangat sederhana, singkat, tanpa memerlukan renungan siasat yang dalam,
berupa strategi pendidikan dalam menghadapi zaman yang makin materialistis.
Hutan kita siapa yang menglola. Tambang emas kita siapa yang menglola?
Kulihat ibu pertiwi, sedang bersusah hati,
Air matanya berlinang, emas intan yang
kau kenang.
Lagu ini diciptakan
zaman penjajahan, dalam siasat dan filsafat terkandung di dalamnya. Jangan
belajar filsafat pendidikan hanya menghafal definisi saja, tapi buat filsafat
dan siyasat baru. Apakah pendidikan kita hari ini
sudah memakai hasil renungan siasat dan filsafat?Kata filsafat atau falsafat,
berasal dari bahasa Yunani, dari kata philos, yang berarti cinta, senang, suka,
dan kata sophia, yang berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan.
Menurut
Hasan Shadini dalam Jalaludin (1997:9), filsafat adalah cinta kepada ilmu
pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan.
Filsafat pendidikan memberikan
inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori
pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan
prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik
pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna
mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori
pendidikan.
Peranan filsafat pendidikan memberikan
inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat,
memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang
kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu
dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan
dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar
tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik. Tugas
filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis (bahkan
spekulatif) secara mendalam dan memdasar melalui proses pemikiran yang
sistematis, logis, dan radikal (sampai keakar-akarnya), tentang problema hidup
dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan dasar yang
berintikan kepada “trichotomi” (tiga kekuatan rohani pokok) yang berkembang
dalam pusat kemanusiaan manusia (natropologi centra).
Menurut
Imam Barnadib dalam Jalaludin (1997:9), filsafat sebagai pandangan yang
menyeluruh dan sistematis.
Jadi
filsafat dapat diartikan sebagai cara berfikir atau pandangan yang sistematis,
menyeluruh, dan mendasar tentang suatu kebenaran.
Pengertian Filsafat Pendidikan
Pengertian
Filsafat Pendidikan menurut Al Syaibani dalam Jalaludin (1997:13),
filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat tersebut sebagai cara untuk mengatur, dan menyelaraskan proses
pendidikan. Artinya, bahwa filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai
dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat
pendidikan dan pengalaman kemanusian merupakan faktor yang integral atau satu
kesatuan. Sementara itu, filsafat juga didefinisikan sebagai pelaksana
pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan, falsafah
tersebut menggambarkan satu aspek dari aspek-aspek pelaksana falsafah umum dan
menitik beratkan kepada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi
dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan
secara praktis.
Menurut
John Dewey dalam Jalaludin (1997:13 ), filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir
(intekektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju kearah tabiat manusia,
maka filsafat dapat juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.
Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
Dalam
berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horisontal.
Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat
pendidikan.
Antara
filsafat dan pendidikan terdapat hubungan horisontal, meluas kesamping yaitu
hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda,
sehingga merupakan synthesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang kehidupan
yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan
pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran
atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan
pengajaran.
Adapun
filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau turun ke
bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar
pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan
puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu
adalah hubungan tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun
ilmu pengetahuan yang sejenis.
Maka
dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu
terapan adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada
penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang
berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.
Dalam
buku filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi
mengemukakan bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan
pendidikan sangat erat sekali antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya
hubungan tersebut disebabkan karena kedua disiplin tersebut menghadapi
problema-problema filsafat secara bersama-sama.
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
ReplyDelete