Saturday, March 1, 2014

PEMIMPINNYA SAMA-SAMA ORANG KULIT HITAM



NEGARA TERKAYA DAN TERMISKIN DI DUNIA
PEMIMPINNYA SAMA-SAMA ORANG KULIT HITAM PADA TAHUN 2014
(M.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau 2014
 Negara TERkaya di DUNIA !!!
AMERIKA SERIKAT
Amerika Serikat merupakan negara terkaya di dunia dengan GDP mencapai US$ 12,46 triliun. Nih wajar aj nih negara bisa jadi SuperPower,,tuh karena GDP-nya yang ajiiib


 Negara TERmiskin di DUNIA
MALAWI
Location: Southern Africa, east of Zambia
Population: 13,603,181
GDP per capita: $600 (2006 est.)
kasian amat pendapatannya gk sampe 10 juta/tahun
huhu

TEMPO Interaktif, Washington: Hasil riset terbaru Amerika Serikat memperkirakan, golongan kulit putih yang selama ini menjadi penduduk mayoritas sebaliknya akan menjadi minoritas menjelang 2042.

Artinya, rakyat Amerika pada masa depan akan diwakili penduduk berbagai bangsa yang lebih jelas ketimbang sekarang. Malah, kalangan peneliti dan ahli kependudukan turut mengakui, jumlah penduduk keturunan Hispanik atau yang berketurunan Amerika Latin, kini semakin mengungguli jumlah penduduk kulit putih.

Laporan peneltian terbaru yang dikeluarkan Kamis (14/8), menunjukkan golongan minoritas yang mewakili sekitar satu pertiga rakyat, menjadi mayoritas menjelang 2042 dan meningkat 54 persen menjelang 2050.

Selain itu, jumlah penduduk kulit putih diramalkan akan menurun dari 66 persen menjadi 46 persen dalam waktu yang sama. Namun, jumlah penduduk kulit putih diperkirakan akan terus stabil dari kira-kira 199,8
juta jiwa sekarang menjadi 203,3 juta sekitar 42 tahun lagi.

Adapun golongan Hispanik diperkirakan bertambah hampir tiga kali lipat berbanding jumlahnya sekarang yang mencapai sekitar 46,7 juta menjadi 133 juta orang menjelang

2050.

Jumlah penduduk kulit hitam juga diramalkan meningkat, dari 41,1 juta atau mewakili 14 persen jumlah mereka hari ini menjadi 65,7 juta atau 15 persen menjelang 2050.

Sementara itu jumlah penduduk berketurunan Asia akan meningkat dari 15,5 juta sekarang atau 5,1 persen penduduk secara keseluruhan, menjadi 40,6 juta menjelang waktu yang sama.

Tapi, para pakar juga mengakui kemungkinan jumlah penduduk kulit putih akan menurun dan angkanya sama dengan jumlah penduduk Hispanik. "Itu sudah terjadi di Long Island," kata Lee Koppelman, Kepala Pusat Kajian Dasar Luar Negeri Universiti Stony Brook, menunjuk melimpahnya penduduk Hispanik.

AP | BOBBY CHANDRA
 
<iframe src="http://static.ak.facebook.com/connect/xd_arbiter.php?version=40#channel=f1f24d0de738eb6&amp;origin=http%3A%2F%2Fwww.tempo.co" style='border-bottom-style:none;border-bottom-width:medium;border-left-style: none;border-left-width:medium;border-right-style:none;border-right-width: medium;border-top-style:none;border-top-width:medium' tab-index=-1 title="Facebook Cross Domain Communication Frame" aria-hidden=true id="fb_xdm_frame_http" allowtransparency=true name="fb_xdm_frame_http" frameborder=0 scrolling=no>

UCAPAN ITU HARUS DIARTIKAN LEBIH DAHULU SECARA MAKNA HAKIKI (SEBENARNYA), DAN TIDAK DIALIHKAN KEPADA MAKNA MAJAZI
Makna Khatam (dengan tanda Fattah diatas huruf Ta) terbagi dua
dalam Kamus Bhs Arab
(al-Ashlu fil kalam al haqiqah, wa laa yushrafu ilal majaaz illa bil qarinah).
Pada dasarnya pembicaraan/ucapan itu harus diartikan lebih dahulu secara makna hakiki (sebenarnya), dan tidak dialihkan kepada makna majazi (kiasan/metaforis) kecuali dengan adanya qarinah (indikasi).” Kata “asad” misalnya, makna hakiki-nya adalah harimau. Tapi dalam kalimat
رأيت أسدا في المنبر (saya melihat “harimau” di atas mimbar) kata “asad” mempunyai makna majazi, yaitu rajulun syujaa’ (lelaki yang gagah berani). Sebab ada qarinah yang mengalihkannya dari makna hakiki menjadi makna majazi, yaitu potongan kalimat “fil mimbar” (di atas mimbar).
            Pada dasarnya pembicaraan/ucapan itu harus diartikan lebih dahulu secara makna hakiki (sebenarnya), dan tidak dialihkan kepada makna majazi (kiasan/metaforis) kecuali dengan adanya qarinah (indikasi).” Kata “asad” misalnya, makna hakiki-nya adalah harimau. Tapi dalam kalimat رأيت أسدا في المنبر (saya melihat “harimau” di atas mimbar) kata “asad” mempunyai makna majazi, yaitu rajulun syujaa’ (lelaki yang gagah berani). Sebab ada qarinah yang mengalihkannya dari makna hakiki menjadi makna majazi, yaitu potongan kalimat “fil mimbar” (di atas mimbar).

Sudah diketahui, tak ada harimau yang bisa bicara di atas mimbar. Maka arti “asad” bukan hewan yang dikenal, tetapi manusia yang sifatnya seperti harimau, yakni gagah berani. Jadi, karena nash-nash syara’ adalah berbahasa Arab, maka terlebih dahulu harus diartikan secara hakiki. Baru bila tidak memungkinkan atau jika ada qarinah, diartikan secara majazi.
Lebih jauh, pemberian makna hakiki mengikuti urutan (tertib) sebagai berikut:
1. Makna hakiki syar’i, lalu
2. Makna hakiki urfi, lalu
3. Makna hakiki lughawi.

Ketiganya adalah makna hakiki. Jika ketiganya tidak atau belum bisa memaknai suatu nash syara’, maka barulah suatu nash syara’ diartikan secara majazi. Makna hakiki syar’i adalah makna hakiki (bukan majazi) yang telah dialihkan dari makna lughawi-nya, dikarenakan nash-nash syara’ telah memberikan tambahan makna yang lebih dari sekadar makna bahasanya. Contohnya adalah kata (lafazh) sholat, shaum, zakat, haji, jihad, islam, iman, dan sebagainya.

         Kata sholat secara lughawi (yang diambil dari kamus bahasa Arab) artinya adalah ad du’a (doa). Tapi nash-nash syara’ (khususnya hadits) telah menjelaskan tatacara Nabi sholat, sehingga kita tidak dapat lagi mengartikan nash syara’ yang menyebut “sholat” dengan arti bahasanya (doa), sebab sudah tambahan makna dari sekadar makna bahasanya. Sholat secara syar’i lalu diartikan suatu kumpulan perbuatan dan perkataan (doa) yang diawali takbir dan diakhiri salam. Kata shaum secara bahasa, sebagaimana terdapat dalam kamus bahasa Arab, artinya adalah imsaak (menahan diri). Tapi nash-nash syara’ (al-Qur`an khususnya al-Baqarah: 187) dan juga hadits-hadits nabi memberikan makna tambahan dari kata shaum itu, yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, dan hal-hal yang membatalkan shaum dari shubuh sampai malam
DARAH BIRU
TANGAN TUHAN
SURGA DI TELAPAK KAKI
Analisis  M.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau.2014

BALAGHAH: al-Haqiqah wa al-Majaz, Alaqah Majaz Mursal


Makna Khatam (dengan tanda Fattah diatas huruf Ta) terbagi dua dalam Kamus Bhs Arab :
1. Makna Hakiki / Asli….(penerjemahan berdasarkan harfiah atau mufrodat)
Kata “Khatam” artinya ada beberapa, dimana Kesemua arti “TIDAK MENGANDUNG PUJIAN, MANFAAT” BAGI RASULULLAH SAW utk menjawab tuduhan orang kafir Quraisy, yaitu :
a. Cincin. KhatamanNabiyyin = Cincin Para Nabi = Cincin Nabi-Nabi (Benda cincin-nya)
b. Stempel / Meterai. KhatamanNabiyyin = Stempel Para Nabi (Benda stempel / meterai-nya)
c. Segel / Penutup para Nabi (Benda Penyegel / Laker-nya)
d. Terakhir dari para Nabi (Terakhir diutus-nya)…
       Makna2 ini semuanya tidak tepat (TIDAK DAPAT DITERIMA & DITERAPKAN) bagi kontek Frase Kalimat dalam Al Ahzab : 40, …; Conto penerjemahan ini terdapat di AlQur’an Depag RI. 1992, hlmn 674, dimana kata kha-tam diterjemahkan dengan kata PENUTUP. Juga Yusuf Aly, dalam The Holy Qur’an menerjemahkan dengan SEAL yang menurut Kamus Echol & Shadily (1981 hlmn 507) berarti : segel, lak, cap, cincin dan materai. Kamus Marbawi juga memberi arti dengan cincin, namun ketika memberi conto kalimat kha-tamul anbiya’ diartikannya dengan penutup para nabi.
2. Makna Majazi, bagi Frase “KHATAMAN-NABIYYIN” yaitu masing-masing mempunyai arti :
a. CINCIN = Kebanggaan & andalan para Nabi (spt cincin yg sangat bagus & mahal bagi pemiliknya)
b. Penjelas / peresmi status dan risalah para Nabi (seperti stempel utk melegalisir surat-surat penting)
c. Penutup ketinggian derajat para Nabi (spt Laker utk menutup/merekatkan amplop)
d. TERMULIA / TERBAIK dari para Nabi (terakhir derajatnya)
Jadi utk mendapatkan makna yg benar “KhatamanNabiyyin”…dlm QS. Al Ahzab 40, mk kita haruslah melihat konteks kalimat-nya. Misal: kata ‘jago’ arti dsrnya, makna hakiki, makna asli ialah ayam jantan. Tetapi kata jago dlm kata2 Ali ‘jago bhs Inggris’ di kelasnya,, atau rumah bertingkat itu habis dilalap ’si jago merah’, artinya sdh lain, bukan lagi ayam tetapi ‘ahli …’ dan ‘api …’ sbg arti kiasan (majazi) dari kata jago. Conto yang lainnya adalah ” BINTANG LAPANGAN ”, BINTANG KELAS.
Makna “KHATAM” AN-Nabiyyin orang Islam umumnya (ghaer / non / bukan Ahmadi) hanya mengartikan sebagai : Penutup para Nabi & Terakhir dari para Nabi (Nabi Terakhir) tidak bisa menjelaskan hubungannya tafsiran mereka sbg “Nabi terakhir” sebagai jawaban atas tuduhan & hinaan orang Kafir Quraisy  kepada Rasul suci saw dalam QS. Al Ahzab : ayat 40. …Seharusnya harus ditanyakan “terakhir” apanya?? Mereka akan menjawab terakhir diutusnya..???, inipun perlu diperjelas lagi karena nabi yg datang lebih akhir itu…tidaklah selalu mencerminkan makna yg terbaik,…misal :
  1. Apakah “terakhir” dari orang2 yg masuk finish…artinya kemenangan ataukah kekalahan???
  2. Apakah Nabi Ibrahim lebih rendah derajatnya dari Nabi Musa??? karena Ibrahim datangnya lebih awal???
  3. begitu juga dengan Khatamal Qur’an??? & …Masjidku Masjid TERAKHIR??? Could You explain ??… Terdapat petunjuk sabda Rasul suci saw lainnya, “Ana “aakhirul aambiyaai” wa masjidiy “aakhirul masaajid” (HR.Muslim), … “Apakah tidak ada lagi mesjid lain yang didirikan, sesudah mesjid yang didirikan oleh Rasulullah saw di Medinah??”. Jadi ini kiasan yang memerlukan penjelasan, karena faktanya tidak begitu!!!
Sehingga tafsir dari Rasulullah saw sendiri & Siti Aisyah: ” Kalian boleh mengatakan bahwa Rasulullah saw itu Khatamannabiyyin tetapi jangan kau katakan “Laa nabiyya Ba’dahu (Penutup Nabi dalam bentuk apapun, penulis)” (Tafsir Ad-duru Mantsur, Juz V, hlm 204 & Tajmilah majmaul Bihar, hl 5 ; juga dalam Tafsir karya Syekh Abdur Rahman As-suyuti, Pengarang Tafsir Jalalain, perkataan “yang sama” dari sahabat terkemuka Nabi saw, yakni Mughirah Ibnu Syu’bah ra!!!)…JADI JANGANLAH MERUBAH-RUBAH syahadat Islam, hai ulamauhum, “tuhan MUI” dan umat “tuhan MUI”!!! dengan menambah-nambahi syahadat dengan “Laa nabiyya ba’dahu”!!!
Tafsir Nabi Suci saw, terhadap “Laa Nabiya Ba’dahu”, dalam “Shahih Bukhari” Jilid II, hlm 158. Setelah berpanjang lebar memberi Khabar Ghaib mengenai Tanda-tanda menjelang Akhir Zaman diantaranya tentang “Turunnya Nabi Isa as”, …Beliau saw bersabda: “Laysa bayni wa Baynahu Nabiyyu,Wa innahu Naazil”. TIDAK ADA NABI ANTARA AKU DAN DIA (Nabi Isa yg akan “turun” itu!) & DIA PASTI AKAN DATANG ! ! ! Hadits senada juga terdapat dalam Sunan Abu Daud, Jilid II,hlm 238).
Jadi ternyata hadits “La Nabiya ba’dihi” tsb, tidak berarti menafikan adanya Nabi setelah Beliau saw untuk selama-lamanya!… Tapi hanya menerangkan “masa kosong” non Kenabian (hanya sebatas Mujaddid, Pembaharu tiap seratus tahun) sampai,”Nabi Isa Almasih” yang dijanjikan saw itu “Turun”(diutus Allah SWT)!, yaitu Nabi Isa Muhammadi (dari Umat Muhammad saw, bukan Nabi Isa Bani Israel yang telah berumur 2000 thn lebih sejak peristiwa penyaliban…menghilang), bahkan ada hadist yang mengatakan bahwa Ulamanya Rasulullah saw itu derajatnya…setingkat seperti Nabi-Nabi Kaum Bani Israel (walaupun bukan Nabi hakiki yang diangkat langsung oleh Allah SWT)! Betapa luar biasa-nya ajaran Rasul suci Muhammad saw yang ruh-nya hidup untuk selamanya!!
JUSTRU JK PENGIKUTNYA NABI AGUNG & BESAR, KHATAMANNABIYYIN RASULULLAH MUHAMMAD saw….TAK ADA SATU-PUN YANG MENJADI NABI UMMATI (hanya paling tinggi shidik saja), maka Alqur’an An Niisa, 4:70, tidaklah benar atau keliru???……Maka AKAN TERASA ANEH, TDK SINKRON BERTENTANGAN ANTARA AYAT ALQURAN YG SATU DGN yang LAIN,…BAHKAN INI-LAH SALAH SATU BID’AH YG TERBESAR!!!! INI JUSTRU NAUDZUBILLAH,…ADA KEMUNGKINAN MALAH MERENDAHKAN hak Allah SWT, & MENODAI DERAJAT NABI SUCI MUHAMMAD saw sebagai Khatamannabiyyin, yang paling mulia dari semua nabi-nabi (WALAUPUN KARENA KETIDAKTAHUAN & KESENGAJAAN ; WALAU ADA JUGA YANG SENGAJA) !!!! jika kita berhuznusan, berprasangka baik saja maka setiap pendiri sekte, golongan Islam merupakan Ulama yang mumpuni, yang derajatnya setingkat dengan Nabi-Nabi Bani Israel (sesuai sabda Rasulullah saw), maka sangatlah lumayan banyak yang telah mendapatkan derajat Nabi dari antara umat Rasulullah saw!!!! Jadi kalo ulamanya saja derajatnya Nabi, bagaimana dengan Al Mahdi yang dijanjikan datangnya oleh Rasulullah “Visioner” saw ??? Apakah sama derajat rohaninya?? Untuk mendapatkan kedudukan rohani yang sangat tinggi menjadi “Nabi Ummati” seperti Al Mahdi itu sebenarnya syarat-nya sangatlah berat & haruslah sesuai dengan kondisi jaman!!! Dan tanda-tanda zaman kedatangan Al Mahdi sudah zahir, apa yang harus ditunggu dari Langit???!!! justru dengan datangnya Imam Mahdi as inilah merupakan tali Allah SWT yang hakiki sebagai sarana mempersatukan umat Islam (yang telah terpecah menjadi 73 golongan!!!), karena nubuatan ini baik Syiah maupun Ahlussunnah wal Jamaah, mengakuinya dalam kitab-kitab-nya masing-masing,…mengakui kebenaran sabda Nabi saw. DOWNLOAD & BACA DGN TELITI & CERMAT KMDN COMMENT-LAH, …Link-nya:
http://www.4shared.com/get/Ox8qyK4-/dalil_khatamannabiyyin_muslim_.html
Jadi kesimpulannya ayat ‘KhatamanNabiyyin’ intinya jika kata “khatam” bertemu dengan benda jamak mk artinya YG TERBAIK, sehingga sebagai “Nabi Terakhir” disini seharusnya maknanya yg lebih tepat adalah “TERAKHIR DERAJAT KEROHANIANNYA ATAU TERMULIA / TERBAIK DARI  PARA NABI (TERAKHIR KETINGGIAN DERAJATNYA),…LIHAT DI TABLE BAGIAN “MAKNA MAJAZI” KHUSUSNYA UTK “KHATAM” DGN MAKNA ASLI DARI KAMUS SBG SEGEL/PENUTUP & TERAKHIR. JADI MUHAMMAD SAW ITU BAHKAN NABI YG PALING MULIA / TERBAIK “DERAJATNYA” DARI SEMUA NABI YG ADA (DALAM HADITS ADA JUMLAHNYA 124.000 NABI) PUNCAKNYA NABI2 DIMANA HANYA ADA SATU WUJUD YG DPT MERAIHNYA ; DIMANA TIDAK ADA nabi yang derajatnya melebihi Beliau, baik nabi lama atau nabi baru, dimana Beliau saw. diberi karunia Allah SWT dengan AlQur’an, sebuah Kitab Syariat, hukum terakhir atau sebagai Nabi pembawa syariat terakhir…DIMANA SETELAH BELIAU TIDAKLAH MUNGKIN ORANG DAPAT DATANG SBG NABI PEMBAWA SYARIAT BARU) TAPI…JUGA bukan “nabi terakhir” dalam arti sesudah Rasulullah saw. tidak ada nabi lagi dalam bentuk apapun seperti KEDATANGAN IMAM MAHDI MUHAMMAD = NABIULLAH ISA MUHAMMAD (BUKANNYA ISA BANI ISRAEL YG SDH WAFAT & KUBURANNYA ADA DI KASHMIR) SPT YG DIISYARATKAN DALAM HADITS MUSLIM !!! LAA MAHDIYYA ILLA ISA…(HADITS IBNU MAJAH),…
Konsep “MAKNA MAJAZI FRASE KHATAMANNABIYYIN QS. AL-AHZAB, 33:40″ begitu sangatlah penting & urgent baik bagi Islam Ahmadiyah & khususnya bagi seluruh Umat Islam Indonesia, karena DI TV ONE, ADA DIALOG DIMANA Akhir-nya kata Imam masjid Istiqlal, KH. Ali Mustofa Ya’qub,sebenarnya perbedaan Ahmadiyah & Islam mainstream hanya TINGGAL satu point saja, soal masalah Khatamannabiyyin, Al Ahzab, 33: 40 MUHAMMAD SBG “PENUTUP NABI” ; Alhamdulillah, jadi yang lain2-nya sudah jelas bahwa Islam Ahmadiyah, syahadat-nya, sholat, puasa, haji dll sama dengan Islam lainnya, jadi selama ini TELAH TERJADI FITNAH YANG KEJI & NYATA oleh Ulamauhum (tv ONE). Jadi apabila AHMADIYAH DAPAT MEMBUKTIKAN KONSEP-KONSEP KENABIAN MEREKA BERDASARKAN AL-QUR’AN, AS-SUNNAH & HADITS, MAKA JELAS MEREKA ADALAH ISLAM SEJATI!!!! IS THAT RIGHT, Sir???
“Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran (TELAH DATANG & ZAHIR-nya NUBUATAN RASUL MUHAMMAD “VISIONER” saw ttg IMAM MAHDI & ISA AKHIR ZAMAN) kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu”. (QS.Az-Zukhruf : 78).
Fa’tabiruu yaa uulil abshori…(Al-Hasyr, 59 : 3), maka ambillah pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan (prinsip ilmu yang kuat)!!!.
SUMBER2 REFERENSI: (Diambil baik dari Islam Ahmadiyah dan non Ahmadiyah)
Browsing & download-lah, berilah tanggapan comment, dukunglah jika ada kebaikannya:
(Ini merupakan versi lengkap pertama, masih ada ntar nyusul kelanjutannya,…masih diedit dengan judul

REVIEW-REVIEW PENTING
TEORI LANJUTAN “KHATAMAN-NABIYYIN & KENABIAN
PERSPEKTIF AL-QUR’AN & PENDIRI ISLAM AHMADIYAH”
(MENJELASKAN KEPADA “tuhan MUI” & Umat “tuhan MUI” KAMI SABAR & TIDAK BOSAN) )
2. http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/04/hikmah-qs-al-haqqah-69-45-53-586851.html ; Tak ada salahnya tuk safety kerohanian Kita, Kita bai’at dulu kpd seseorang yg telah mengumumkan kpd dunia bhw dirinya adalah Al Mahdi Islam yg dijanjikan Rasulullah saw ; jk ternyata salah mk dosanya ditanggung orang yg mendakwakan tsb!!! (Ini sesuai & didukung oleh ayat Al-Qur’an (Q.S. Al-Mu’min, 40 : 29)!!! dan juga @ link: http://www.thejakartapost.com/news/2013/06/07/your-letters-curbing-ahmadiyah.html ; dalam salah satu thread kesimpulan pembaca “yg dianggap hakikat” ternyata telah dibantah oleh Opini pembaca yg lain!!! Silahkan nilai sendiri mana yg benar!!!!


3. http://sejarah.kompasiana.com/2013/08/19/catatan-menjelaskan-masalah2-mendasar-islam-kepada-tuhan-mui-umat-tuhan-mui-kami-sabar-tidak-bosan-582358.html ; bahwa Sejatinya, menurut Al-Qur’an, merupakan hak prerogratif Tuhan YM Kuasa, hanya Allah SWT saja yang tahu siapa yang sesat, menyesatkan, kafir & siapa yang berada dalam petunjuk ; Jadi bukanlah hak para ULAMA!!!. Nabi saw-pun tidak berani, belum pernah ada dalam sejarah memberi conto, mengatakan kepada orang lain,…eh kamu & kaummu juga kaum yang itu, sesat & menyesatkan, bahkan kafir, hanya kami-lah yang paling benar sendiri & tidak mungkin salah (padahal ini hal yang kebenarannya subyektif & perlu diuji & dibuktikan kebenarannya, utamanya dengan Al-Qur’anul Hakiim)!!! camkan itu MUI, ulamauhum!!! Janganlah menjadi ‘tuhan mui’, mempertuhankan diri sendiri!!! Musyrik itu!!! Oleh karena itu Ijma’ para ulama tentang kafir mengkafirkan atau sesat menyesatkan sejatinya TELAH MELANGGAR azas MENDASAR DALAM AYAT SUCI AL-QUR’ANUL HAKIIM!!!, SEHINGGA SANGAT JELAS HARAM HUKUMNYA, jika memprakarsai tuk pertamakali!!!, ; bukan hanya ijma’ ulamauhum tersebut tidak ada artinya & tidak dapat dijadikan hujjah, panduan bagi UMAT ISLAM. Hadist-pun tidak membenarkannya.
6. http://www.4shared.com/get/W7fR2EDM/1_hakekat_toleransi_islam_dan_.html
9. http://sejarah.kompasiana.com/2013/10/26/hikmah-qs-ar-rum-ayat-31-33-umat-islam-prihatin-atas-mesir-602511.html ; Cuplikan: Seharusnya umat Islam harus prihatin & berkoreksi diri, introspeksi apakah mereka sudah dalam Al-Jamaah, Ahlu-sunnah wal Jamaah yang satu, yang dipimpin seorang Pemimpin kerohanian yang Satu, seorang khalifah sesuai QS.An Nuur 24 : 56??
10. http://sejarah.kompasiana.com/2013/08/21/teka-teki-yang-sebaiknya-dijawab-dulu-ulamauhum-tuhan-mui-umat-tuhan-mui-sebelum-sesat-musyrik-582735.html ; Jika Tn.2, anybody, YG MENGAKU muslim, terserah mo paham moderat, radikal, ahlussunah, syiah, DLL… & ulamauhum di seluruh dunia, khususnya INDONESIA, & juga khususnya bagi ulamauhum MUI yg NGERASA PEMAHAMAN ISLAM TN2 PALING BENAR,…NGERASA TAFSIR ALQUR’AN TN2 NDAK MUNGKIN SALAH, BENAR 100%,… sehingga menjadi ‘tuhan MUI’ yang fatwa2 sesat & menyesatkan mereka diamini umat ‘tuhan MUI’ (TIDAK MUNGKIN SALAH, padahal bukan TUHAN, nabi, atau ALQUR’AN) mewakili ayat2 Alqur’an yg qat’i pemahamannya, yg artinya mewakili Allah SWT….mk kami ingin bertanya hal yang sangat sederhana (smoga hal yg kecil ini mengingatkan, menjadikan koreksi bagi diri kita masing2),…JIKA JUMLAH SURAH DLM ALQUR’AN, Tn2 semua pasti sdh pada ngerti,…& mengamini sebanyak 114 surah,…bagaimana dgn ayat2-Nya?. Pemahaman ini mempunyai hikmah yg banyak, bagi Kita semua. ; MK PERTANYAAN PUNGKAS KAMI:
1. BERAPAKAH JUMLAH AYAT2 DI DALAM KITAB SUCI AGAMAMU (ISLAM), ALQUR’AN??? APAKAH 6666 AYAT-KAH???? apakah menurut Tn. benarkah spt yg diajarkan di RA, SMP/tsanawiyah, SMA, aliyah,…& JUGA DI PERGURUAN TINGGI ISLAM BAHWA JUMLAH SELURUH AYAT ALQUR’AN ITU 6666 AYAT???…MOHON DIJAWAB SEDERHANA, YA BENAR jumlahnya 6666 ayat, ATAU SALAH, jumlahnya bukan 6666 ayat !!!…terserah jika mo ngasih lebih jawaban… ; Ini merupakan pertanyaan Pungkasan, Paling Utama!!!….Ayo siapapun tuhan mui & umatnya mau ngejawab!!!!
|K|2|3|5|W|™ ‘s
…All The Stage & material will be revising against Mr.Time & when is needed…Jazakallah…
NOTE:
Penulisan nomor ayat Al-Qur’an dalam seluruh review Kami di Kompasiana, berdasarkan Hadist Nabi Besar Al-Mushthafa Muhammad saw, riwayat sahabah Ibnu Abbas ra, yang menunjukkan bahwa setiap basmalah pada tiap awal surah adalah ayat pertama surat itu. “Kaanaanabiyyu shollallahu ‘alayhi wasallama laa ya’rifu fashlassuuroti hatta yanzila ‘alayhi bismillahirrohmaanirrohiymi…”, artinya: Nabi saw tidak mengetahui pemisahan antara surat itu sehingga bismilaahir-rahmaanir-rahiim turun kepadanya.” (HR. Abu Daud, “Kitab Shalat” ; dan Al-Hakim dalam ..


KINAYAH ANTARA PERLAMBANGAN DAN MAKSUD
TUHAN BERSELA DI ATAS ARASY


Kinayah adalah menyebutkan sesuatu ungkapan yang dimaksudkan dengan makna lain yang bukan makna asalnya. Namun definisi yang lebih masyhur dan diterima pakai ialah pendapat al-Hasyimy yang melihat kinayah sebagai ungkapan yang menggunakan makna tersirat, di samping harus menggunakan makna tersurat. Antara tujuan kinayah adalah untuk memperelok makna dan mengindahkannya, di samping menyembunyikan sesuatu perkara daripada pendengar.


Sebagai contoh:     فُلاَن نَؤُوْمُ الضُّحاَ

Ungkapan kinayah di atas bermaksud: Si fulan  gemar tidur waktu pagi. Dalam kalangan orang Arab, ungkapan fulan na’umu al-Dhuha sangat masyhur untuk menggambarkan seseorang yang kaya. Lantaran kekayaannya itu, dia boleh tidur dan bersenang-lenang tanpa perlu gigih bekerja pada waktu pagi. Tetapi jika fulan na’umu al-Dhuha difahami dengan makna literalnya (gemar tidur waktu pagi)  juga tidak salah.

Kinayah terbahagi kepada 3 jenis. Salah satunya kinayah ‘an al-Siffat yang menyerupai bentuk “simpulan bahasa” dalam retorika Melayu.  Bahkan terdapat ungkapan-ungkapan dalam kedua-dua bahasa tersebut yang faktor lahirnya ungkapan tersebut  hampir sama.

Contohnya, ungkapan دَمٌ خَفِيْف   adalah kinayah yang bermaksud “darah cair”. Dalam retorika Melayu. “darah cair” adalah sebuah simpulan bahasa yang membawa maksud seorang yang peramah atau bermulut manis. Begitu juga dengan ungkapan  البَبْغاَء   (burung kakaktua) hampir sama dengan ungkapan “burung murai” bagi mengkiaskan "orang yang suka bercakap banyak" dalam retorika Melayu.

Namun tidak semua kinayah ‘an-Siffah boleh diterjemahkan ke bahasa Melayu untuk dijadikan “simpulan bahasa” dengan menggunakan maksud yang sama kerana perbezaan latar budaya dan geografi.  Sebagai contoh, penggunaan ungkapan panjang tangan dalam peribahasa Melayu diertikan sebagai “orang yang suka mencuri”, manakala dalam ilmu Balaghah,  طُوْلُ الذِّرَاع membawa maksud yang berlainan, iaitu orang yang banyak bersedekah.

Dalam pengajaran Balaghah di Indonesia dan Malaysia, kinayah sering dianggap atau diterjemahkan sebagai “kiasan”. Namun tanggapan atau terjemahan tersebut kurang tepat lantaran kiasan dalam bahasa Arab merangkum hampir keseluruhan ‘Ilm Bayan. Sebaliknya kinayah adalah sebahagian daripada ilmu tersebut, malah boleh berada di tengah-tengah antara makna hakiki dan majazi.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook