Wednesday, May 13, 2020

KALAU ALLAH BERTEMPAT


KALAU ALLAH BERTEMPAT, SERUPA DENGAN BENDA

Catatan kecil Dr.HM.Rakib Jamari, S.H.,M.Ag.

Yang bertempat hanya benda,
Baik benda, gaib, maupun benda nyata.
Diam atau gerak, itulah sifatnya.
Saling bergandung sesamanya.

Sedangkan Allah, tidak bertempat,
Karena tempat, mahakecil, tidak kuat.
Semua tempat, bisa binasa,
Kehadirannya,hanya sementara.

Allah juga maha suci dari sifat-sifat benda seperti bergerak, diam, berubah, berpindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain dan sifat-sifat benda yang lain.



Al Imam Abu Hanifah berkata:



" أنـى يشبه الخالق مخلوقـه "



 "Mustahil Allah menyerupai makhluk-Nya".



Jadi Allah tidak menyerupai makhluk-Nya, dari satu segi maupun semua segi. Al Imam Malik berkata :



" وكيف عنه مرفوع "



"Kayfa ( bagaimana; sifat-sifat benda) itu mustahil bagi Allah".



Perkataan al Imam Malik ini diriwayatkan oleh al Hafizh al Bayhaqi dengan sanad yang jayyid (kuat). Maksud perkataan al Imam Malik ini adalah bahwa Allah maha suci dari al Kayf (sifat makhluk) sama sekali. Definisi al Kayf  adalah segala sesuatu yang merupakan sifat makhluk seperti duduk, bersemayam, berada di atas sesuatu dengan jarak dan lain–lain.





Penjelasan Mengenai Hadd dan Mahdud



          المحدود عند علماء التوحيد ما له حجم صغيرا كان أو كبيرا والحد عندهم هو الحجم إن كان صغيرا وإن كان كبيرا الذرة محدودة والعرش محدود والنور والظلام والريح كل محدود.



"Menurut ulama tauhid yang dimaksud dengan al mahdud (sesuatu yang berukuran) adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk baik kecil maupun besar. Sedangkan pengertian al hadd (batasan) menurut mereka adalah bentuk baik kecil maupun besar. Adz-Dzarrah (sesuatu yang terlihat dalam cahaya matahari yang masuk melalui jendela) mempunyai ukuran dan disebut Mahdud demikian juga 'Arsy, cahaya, kegelapan dan angin masing-masing mempunyai ukuran dan disebut Mahdud ".



Allah ta'ala berfirman :



] الحمد لله الذي خلق السموات و الأرض وجعل الظلمات و النور [       ( سورة الأنعام : 1 )



Maknanya : "Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menjadikan kegelapan dan cahaya" (Q.S. al An'am : 1)



Dalam ayat ini Allah ta'ala menyebutkan langit dan bumi, keduanya termasuk benda yang dapat dipegang oleh tangan (Katsif). Allah juga menyebutkan kegelapan dan cahaya, keduanya termasuk benda yang tidak dapat dipegang oleh tangan (Lathif). Ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa pada Azal (keberadaan tanpa permulaan) tidak ada sesuatupun selain Allah, baik itu benda katsif maupun benda lathif. Dan ini berarti bahwa Allah tidak menyerupai benda lathif maupun benda katsif.



Allah ta'ala menciptakan alam ini terbagi menjadi dua bagian: benda dan sifat benda. Benda terbagi menjadi dua: Pertama : benda katsif yaitu benda yang dapat dipegang oleh tangan seperti pohon, manusia, air dan api. Kedua : Benda Lathif, yaitu benda yang tidak dapat dipegang oleh tangan seperti cahaya, kegelapan, ruh, udara.

Masing-masing benda memiliki batas, ukuran, dan bentuk. Allah ta'ala berfirman:



] وكل شىء عنده بمقدار[  ( سورة الرعد : 8 )



Maknanya : "Segala sesuatu memiliki ukuran (yang telah ditentukan oleh Allah)" (Q.S. ar-Ra'd : 8)



Bahwa benda katsif memiliki ukuran adalah hal yang sudah jelas. Sedangkan mengenai bahwa benda lathif memiliki ukuran adalah sesuatu yang memerlukan pengamatan dan penelitian yang seksama. Cahaya misalnya memiliki tempat dan ruang kosong yang diisi olehnya, cahaya matahari menyebar ke areal/jarak yang sangat luas yang diketahui oleh Allah, ukurannya sangat luas. Sementara cahaya lilin ukurannya sangat kecil. Cahaya kunang–kunang yang berjalan di rerumputan di malam hari, Allah jadikan cahayanya sekecil itu. Cahaya yang paling luas adalah cahaya surga. Jadi masing-masing cahaya tersebut memiliki batas dan ukuran yang membatasinya. Kegelapan juga memiliki ukuran dan ruang kosong yang diisi olehnya. Kadang tempat kegelapan tersebut sempit dan kadang luas. Demikian juga angin memiliki tempat yang diisi olehnya.

 Para Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk menimbangnya dan mengirimkannya sesuai dengan perintah dan ketentuan Allah. Ada angin yang dingin, angin yang panas. Ada angin yang Allah kirimkan untuk menghancurkan suatu kaum, juga ada angin yang dikirimkan sebagai rahmat. Jadi masing-masing angin tersebut memiliki timbangan yang telah ditentukan oleh Allah. Demikian juga, roh memiliki ukuran. Ketika roh berada pada tubuh manusia, roh berukuran sama dengan badan orang tersebut dan ketika roh berpisah, meninggalkan badan seseorang ia bertempat di udara tanpa menyatu dengan jasadnya. Jadi kesimpulannya setiap makhluk pasti memiliki tempat, baik tempat yang besar maupun yang kecil.

Benda paling kecil yang diciptakan oleh Allah dan bisa dilihat oleh mata adalah haba'. Haba' adalah sesuatu yang kecil yang terlihat apabila sinar matahari masuk ke dalam rumah dari jendela, nampak seperti debu yang kelihatan oleh mata, benda ini disebut haba'. Memang masih ada lagi benda yang lebih kecil dari haba', yang bahkan tidak dapat dilihat oleh mata karena sangat kecilnya, walaupun demikian tetap saja benda tersebut memiliki bentuk yaitu bentuk yang paling kecil yang diciptakan oleh Allah yang disebut dalam istilah ilmu tauhid al Jawhar al Fard; bagian yang tidak bisa dibagi– bagi lagi. Al Jawhar al Fard adalah benda yang paling kecil yang diciptakan oleh Allah,  al Jawhar al Fard  adalah asal  bagi semua benda.




No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook