ORANG YANG TIDAK MEMPAN DISOGOK
OLEH DR.H.M.RAKIB JAMARI, S.H.,M.Ag. Muballig IKMI Pekaanbaru.
Dahulu penulis menyangka hanya orang-orang Sufi dan orang penganut Thoriqat saja yang yang tidak mempan disogok, ternyata banyak yang bukan sufi tapi tidak mempan sogok, misalnya mantan Kapolri, Sugeng Iman Santoso,Hamka, Eric Tohir, Habib Rizik, dan banyak tokoh lainnya di kalngan PNS biasa yang teguh penditriannya, Banyak juga di kalangan polisi, Jaksam hakim, Cuma saja jarang di antara mereka yang popular, karena mereka memang tidak pernah mencari popularitas. Mereka bukan orang sufi tapi jiwa mereka adalah jiwa sufi, yaitu meninggalkan kemewahan duniawi, yang disebut mejalani hidup zuhud, memakai dunia sekedar yang perlu saja.
Tekat di hati mereka melakukan hubungan baik dengan sesame manusia, dalam rangka medekatkan diri kepada Allah yang Mahaesa. Dari segi mengsingkan diri dari kemewahan dunia, kaum thaoriqat ,sufi mendapat ketenangan batin yang luar biasa. Di antara lain sufi yang melalui pengamalan zuhud, akhlaqul karimah yang tinggi, tapi ada sufi yang melaui dua-duanya yaitu jalur pengendalian diri saja ada juga sekaligus masuk langsung ke dalam thaoriqat, yang banyak pula jenisnya. Macam-Macam Thoriqoh yang paling popular adalah Thoriqoh Naqsabandiyah
Pendiri Thoriqoh Naqsabandiyah ialah Muhammad bin Baha’uddin Al-Huwaisi Al Bukhari (717-791 H). Ulama sufi yang lahir di desa Hinduwan – kemudian terkenal dengan Arifan. Pendiri Thorikoh Naqsabandiyah ini juga dikenal dengan nama Naksyabandi yang berarti lukisan, karena ia ahli dalam memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib. Kata ‘Uwais’ ada pada namanya, karena ia ada hubungan nenek dengan Uwais Al-Qarni, lalu mendapat pendidikan kerohanian dari wali besar Abdul Khalik Al-Khujdawani yang juga murid Uwais dan menimba ilmu Tasawuf kepada ulama yang ternama kala itu, Muhammad Baba Al-Sammasi.
Thoriqoh Naqsabandiyah mengajarkan zikir-zikir yang sangat sederhana, namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada zikir dengan lisan.
Pokok-pokok ajaran Thoriqoh Naqsabandiyah:
• Berpegang teguh dengan akidah ahli Sunnah
• Meninggalkan Rukhshah
• Memilih hukum yang azimah
• Senantiasa dalam muraqabah
• Tetap berhadapan dengan Tuhan
• Senantiasa berpaling dari kemegahan dunia.
• Menghasilkan makalah hudur (kemampuan menghadirkan Tuhan dalam hati)
• Menyendiri di tengah-tengah ramai serta menghiasi diri dengan hal-hal yang memberi faedah
• Berpakaian dengan pakaian orang mukmin biasa.
• Zikir tanpa suara
• Mengatur nafas tanpa lali dari Allah
• Berakhlak dengan akhlak Nabi Muhammad SAW
Ada enam dasar yang dipakai sebagai pegangan untuk mencapai tujuan dalam Thorikoh ini, yaitu:
a. Tobat
b. Uzla (Mengasingkan diri dari masyarakat ramai yang dianggapnya telah mengingkari ajaran-ajaran Allah dan beragam kemaksiatan, sebab ia tidak mampu memperbaikinya)
c. Zuhud (Memanfaatkan dunia untuk keperluan hidup seperlunya saja)
d. Taqwa
e. Qanaah (Menerima dengan senang hati segala sesuatu yang dianugerahkan oleh Allah SWT)
f. Taslim (Kepatuhan batiniah akan keyakinan qalbu hanya pada Allah)
Hukum yang dijadikan pegangan dalam Thoriqoh Naqsabandiyah ini juga ada enam, yaitu:
a. Zikir
b. Meninggalkan hawa nafsu
c. Meninggalkan kesenangan duniawi
d. Melaksanakan segenap ajaran agama dengan sungguh-sungguh
e. Senantiasa berbuat baik (ihsan) kepada makhluk Allah SWT
f. Mengerjakan amal kebaikan
Syarat-syarat untuk menjadi pengikutnya :
a. I’tiqad yang benar
b. Menjalankan sunnah Rasulullah
c. Menjauhkan diri dari nafsu dan sifat-sifat yang tercela
d. Taubat yang benar
e. Menolak kezaliman
f. Menunaikan segala hak orang
g. Mengerjakan amal dengan syariat yang benar
No comments:
Post a Comment