Kisah dari Tafsir Ibnu
Katsir, tafsir Ali Imran ayat 59-62, juga dapat dibaca dalam buku Munawar
Chalil, Tarikh Peri Kehidupan Rasulullah)
Dicatat ulang oleh
Dr.Haji M.Rakib,S.H.,M.Ag.
Pekanbaru Riau
Indonesia.
2016
Ada rombongan yang ahli debat
menemui Rasulullah SAW, dan masuk ke masjid ketika beliau sedang shalat Ashar. Mereka
memakai pakaian jubah pendeta dan mantel yang indah, sehingga para sahabat Nabi yang melihat terkagum-kagum dan berkata, “Kami belum pernah melihat ada utusan seperti
mereka.”
Waktu shalat mereka
telah tiba, kemudian mereka pun shalat di masjid Rasulullah Saw. Rasulullah
membiarkan mereka. Mereka shalat menghadap arah terbitnya matahari. Selesai
shalat, maka As-Sayyid dan Al-’Aqib berbicara kepada Rasulullah SAW, maka
Rasulullah berkata kepada keduanya, “Masuklah kalian berdua ke dalam agama
Islam.”
Keduanya berkata,
“Kami telah masuk Islam sebelum kamu.”
“Kalian berdua bohong,
kalian menyatakan bahwa Allah mempunyai anak. Sembahan kalian salib dan makanan
kalian babi. Semua itu telah mencegah keislaman kalian,” jawab Rasulullah SAW.
Keduanya berkata,
“Jika Isa bukan anak Allah, lalu siapakah ayahnya?” Selanjutnya, mereka
semua mendebat Rasulullah dalam masalah Nabi Isa.
Nabi SAW berkata,
“Bukankah kalian sudah tahu bahwa seorang anak tidak akan ada kecuali dia
menyerupai ayahnya?”
Mereka berkata,
“Benar.”
Nabi Saw, “Bukankah
kalian sudah tahu bahwa Tuhan kita Maha Hidup dan tidak mati, sedangkan Isa
bersifat fana/rusak?”
“Benar,” jawab mereka.
Nabi Saw, “Bukanlah
kalian sudah tahu bahwa Tuhan kita adalah Dzat yang berdiri sendiri/tidak
membutuhkan orang lain, menjaga segala sesuatu dan memberikan rezeki?”
“Benar,” jawab mereka
lagi.
“Apakah Isa memiliki
salah satu dari hal itu?” tanya Nabi Saw.
Mereka menjawab,
“Tidak.”
Kemudian Nabi SAW
berkata, “Sesungguhnya Tuhan kita membentuk Isa di dalam rahim sesuka-Nya, dan
Tuhan kita tidaklah makan, tidak minum dan tidak membuang kotoran.”
Mereka berkata,
“Benar.”
Nabi SAW, “Bukankah
kalian sudah tahu bahwa Isa digendong oleh ibunya sebagaimana perempuan yang
menggendong, kemudian meletakkannya sebagaimana seorang perempuan meletakkan
anaknya. Kemudian diberi makan sebagaimana bayi yang di suapi, kemudian makan,
minum dan buang kotoran?”
Mereka semua
membenarkan perkataan Nabi SAW.
“Jika semua itu benar,
lalu mengapa Isa menjadi anak Allah sebagaimana yang kalian sangkakan?” tanya
Nabi kepada rombongan Nasrani itu.
Para pendeta dan
rombongan Nasrani itu, semuanya bungkam, tak bisa berkata apa-apa lagi.
Wallahu’alam bish
shawab… []
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
ReplyDelete