PENYAKIT MANUSIA MODEREN
LEMAHNYA CITA RASA TAUHID DAN MORALITAS AGAMA
ANALISIS RINGAN DARI Dr.Haji M.Rakib Jamari,S.H.,M.Ag
Musdah,Ulil,
Muqsit mendukung LGBT dan banyak lagi dosen lainnya yang jenius dan cerdas, tidak kurang
hebatnyadalam dialog dan memberi kuliah. Sisi lemahnya mereka ialah lemahnya
penghayatan terhadap aqidah tauhid serta akhlakul karimah.Tegasnya otak bagus
tapi fitrah imannya kosong. Dalam nyanyian Nasidaria, menyatakan awas penyakit
tiga kosong.
Ilmu penuh, iman kosong,
Setan dan Iblis, terus mendorong.
Mengaku paling benar, agak sombong,
Aqidahnya lemah, tak tertolong.
Majalah
Cahaya Nabawiy Tahun 2012 tentang penyakit moral ini tidak disadari ketika ia menjadi semakin kronis.
Setidaknya pada tulisan ini akan penulis sebutkan lima macam
"penyakit" modern yang umum kita temui di sekitar kita:
Pertama adalah penyakit yang timbul sebagai dampak munculnya
seluler. Teknologi informasi seluler telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam
hidup . sehari-hari kita. Ironisnya hal itu amat menyita waktu kita. Orang
kerap lupa waktu jika sudah memegang HP pintar dengan bermacam aplikasinya
seperti jejaring sosial. Orang kadang lupa dan apatis terhadap orang-orang di
sekitarnya. Mereka berdekatan jarak namun terasa jauh, karena masing-masing
sibuk dengan HPnya. Kadang lupa waktu shalat dan zikir. Bisa dikatakan bahwa
alat semacam HP telah menyita waktu kita untuk hal-hal ; yang kebanyakan tidak
bermanfaat. (Majalah Cahaya
Nabawiy Tahun 2012)
Kita tidak bermaksud menafikan manfaat HP dalam kehidupan
sosial. Tetapi ketika HP sudah sedemikian canggih, maka manfaat utama untuk
komunikasi i positif dan informatif beralih pada sarana hiburan. Manusia memang
butuh , hiburan. Namun sayang, banyak orang
sudah melupakan waktu yang
berpotensi mengabaikan hal yang lebih bermanfaat seperti membaca Al-Quran atau
berdzikir. Tampaknya tangan yang seharusnya dekat dengan biji tasbih, kini jauh
lebih akrab j dengan HP. Telinga yang dulu banyak mendengar hal-hal bermanfaat
kini lebih banyak dihabiskan untuk mendengarkan obrolan tak penting yang kadang
tak kenal waktu.
Kedua adalah keranjingan hiburan. Sudah sering kita saksikan
bagaimana pemuda-pemudi kita atau para orang tua begitu keranjingan hiburan.
Mulai dari game di internet sampai pada menghadiri konser musik. Dunia
intertainmen seolah sudah menjadi identitas yang lekat dengan mereka.
Kegiatan keagaamaan yang serius tak pernah mendapat respon semeriah dunia
hiburan. Refreshing memang juga dibutuhkan, namun Ironis sekali ketika hiburan
itu menjadi begitu "wajib"nya dalam pandangan para peeandunya.
Seorang guru mungkin berteriak- teriak ketika memberikan
peringatan kepada murid yang kadang tak digubris. Seorang khatib mungkin akan
berapi-api dalam memberikan orasinya, yang kadang hanya sekedar jadi tontonan
dan rutinitas tanpa peresapan makna. Bandingkan dengan artis yang begitu
digandrungi dan ditaati ketika meminta para penontonnya untuk mengangkat tangan
atau mengajak bergoyang bersama. Anak-anak kita hafal di luar kepala lagu-lagu
kelompok band. Tetapi berapa dari mereka yang mengerti apalagi hafal Asma'ul
Husna beserta artinya, atau sifat-sifat Allah dan para rasulNya, atau nama-nama
malaikat dan tugas-tugasnya?
Ketiga
adalah pamer kecantikan dan keseksian. Sudah sering kita saksikan di sekitar
kita betapa kini banyak orang telah terjebak dalam tren pamer lekuk tubuh dan
kecantikan tanpa atau dengan menyadari bahwa hal itu bertentangan dengan norma-
norma agama dan berpotensi memancing fitnah dan syahwat. Ironisnya hal itu
malah didukung oleh pihak media. Bahkan pihak medialah yang telah mengajari
masyarakat jadi hobi pamer dan menonton aurat. Hal itu juga bisa kita lihat
dari sekian banyaknya produk yang diiklankan di televisi yang rata-rata berupa
iklan komoditas pendukung pamer kemolekan tersebut.
Pada akhirnya tren berbusana juga mengarah pada nuansa pamer
kemolekan dan kecantikan yang sebenarnya merupakan budaya Jahiliyah dahulu.
Islam datang mengajarkan kesantunan, termasuk dalam berbusana yang lebih
memberikan kesejukan suasana. Tetapi Barat merusaknya dengan menularkan budaya
mereka melalui jaringan multimedia. Dengan bahasa "globalisasi" dan
semacamnya, ukuran moralitas telah mereka belokkan ke arah penurutan libido dan
ego. Maka istilah yang tidak Islami pun semacam "gaul" kian sering
kita dapati di tengah masyarakat. Pengertian Istilah "modern"pun
dibelokkan pada pergaulan bebas dan tren Barat.
Keempat, belakangan ini muncul joke-joke dalam komunikasi jejaring
sosial yang berbau istilah-itilah agama tapi sebenarnya jauh dari mendidik.
Contohnya adalah kidding-kidding dalam BBM, FB dan semacamnya yang
"melibatkan" nama Tuhan, nabi, malaikat, pahala, siksa, surga dan
neraka. Hal itu kita khawatirkan dapat mengganggu keimanan. Perihal akhirat
yang serius dan harus dicemaskan seperti neraka, malah menjadi semacam hal-hal
lucu yang ditertawakan. Bagaimana jika yang membaca adalah anak-anak kita atau
orang-orang yang belum mendalam pengertian agamanya? Kita jangan sampai
tergolong orang-orang yang masuk kategori mempermainkan agama.
Kita memang menolak keras ketika ada
pencitraan buruk Islam di dunia Barat. Tetapi sayangnya, tanpa disadari, kita
telah melakukan hal-hal yang sekilas terlihat remeh, tapi sebenarnya termasuk
tindakan pendangkalan agama di tengah kehidupan sosial. Wal-'iyadzu billah.
Penyakit modern kelima yang
tak kalah parah dan lebih memprihatinkan adalah maraknya perselingkuhan sebagai
efek samping teknologi seluler.
Simak di: http://www.sarkub.com/2013/lima-penyakit-manusia-modern/#ixzz40HygpbRI
Powered by Menyansoft
Follow us: @T_sarkubiyah on Twitter | Sarkub.Center on Facebook
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
ReplyDelete