INTISARI
PENDIDIKAN KARAKTER IALAH
PENANAMAN
PRINSIP JANGAN MENJADI BANGSA PEMALAS
Oleh
Dr.Drs.Mhd.Rakib,S.H.,M.Ag
Simaklah
pantunku ini
KALAU MENUMIS, DAUN KATU,
JANGAN DITUMIS, DAUN TALAS
PENDIDIKAN AHANYA, AKAN BERMUTU
APABILA MENGIKIS, SIKAP PEMALAS
JIKA TUAN MENCARI KUTU
JANGAN TERLALU, DEKAT BUBUR
JIKA INGIN PENDIDIKAN BERMUTU
KURANGILAH WAKTU LIBUR
Tolong..tolong:
1.
Tolonglah
perhatikan, bahwa apabila kita ingin sejajar dengan masyarakat dunia, kikislah
kurikulum yang tidak mengikis sikap pemalas, alias banyak teori sedikit
praktek. Kemudian standar kerja yang
harus kita lakukan harus sama dengan standar internasional.
2.
Tolonglah
direformasi, bahwa selama ini pendidikan kita terlalu terlena dengan belajar PAKEM yang menyenangkan, tapi sikap
kerja yang santai. Hari libur sekolah-sekolah kita cenderung lebih lama dibandingkan dengan
negara-negara lain. Untuk libur Idul Fitri, lantai bursa bisa libur sampai
tujuh hari. Ini yang membuat Presiden bertanya-tanya, apakah libur selama itu
tidak akan mengganggu perekonomian nasional.
Di tengah dunia yang berlari kencang,
libur yang begitu lama tentunya membuat kita kehilangan banyak kesempatan. Di
tengah antusiasme yang besar dari para pemilik modal dunia untuk masuk ke pasar
modal Indonesia, tentunya libur panjang membuat para investor pasti
terheran-heran.
Kita
memang selalu cepat untuk menyesuaikan dengan gaya negara-negara yang maju.
Ketika orang lain bekerja hanya lima hari kerja setiap minggu, kita cepat
mengubah hari kerja dari enam hari menjadi lima hari. Ketika ada hari terjepit
di antara dua hari libur, kita memerpanjang menjadi libur resmi dengan alasan
daripada karyawan juga bolos bekerja.
Seringkali
kita tidak memahami konteks bangsa lain menerapkan pola seperti itu. Bahkan
yang mengkhawatirkan, kita tidak mau mengerti bagaimana bangsa lain itu efektif
dalam menggunakan waktu kerja dengan orientasi hasil kerja yang juga jelas.
Padahal
sebagai bangsa yang tertinggal start-nya dibandingkan negara maju, kita harus
bekerja jauh lebih keras dari mereka. Ibaratnya kalau perlu kita tidak boleh
libur agar bisa menyamai kemajuan bangsa-bangsa lain.
Itulah
yang dilakukan bangsa Korea dan juga China. Mereka mengejar ketertinggalan dari
bangsa lain dengan bekerja keras. Mereka membangun etos kerja yang tinggi agar
bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Sering
kita mengingatkan bahwa konsumtivisme dan konsumerisme yang menjadi gaya hidup
bangsa modern tidak terjadi dengan sendirinya. Pada bangsa lain, mereka
menikmati itu setelah melalui proses panjang bekerja. Mereka melewati masa
revolusi hijau dan kemudian revolusi industri yang menghasilkan etos kerja dan
disiplin, sehingga membuat mereka bisa menghasilkan sebuah produk. Bahkan
produk itu dikembangkan menjadi produk-produk yang lebih maju dan canggih. Baru
kemudian mereka menikmati hasil kerja itu.
Kita
belum pernah melewati revolusi-revolusi yang menghasilkan etos kerja yang
tinggi. Sebagai bangsa kita belum menghasilkan sebuah produk industri yang
menjadi kebutuhan masyarakat dunia. Lalu tiba-tiba kita ingin menikmati
konsumtivisme dan konsumerisme.
Perubahan
orientasi harus kita lakukan. Kita tidak boleh terlena menjadi bangsa yang
santai. Kita harus memacu diri kita untuk menjadi bangsa yang dikatakan Samuel
L. Huntington sebagai bangsa dengan kultur kerja yang kuat.
Presidenlah
yang harus mendorong perubahan oreintasi itu. Dengan contoh yang nyata,
Presiden harus mengedukasi warga bangsa ini untuk menjadi bangsa yang tangguh
dan tidak cengeng. Presiden harus mengajarkan bagaimana kerja keras dan kerja
cerdas itu harus dilaksanakan..
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
ReplyDelete