PERINGATAN
NUZUL QUR’AN
BUKAN MENYAINGI SYARI’AT
Catatan Dr.H.M.Rakib Jamari Riau, Indonesia.
Kata-kata yang bercetak tebal “Menyaingi Syari’at” amat penting untuk kita fahami maknanya.
Sehingga kita tidak mencampuradukkan antara bid’ah dengan maslahat mursalah.
Atau antara bid’ah secara bahasa dengan bid’ah
secara syar’i. Berangkat dari
pemahaman ini, Imam Asy Syathiby mendefinisikan bid’ah secara syar’i dengan
definisi paling universal sebagai berikut:
BID'AH ITU SUATU TAKTIK, METODE BARU YANG MELAWAN SYARI'AT
الْبِدْعَةُ عِبَارَةٌ عَنْ: طَرِيْقَةٍ فيِ الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٌ,
تُضَاهِي الشَّرِيْعَةَ, يُقْصَدُ
بِالسُّلُوكِ عَلَيْهَا الْمُبَالَغَةُ فيِ التَّعَبُّدِ
للهِ سُبْحَانَهُ (الاعتصام
1/50).
Bid’ah adalah sebuah metode baru dalam agama yang bersifat
menyaingi syari’at, dan dilakukan dengan tujuan beribadah secara lebih giat
kepada Allah Ta’ala.
No comments:
Post a Comment