KALAU ALLAH BERTEMPAT, SERUPA DENGAN BENDA
Catatan kecil Dr.HM.Rakib Jamari, S.H.,M.Ag.
Yang
bertempat hanya benda,
Baik
benda, gaib, maupun benda nyata.
Diam
atau gerak, itulah sifatnya.
Saling
bergandung sesamanya.
Sedangkan Allah, tidak bertempat,
Karena tempat, mahakecil, tidak kuat.
Semua tempat, bisa binasa,
Kehadirannya,hanya sementara.
Allah juga maha suci
dari sifat-sifat benda seperti bergerak, diam, berubah, berpindah dari satu
keadaan ke keadaan yang lain dan sifat-sifat benda yang lain.
Al Imam Abu Hanifah
berkata:
" أنـى يشبه الخالق مخلوقـه
"
"Mustahil Allah menyerupai
makhluk-Nya".
Jadi Allah tidak
menyerupai makhluk-Nya, dari satu segi maupun semua segi. Al Imam Malik berkata
:
" وكيف عنه مرفوع
"
"Kayfa ( bagaimana;
sifat-sifat benda) itu mustahil bagi Allah".
Perkataan al Imam Malik
ini diriwayatkan oleh al Hafizh al Bayhaqi dengan sanad yang jayyid (kuat).
Maksud perkataan al Imam Malik ini adalah bahwa Allah maha suci dari al Kayf
(sifat makhluk) sama sekali. Definisi al Kayf
adalah segala sesuatu yang merupakan sifat makhluk seperti duduk,
bersemayam, berada di atas sesuatu dengan jarak dan lain–lain.
Penjelasan Mengenai Hadd
dan Mahdud
المحدود عند علماء التوحيد ما له حجم صغيرا
كان أو كبيرا والحد عندهم هو الحجم إن كان صغيرا وإن كان كبيرا الذرة محدودة والعرش
محدود والنور والظلام والريح كل محدود.
"Menurut ulama
tauhid yang dimaksud dengan al mahdud (sesuatu yang berukuran) adalah segala
sesuatu yang memiliki bentuk baik kecil maupun besar. Sedangkan pengertian al
hadd (batasan) menurut mereka adalah bentuk baik kecil maupun besar.
Adz-Dzarrah (sesuatu yang terlihat dalam cahaya matahari yang masuk melalui
jendela) mempunyai ukuran dan disebut Mahdud demikian juga 'Arsy, cahaya,
kegelapan dan angin masing-masing mempunyai ukuran dan disebut Mahdud ".
Allah ta'ala berfirman :
] الحمد لله الذي خلق السموات
و الأرض وجعل الظلمات و النور [ ( سورة
الأنعام : 1 )
Maknanya : "Segala
puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan kegelapan
dan cahaya" (Q.S. al An'am : 1)
Dalam ayat ini Allah
ta'ala menyebutkan langit dan bumi, keduanya termasuk benda yang dapat dipegang
oleh tangan (Katsif). Allah juga menyebutkan kegelapan dan cahaya, keduanya
termasuk benda yang tidak dapat dipegang oleh tangan (Lathif). Ini memberikan
pemahaman kepada kita bahwa pada Azal (keberadaan tanpa permulaan) tidak ada
sesuatupun selain Allah, baik itu benda katsif maupun benda lathif. Dan ini
berarti bahwa Allah tidak menyerupai benda lathif maupun benda katsif.
Allah ta'ala menciptakan
alam ini terbagi menjadi dua bagian: benda dan sifat benda. Benda terbagi
menjadi dua: Pertama : benda katsif yaitu benda yang dapat dipegang oleh tangan
seperti pohon, manusia, air dan api. Kedua : Benda Lathif, yaitu benda yang
tidak dapat dipegang oleh tangan seperti cahaya, kegelapan, ruh, udara.
Masing-masing benda
memiliki batas, ukuran, dan bentuk. Allah ta'ala berfirman:
] وكل شىء عنده بمقدار[ ( سورة الرعد : 8 )
Maknanya : "Segala
sesuatu memiliki ukuran (yang telah ditentukan oleh Allah)" (Q.S. ar-Ra'd
: 8)
Bahwa benda katsif
memiliki ukuran adalah hal yang sudah jelas. Sedangkan mengenai bahwa benda
lathif memiliki ukuran adalah sesuatu yang memerlukan pengamatan dan penelitian
yang seksama. Cahaya misalnya memiliki tempat dan ruang kosong yang diisi
olehnya, cahaya matahari menyebar ke areal/jarak yang sangat luas yang
diketahui oleh Allah, ukurannya sangat luas. Sementara cahaya lilin ukurannya
sangat kecil. Cahaya kunang–kunang yang berjalan di rerumputan di malam hari,
Allah jadikan cahayanya sekecil itu. Cahaya yang paling luas adalah cahaya
surga. Jadi masing-masing cahaya tersebut memiliki batas dan ukuran yang
membatasinya. Kegelapan juga memiliki ukuran dan ruang kosong yang diisi
olehnya. Kadang tempat kegelapan tersebut sempit dan kadang luas. Demikian juga
angin memiliki tempat yang diisi olehnya.
Para Malaikat diperintahkan oleh
Allah untuk menimbangnya dan mengirimkannya sesuai dengan perintah dan
ketentuan Allah. Ada angin yang dingin, angin yang panas. Ada angin yang Allah
kirimkan untuk menghancurkan suatu kaum, juga ada angin yang dikirimkan sebagai
rahmat. Jadi masing-masing angin tersebut memiliki timbangan yang telah
ditentukan oleh Allah. Demikian juga, roh memiliki ukuran. Ketika roh berada
pada tubuh manusia, roh berukuran sama dengan badan orang tersebut dan ketika
roh berpisah, meninggalkan badan seseorang ia bertempat di udara tanpa menyatu
dengan jasadnya. Jadi kesimpulannya setiap makhluk pasti memiliki tempat, baik
tempat yang besar maupun yang kecil.
Benda paling kecil yang
diciptakan oleh Allah dan bisa dilihat oleh mata adalah haba'. Haba' adalah
sesuatu yang kecil yang terlihat apabila sinar matahari masuk ke dalam rumah
dari jendela, nampak seperti debu yang kelihatan oleh mata, benda ini disebut haba'.
Memang masih ada lagi benda yang lebih kecil dari haba', yang bahkan tidak
dapat dilihat oleh mata karena sangat kecilnya, walaupun demikian tetap saja
benda tersebut memiliki bentuk yaitu bentuk yang paling kecil yang diciptakan
oleh Allah yang disebut dalam istilah ilmu tauhid al Jawhar al Fard; bagian
yang tidak bisa dibagi– bagi lagi. Al Jawhar al Fard adalah benda yang paling
kecil yang diciptakan oleh Allah, al
Jawhar al Fard adalah asal bagi semua benda.
No comments:
Post a Comment