Tuesday, February 9, 2016

Ada Tiga Kelompok Ulama.Catatan Dr.Haji M.Rakib Jamari, S.H.,M.Ag, Pekaanbaru Riau Indonesia

AL-'ULAMA` WARATSATU AL-ANBIYA’
العلمـاء  ورثـة  الانبيـاء""
Dr.Haji M.Rakib Jamary (Editor)

A.Pengertian  Ulama

Ulama adalah ahli syari’ah yang memiliki ilmu untuk menjelaskan halal dan haram, hingga ummat memahami hukum-hukum Allah.

Firman Allah Swt, dalam surah Fathir : 11
إنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ العُلَمَاء
Sesungguhnya (orang) yang takut kepada Allah diantara para hamba-Nya, hanyalah ulama.
Syeikh  Wahbah  Az-Zuhaily  memberikan  komentar  terhadap  ayat  tersebut: “Meskipun arti kata Al-’Ulama’ dalam ayat tersebut mencakup berbagai macam kepakaran, baik dalam bidang fisika, biologi, atau rahasia alam semesta, tapi yang benar-benar dapat disebut sebagai ulama’ hanyalah yang memiliki rasa takut kepada Allah. Dan yang  tidak  memiliki rasa  takut kepada Allah, dia tidak  dapat disebut sebagai ‘ulama` ". (Tafsir Al-Munir, juz 21 – 22).
Hadits Nabi saw :
وعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ في حديث طويل ومنه: "إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ, إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا, إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ؛ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ" (جامع الترمذي، كتاب العلم، باب: ما جاء في فضل الفقه على العبادة، ح : (2682).
Artinya :Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan  dinar (uang emas) dan dirham (uang perak), mereka hanya mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambilnya berarti dia telah mengambil bahagian yang sempurna”. 
Dalam   sebuah  hadis, Nabi   Muhammad  s.a.w.  bersabda :
 ” العلمـاء  ورثـة  الانبيـاء , يحبهم  أهـل  السمـاء و تسـتغـفر لهـم ا لحـيتان  فى البحر اذا مـاتوا  الى يوم  القيـامـة"
“Ulama’ itu pewaris para Nabi, mereka dicintai oleh para malaikat di langit, dan ikan di laut memohonkan ampunan untuk mereka, apabila mereka  meninggal sampai hari kiamat“.

B.Ulama Sebagai Pelita Dunia

Rasulullah Saw bersabda  (HR. Abu Daud, Nasa'i dan Baihaqi)  :
العُلَمَاءُ سِرَاجُ الدُنْيَا.  العُلَمَاءُ مِصْبَاحُ العَالَمِ

Ulama adalah pelita dunia.  Ulama adalah pelita (lentera) alam semesta.
Hadis ini menjelaskan bahwa ulama yang menjadi penerus risalah Islam, diberi karamah oleh Allah Swt sebagai pelita dunia. Artinya, para ulama ahli syari’ah memiliki ilmu untuk menjelaskan halal dan haram, hingga ummat memahami hukum-hukum Allah Swt yang berkaitan dengan prilaku lahiriyah. Sedangkan para waliyullah diberi karamah berupa radiasi batin untuk mengantar dan membimbing manusia sadar kembali serta makrifat kepada Allah wa Rasulihi Saw.
Karena ulama membawa “Nur Ilahiyah” yang diwarisi dari Rasulullah saw, mereka diberi kedudukan yang tinggi oleh Allah Swt sebagi tempat menhormat Allah Swt wa Rasulihi Saw. HR. Abu Daud Rasulullah saw bersabda:
 وَمَنْ أَكْرَمَنِي أَكْرَمَ الله  مَنْ أَكْرَمَ عَالِمًا أَكْرَمَنِي
Barang siapa menghormat orang yang alim berarti ia telah menghormat aku (Rasulullah). Dan barang siapa menghormat aku berarti ia telah menghormat Allah.

Ada Tiga Kelompok Ulama

Tentang pengertian ulama pewaris nabi, Ibnu Katsir (6/545) menukil pendapat Imam Sofyan Tsaury ra (ulama sufi yang juga ahli dalam bidang hadis) – dari Abi Hayyan al-Tamimiy yang membagi ulama kedalam 3 (tiga) bagian  :
العُلَمَاءُ ثَلاَثَةٌ :عَالِمُ  بِاللهِ يَخْشَى اللهَ وَلَيْسَ بِعَالِمٍ بِأَمْرِ اللهِ, عَالِمٌ بِاللهِ وَعَالِمٌ بِأَمْرِ اللهِ  يَخْشَى اللهَ فَذَاكَ العَالِمُ الكَامِلُ,  وَعَالِمٌ بِأَمْرِ اللهِ وَلَيْسَ بِعَالِمٍ بِاللهِ فَذَاكَ العَالِمُ الفَاجِرُ
Artinya : Ulama ada tiga kelompok; 1. Ulama yang memahami ilmu tentang Allah, serta takut kepada Allah, namun ia tidak `alim tentang hukum-hukum Allah, dan 2. Ulama yang memahami ilmu tentang Allah serta alim tentang hukum-hukum Allah, dan ia takut kepada Allah, maka itulah orang alim yang sempurna, dan, 3. Ulama yang memahami hukum-hukum Allah, tapi tidak alim ilmu tentang Allah, maka itulah ulama yang durhaka.

Kesimpulan dari penjelasan Imam Tsuary diatas, ukuran waratsatul anbiya’ dilihat dari rasa khasy’yah (benar-benar takut) kepada Allah Swt Kemudian dari kemampuannya memahami dan mengetrapkan ilmu BILLAH, dan baru dilihat dari penguasaannya terhadap ilmu agama yang membahas ibadah lahiriyah. Jika seorang ulama memiliki ketiganya, maka dialah ulama yang Kamil Mukammil (al-Ghauts Ra).

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook