Thursday, February 18, 2016

JANGAN MENJADI BANGSA PEMALAS Oleh Dr.Drs.Mhd.Rakib,S.H.,M.Ag Simaklah pantunku ini



INTISARI PENDIDIKAN KARAKTER IALAH
PENANAMAN PRINSIP JANGAN MENJADI BANGSA PEMALAS

Oleh Dr.Drs.Mhd.Rakib,S.H.,M.Ag
Simaklah pantunku ini

KALAU MENUMIS, DAUN KATU,
JANGAN DITUMIS, DAUN TALAS
PENDIDIKAN AHANYA, AKAN BERMUTU
APABILA MENGIKIS, SIKAP PEMALAS

JIKA TUAN MENCARI KUTU
JANGAN TERLALU, DEKAT BUBUR
JIKA INGIN PENDIDIKAN BERMUTU
KURANGILAH WAKTU LIBUR

Tolong..tolong:
1.      Tolonglah perhatikan, bahwa apabila kita ingin sejajar dengan masyarakat dunia, kikislah kurikulum yang tidak mengikis sikap pemalas, alias banyak teori sedikit praktek. Kemudian  standar kerja yang harus kita lakukan harus sama dengan standar internasional.
2.      Tolonglah direformasi, bahwa selama ini pendidikan kita terlalu terlena dengan  belajar PAKEM yang menyenangkan, tapi sikap kerja yang santai. Hari libur sekolah-sekolah  kita cenderung lebih lama dibandingkan dengan negara-negara lain. Untuk libur Idul Fitri, lantai bursa bisa libur sampai tujuh hari. Ini yang membuat Presiden bertanya-tanya, apakah libur selama itu tidak akan mengganggu perekonomian nasional.
        Di tengah dunia yang berlari kencang, libur yang begitu lama tentunya membuat kita kehilangan banyak kesempatan. Di tengah antusiasme yang besar dari para pemilik modal dunia untuk masuk ke pasar modal Indonesia, tentunya libur panjang membuat para investor pasti terheran-heran.
Kita memang selalu cepat untuk menyesuaikan dengan gaya negara-negara yang maju. Ketika orang lain bekerja hanya lima hari kerja setiap minggu, kita cepat mengubah hari kerja dari enam hari menjadi lima hari. Ketika ada hari terjepit di antara dua hari libur, kita memerpanjang menjadi libur resmi dengan alasan daripada karyawan juga bolos bekerja.

Seringkali kita tidak memahami konteks bangsa lain menerapkan pola seperti itu. Bahkan yang mengkhawatirkan, kita tidak mau mengerti bagaimana bangsa lain itu efektif dalam menggunakan waktu kerja dengan orientasi hasil kerja yang juga jelas.

Padahal sebagai bangsa yang tertinggal start-nya dibandingkan negara maju, kita harus bekerja jauh lebih keras dari mereka. Ibaratnya kalau perlu kita tidak boleh libur agar bisa menyamai kemajuan bangsa-bangsa lain.

Itulah yang dilakukan bangsa Korea dan juga China. Mereka mengejar ketertinggalan dari bangsa lain dengan bekerja keras. Mereka membangun etos kerja yang tinggi agar bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

Sering kita mengingatkan bahwa konsumtivisme dan konsumerisme yang menjadi gaya hidup bangsa modern tidak terjadi dengan sendirinya. Pada bangsa lain, mereka menikmati itu setelah melalui proses panjang bekerja. Mereka melewati masa revolusi hijau dan kemudian revolusi industri yang menghasilkan etos kerja dan disiplin, sehingga membuat mereka bisa menghasilkan sebuah produk. Bahkan produk itu dikembangkan menjadi produk-produk yang lebih maju dan canggih. Baru kemudian mereka menikmati hasil kerja itu.

Kita belum pernah melewati revolusi-revolusi yang menghasilkan etos kerja yang tinggi. Sebagai bangsa kita belum menghasilkan sebuah produk industri yang menjadi kebutuhan masyarakat dunia. Lalu tiba-tiba kita ingin menikmati konsumtivisme dan konsumerisme.

Perubahan orientasi harus kita lakukan. Kita tidak boleh terlena menjadi bangsa yang santai. Kita harus memacu diri kita untuk menjadi bangsa yang dikatakan Samuel L. Huntington sebagai bangsa dengan kultur kerja yang kuat.

Presidenlah yang harus mendorong perubahan oreintasi itu. Dengan contoh yang nyata, Presiden harus mengedukasi warga bangsa ini untuk menjadi bangsa yang tangguh dan tidak cengeng. Presiden harus mengajarkan bagaimana kerja keras dan kerja cerdas itu harus dilaksanakan..

1 comment:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda

    ReplyDelete

Komentar Facebook