UCAPAN ITU HARUS DIARTIKAN
LEBIH DAHULU SECARA MAKNA HAKIKI (SEBENARNYA), DAN TIDAK DIALIHKAN KEPADA MAKNA
MAJAZI
Makna Khatam
(dengan tanda Fattah diatas huruf Ta) terbagi dua dalam Kamus Bhs Arab
(al-Ashlu fil kalam al
haqiqah, wa laa yushrafu ilal majaaz illa bil qarinah).
Pada dasarnya pembicaraan/ucapan itu harus diartikan lebih dahulu secara makna hakiki (sebenarnya), dan tidak dialihkan kepada makna majazi (kiasan/metaforis) kecuali dengan adanya qarinah (indikasi).” Kata “asad” misalnya, makna hakiki-nya adalah harimau. Tapi dalam kalimat رأيت أسدا في المنبر (saya melihat “harimau” di atas mimbar) kata “asad” mempunyai makna majazi, yaitu rajulun syujaa’ (lelaki yang gagah berani). Sebab ada qarinah yang mengalihkannya dari makna hakiki menjadi makna majazi, yaitu potongan kalimat “fil mimbar” (di atas mimbar).
Pada dasarnya pembicaraan/ucapan itu harus diartikan lebih dahulu secara makna hakiki (sebenarnya), dan tidak dialihkan kepada makna majazi (kiasan/metaforis) kecuali dengan adanya qarinah (indikasi).” Kata “asad” misalnya, makna hakiki-nya adalah harimau. Tapi dalam kalimat رأيت أسدا في المنبر (saya melihat “harimau” di atas mimbar) kata “asad” mempunyai makna majazi, yaitu rajulun syujaa’ (lelaki yang gagah berani). Sebab ada qarinah yang mengalihkannya dari makna hakiki menjadi makna majazi, yaitu potongan kalimat “fil mimbar” (di atas mimbar).
Pada dasarnya
pembicaraan/ucapan itu harus diartikan lebih dahulu secara makna hakiki
(sebenarnya), dan tidak dialihkan kepada makna majazi (kiasan/metaforis)
kecuali dengan adanya qarinah (indikasi).” Kata “asad” misalnya, makna
hakiki-nya adalah harimau. Tapi dalam kalimat رأيت أسدا في المنبر (saya melihat “harimau” di
atas mimbar) kata “asad” mempunyai makna majazi, yaitu rajulun syujaa’ (lelaki
yang gagah berani). Sebab ada qarinah yang mengalihkannya dari makna hakiki
menjadi makna majazi, yaitu potongan kalimat “fil mimbar” (di atas mimbar).
Sudah diketahui, tak ada harimau yang bisa bicara di atas mimbar. Maka arti “asad” bukan hewan yang dikenal, tetapi manusia yang sifatnya seperti harimau, yakni gagah berani. Jadi, karena nash-nash syara’ adalah berbahasa Arab, maka terlebih dahulu harus diartikan secara hakiki. Baru bila tidak memungkinkan atau jika ada qarinah, diartikan secara majazi.
Lebih jauh, pemberian makna hakiki mengikuti urutan (tertib) sebagai berikut:
1. Makna hakiki syar’i, lalu
2. Makna hakiki urfi, lalu
3. Makna hakiki lughawi.
Ketiganya adalah makna hakiki. Jika ketiganya tidak atau belum bisa memaknai suatu nash syara’, maka barulah suatu nash syara’ diartikan secara majazi. Makna hakiki syar’i adalah makna hakiki (bukan majazi) yang telah dialihkan dari makna lughawi-nya, dikarenakan nash-nash syara’ telah memberikan tambahan makna yang lebih dari sekadar makna bahasanya. Contohnya adalah kata (lafazh) sholat, shaum, zakat, haji, jihad, islam, iman, dan sebagainya.
Kata sholat secara lughawi (yang diambil dari kamus bahasa Arab) artinya adalah ad du’a (doa). Tapi nash-nash syara’ (khususnya hadits) telah menjelaskan tatacara Nabi sholat, sehingga kita tidak dapat lagi mengartikan nash syara’ yang menyebut “sholat” dengan arti bahasanya (doa), sebab sudah tambahan makna dari sekadar makna bahasanya. Sholat secara syar’i lalu diartikan suatu kumpulan perbuatan dan perkataan (doa) yang diawali takbir dan diakhiri salam. Kata shaum secara bahasa, sebagaimana terdapat dalam kamus bahasa Arab, artinya adalah imsaak (menahan diri). Tapi nash-nash syara’ (al-Qur`an khususnya al-Baqarah: 187) dan juga hadits-hadits nabi memberikan makna tambahan dari kata shaum itu, yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, dan hal-hal yang membatalkan shaum dari shubuh sampai malam
DARAH BIRU
TANGAN TUHAN
SURGA DI TELAPAK KAKI
Analisis M.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau.2014
BALAGHAH: al-Haqiqah wa al-Majaz, Alaqah Majaz Mursal
Makna Khatam (dengan tanda Fattah diatas huruf Ta) terbagi dua dalam
Kamus Bhs Arab :
1. Makna
Hakiki / Asli….(penerjemahan berdasarkan harfiah atau mufrodat)
Kata “Khatam” artinya ada beberapa,
dimana Kesemua arti “TIDAK MENGANDUNG PUJIAN, MANFAAT” BAGI RASULULLAH
SAW utk menjawab tuduhan orang kafir Quraisy, yaitu :
a. Cincin. KhatamanNabiyyin = Cincin Para Nabi = Cincin Nabi-Nabi (Benda
cincin-nya)
b. Stempel / Meterai. KhatamanNabiyyin = Stempel Para Nabi (Benda stempel /
meterai-nya)
c. Segel / Penutup para Nabi (Benda
Penyegel / Laker-nya)
d. Terakhir dari para Nabi (Terakhir
diutus-nya)…
Makna2
ini semuanya tidak tepat (TIDAK DAPAT DITERIMA & DITERAPKAN)
bagi kontek Frase Kalimat dalam Al Ahzab : 40, …; Conto penerjemahan ini
terdapat di AlQur’an Depag RI. 1992, hlmn 674, dimana kata kha-tam
diterjemahkan dengan kata PENUTUP. Juga Yusuf Aly, dalam The Holy Qur’an
menerjemahkan dengan SEAL yang menurut Kamus Echol & Shadily (1981
hlmn 507) berarti : segel, lak, cap, cincin dan materai. Kamus Marbawi juga
memberi arti dengan cincin, namun ketika memberi conto kalimat kha-tamul
anbiya’ diartikannya dengan penutup para nabi.
2. Makna Majazi, bagi Frase “KHATAMAN-NABIYYIN” yaitu masing-masing
mempunyai arti :
a. CINCIN = Kebanggaan & andalan para Nabi (spt cincin yg sangat
bagus & mahal bagi pemiliknya)
b. Penjelas / peresmi status dan risalah
para Nabi (seperti stempel utk melegalisir surat-surat penting)
c. Penutup ketinggian derajat
para Nabi (spt Laker utk menutup/merekatkan amplop)
d. TERMULIA / TERBAIK dari para Nabi
(terakhir derajatnya)
Jadi utk mendapatkan makna yg
benar “KhatamanNabiyyin”…dlm QS. Al Ahzab 40, mk kita haruslah melihat
konteks kalimat-nya. Misal: kata ‘jago’ arti dsrnya, makna hakiki, makna
asli ialah ayam jantan. Tetapi kata jago dlm kata2 Ali ‘jago bhs Inggris’
di kelasnya,, atau rumah bertingkat itu habis dilalap ’si jago merah’,
artinya sdh lain, bukan lagi ayam tetapi ‘ahli …’ dan ‘api …’ sbg arti kiasan
(majazi) dari kata jago. Conto yang lainnya adalah ” BINTANG LAPANGAN ”,
BINTANG KELAS.
Makna “KHATAM” AN-Nabiyyin orang
Islam umumnya (ghaer / non / bukan Ahmadi) hanya mengartikan sebagai : Penutup
para Nabi & Terakhir dari para Nabi (Nabi Terakhir) tidak
bisa menjelaskan hubungannya tafsiran mereka sbg “Nabi terakhir” sebagai
jawaban atas tuduhan & hinaan orang Kafir Quraisy kepada Rasul suci
saw dalam QS. Al Ahzab : ayat 40. …Seharusnya harus ditanyakan “terakhir”
apanya?? Mereka akan menjawab terakhir diutusnya..???, inipun perlu
diperjelas lagi karena nabi yg datang lebih akhir itu…tidaklah selalu
mencerminkan makna yg terbaik,…misal :
- Apakah “terakhir” dari orang2 yg masuk finish…artinya kemenangan ataukah kekalahan???
- Apakah Nabi Ibrahim lebih rendah derajatnya dari Nabi Musa??? karena Ibrahim datangnya lebih awal???
- begitu juga dengan Khatamal Qur’an??? & …Masjidku Masjid TERAKHIR??? Could You explain ??… Terdapat petunjuk sabda Rasul suci saw lainnya, “Ana “aakhirul aambiyaai” wa masjidiy “aakhirul masaajid” (HR.Muslim), … “Apakah tidak ada lagi mesjid lain yang didirikan, sesudah mesjid yang didirikan oleh Rasulullah saw di Medinah??”. Jadi ini kiasan yang memerlukan penjelasan, karena faktanya tidak begitu!!!
Sehingga
tafsir dari Rasulullah
saw sendiri & Siti Aisyah: ” Kalian
boleh mengatakan bahwa Rasulullah saw itu Khatamannabiyyin tetapi jangan kau
katakan “Laa nabiyya Ba’dahu (Penutup Nabi dalam bentuk apapun, penulis)” (Tafsir Ad-duru Mantsur, Juz V, hlm 204 &
Tajmilah majmaul Bihar, hl 5 ; juga dalam Tafsir karya Syekh Abdur Rahman
As-suyuti, Pengarang Tafsir Jalalain, perkataan “yang sama” dari sahabat
terkemuka Nabi saw, yakni Mughirah Ibnu Syu’bah ra!!!)…JADI JANGANLAH MERUBAH-RUBAH syahadat Islam, hai ulamauhum,
“tuhan MUI” dan umat “tuhan MUI”!!! dengan menambah-nambahi syahadat dengan
“Laa nabiyya ba’dahu”!!!
Tafsir Nabi Suci saw, terhadap “Laa Nabiya
Ba’dahu”, dalam “Shahih Bukhari” Jilid II, hlm 158. Setelah berpanjang lebar
memberi Khabar Ghaib mengenai Tanda-tanda menjelang Akhir Zaman diantaranya
tentang “Turunnya Nabi Isa as”, …Beliau saw bersabda: “Laysa bayni wa Baynahu Nabiyyu,Wa innahu Naazil”. TIDAK ADA
NABI ANTARA AKU DAN DIA (Nabi Isa yg akan “turun” itu!) & DIA PASTI AKAN
DATANG ! ! ! Hadits senada juga
terdapat dalam Sunan Abu Daud, Jilid II,hlm 238).
Jadi
ternyata hadits “La Nabiya ba’dihi” tsb, tidak berarti menafikan adanya Nabi
setelah Beliau saw untuk selama-lamanya!… Tapi hanya menerangkan “masa
kosong” non Kenabian (hanya sebatas Mujaddid, Pembaharu tiap seratus
tahun) sampai,”Nabi Isa Almasih” yang dijanjikan saw itu “Turun”(diutus Allah
SWT)!, yaitu Nabi Isa Muhammadi (dari Umat Muhammad saw, bukan Nabi Isa Bani
Israel yang telah berumur 2000 thn lebih sejak peristiwa penyaliban…menghilang), bahkan ada hadist yang mengatakan bahwa Ulamanya
Rasulullah saw itu derajatnya…setingkat seperti Nabi-Nabi Kaum Bani Israel
(walaupun bukan Nabi hakiki yang diangkat langsung oleh Allah SWT)! Betapa luar biasa-nya ajaran Rasul suci Muhammad saw yang
ruh-nya hidup untuk selamanya!!
JUSTRU JK PENGIKUTNYA NABI AGUNG & BESAR,
KHATAMANNABIYYIN RASULULLAH MUHAMMAD saw….TAK ADA SATU-PUN YANG MENJADI NABI
UMMATI (hanya paling tinggi shidik saja), maka Alqur’an An Niisa, 4:70,
tidaklah benar atau keliru???……Maka AKAN TERASA ANEH, TDK SINKRON BERTENTANGAN
ANTARA AYAT ALQURAN YG SATU DGN yang LAIN,…BAHKAN INI-LAH SALAH SATU BID’AH YG
TERBESAR!!!! INI JUSTRU NAUDZUBILLAH,…ADA KEMUNGKINAN MALAH MERENDAHKAN hak
Allah SWT, & MENODAI DERAJAT NABI SUCI MUHAMMAD saw sebagai
Khatamannabiyyin, yang paling mulia dari semua nabi-nabi (WALAUPUN KARENA
KETIDAKTAHUAN & KESENGAJAAN ; WALAU ADA JUGA YANG SENGAJA) !!!! jika kita
berhuznusan, berprasangka baik saja maka setiap pendiri sekte, golongan Islam
merupakan Ulama yang mumpuni, yang derajatnya setingkat dengan Nabi-Nabi Bani
Israel (sesuai sabda Rasulullah saw), maka sangatlah lumayan banyak yang telah
mendapatkan derajat Nabi dari antara umat Rasulullah saw!!!! Jadi kalo ulamanya
saja derajatnya Nabi, bagaimana dengan Al Mahdi yang dijanjikan datangnya oleh
Rasulullah “Visioner” saw ??? Apakah sama derajat rohaninya?? Untuk mendapatkan
kedudukan rohani yang sangat tinggi menjadi “Nabi Ummati” seperti Al Mahdi itu
sebenarnya syarat-nya sangatlah berat & haruslah sesuai dengan kondisi
jaman!!! Dan tanda-tanda zaman kedatangan Al Mahdi sudah zahir, apa yang harus
ditunggu dari Langit???!!! justru dengan datangnya Imam Mahdi as inilah
merupakan tali Allah SWT yang hakiki sebagai sarana mempersatukan umat Islam
(yang telah terpecah menjadi 73 golongan!!!), karena nubuatan ini baik Syiah
maupun Ahlussunnah wal Jamaah, mengakuinya dalam kitab-kitab-nya
masing-masing,…mengakui kebenaran sabda Nabi saw. DOWNLOAD & BACA DGN
TELITI & CERMAT KMDN COMMENT-LAH, …Link-nya:
http://www.4shared.com/get/Ox8qyK4-/dalil_khatamannabiyyin_muslim_.html
Jadi kesimpulannya ayat ‘KhatamanNabiyyin’
intinya jika kata “khatam” bertemu dengan benda jamak mk artinya YG
TERBAIK, sehingga sebagai “Nabi Terakhir” disini seharusnya maknanya yg lebih
tepat adalah “TERAKHIR DERAJAT KEROHANIANNYA ATAU TERMULIA / TERBAIK DARI
PARA NABI (TERAKHIR KETINGGIAN DERAJATNYA),…LIHAT DI TABLE BAGIAN
“MAKNA MAJAZI” KHUSUSNYA UTK “KHATAM” DGN MAKNA ASLI DARI KAMUS SBG SEGEL/PENUTUP
& TERAKHIR. JADI MUHAMMAD SAW ITU BAHKAN NABI YG PALING MULIA /
TERBAIK “DERAJATNYA” DARI SEMUA NABI YG ADA (DALAM HADITS ADA JUMLAHNYA 124.000
NABI) PUNCAKNYA NABI2 DIMANA HANYA ADA SATU WUJUD YG DPT MERAIHNYA ; DIMANA
TIDAK ADA nabi yang derajatnya melebihi Beliau, baik nabi lama atau nabi baru,
dimana Beliau saw. diberi karunia Allah SWT dengan AlQur’an, sebuah Kitab
Syariat, hukum terakhir atau sebagai Nabi pembawa syariat terakhir…DIMANA SETELAH
BELIAU TIDAKLAH MUNGKIN ORANG DAPAT DATANG SBG NABI PEMBAWA SYARIAT BARU)
TAPI…JUGA bukan “nabi terakhir” dalam arti sesudah Rasulullah saw. tidak ada
nabi lagi dalam bentuk apapun seperti KEDATANGAN IMAM MAHDI MUHAMMAD =
NABIULLAH ISA MUHAMMAD (BUKANNYA ISA BANI ISRAEL YG SDH WAFAT & KUBURANNYA
ADA DI KASHMIR) SPT YG DIISYARATKAN DALAM HADITS MUSLIM !!! LAA MAHDIYYA ILLA
ISA…(HADITS IBNU MAJAH),…
Konsep “MAKNA MAJAZI FRASE
KHATAMANNABIYYIN QS. AL-AHZAB, 33:40″ begitu sangatlah penting & urgent
baik bagi Islam Ahmadiyah & khususnya bagi seluruh Umat Islam Indonesia,
karena DI TV ONE, ADA DIALOG DIMANA Akhir-nya kata
Imam masjid Istiqlal, KH. Ali Mustofa Ya’qub,sebenarnya perbedaan
Ahmadiyah & Islam mainstream hanya TINGGAL satu point saja, soal masalah
Khatamannabiyyin, Al Ahzab, 33: 40 MUHAMMAD SBG “PENUTUP NABI” ; Alhamdulillah, jadi yang lain2-nya sudah jelas bahwa
Islam Ahmadiyah, syahadat-nya, sholat, puasa, haji dll sama dengan Islam
lainnya, jadi selama ini TELAH TERJADI FITNAH YANG KEJI & NYATA oleh
Ulamauhum (tv ONE). Jadi apabila AHMADIYAH DAPAT MEMBUKTIKAN KONSEP-KONSEP
KENABIAN MEREKA BERDASARKAN AL-QUR’AN, AS-SUNNAH & HADITS, MAKA JELAS
MEREKA ADALAH ISLAM SEJATI!!!! IS THAT RIGHT, Sir???
“Sesungguhnya Kami benar-benar telah
membawa kebenaran (TELAH DATANG & ZAHIR-nya
NUBUATAN RASUL MUHAMMAD “VISIONER” saw ttg IMAM MAHDI & ISA AKHIR ZAMAN) kepada
kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu”. (QS.Az-Zukhruf
: 78).
Fa’tabiruu yaa uulil abshori…(Al-Hasyr,
59 : 3), maka ambillah pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai
pandangan (prinsip ilmu yang kuat)!!!.
SUMBER2 REFERENSI: (Diambil baik
dari Islam Ahmadiyah dan non Ahmadiyah)
Browsing & download-lah, berilah
tanggapan comment, dukunglah jika ada kebaikannya:
(Ini merupakan versi lengkap
pertama, masih ada ntar nyusul kelanjutannya,…masih diedit dengan judul
REVIEW-REVIEW
PENTING
TEORI
LANJUTAN “KHATAMAN-NABIYYIN & KENABIAN
PERSPEKTIF
AL-QUR’AN & PENDIRI ISLAM AHMADIYAH”
(MENJELASKAN KEPADA “tuhan MUI”
& Umat “tuhan MUI” KAMI SABAR & TIDAK BOSAN) )
2.
http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/04/hikmah-qs-al-haqqah-69-45-53-586851.html
; Tak ada salahnya tuk safety kerohanian Kita, Kita bai’at dulu kpd
seseorang yg telah mengumumkan kpd dunia bhw dirinya adalah Al Mahdi Islam yg
dijanjikan Rasulullah saw ; jk ternyata salah mk dosanya ditanggung orang yg
mendakwakan tsb!!! (Ini sesuai & didukung oleh ayat Al-Qur’an (Q.S.
Al-Mu’min, 40 : 29)!!! dan juga @ link: http://www.thejakartapost.com/news/2013/06/07/your-letters-curbing-ahmadiyah.html
; dalam salah satu thread kesimpulan pembaca “yg dianggap hakikat” ternyata
telah dibantah oleh Opini pembaca yg lain!!! Silahkan nilai sendiri mana yg
benar!!!!
3. http://sejarah.kompasiana.com/2013/08/19/catatan-menjelaskan-masalah2-mendasar-islam-kepada-tuhan-mui-umat-tuhan-mui-kami-sabar-tidak-bosan-582358.html
; bahwa Sejatinya, menurut Al-Qur’an, merupakan hak prerogratif Tuhan YM
Kuasa, hanya Allah SWT saja yang tahu siapa yang sesat, menyesatkan, kafir
& siapa yang berada dalam petunjuk ; Jadi bukanlah hak para ULAMA!!!. Nabi
saw-pun tidak berani, belum pernah ada dalam sejarah memberi conto, mengatakan
kepada orang lain,…eh kamu & kaummu juga kaum yang itu, sesat &
menyesatkan, bahkan kafir, hanya kami-lah yang paling benar sendiri & tidak
mungkin salah (padahal ini hal yang kebenarannya subyektif & perlu diuji
& dibuktikan kebenarannya, utamanya dengan Al-Qur’anul Hakiim)!!! camkan
itu MUI, ulamauhum!!! Janganlah menjadi ‘tuhan mui’, mempertuhankan diri
sendiri!!! Musyrik itu!!! Oleh karena itu Ijma’ para ulama tentang kafir
mengkafirkan atau sesat menyesatkan sejatinya TELAH MELANGGAR azas MENDASAR
DALAM AYAT SUCI AL-QUR’ANUL HAKIIM!!!, SEHINGGA SANGAT JELAS HARAM HUKUMNYA,
jika memprakarsai tuk pertamakali!!!, ; bukan hanya ijma’ ulamauhum tersebut
tidak ada artinya & tidak dapat dijadikan hujjah, panduan bagi UMAT ISLAM.
Hadist-pun tidak membenarkannya.
6.
http://www.4shared.com/get/W7fR2EDM/1_hakekat_toleransi_islam_dan_.html
9. http://sejarah.kompasiana.com/2013/10/26/hikmah-qs-ar-rum-ayat-31-33-umat-islam-prihatin-atas-mesir-602511.html
; Cuplikan: Seharusnya umat Islam harus prihatin & berkoreksi diri,
introspeksi apakah mereka sudah dalam Al-Jamaah, Ahlu-sunnah wal Jamaah yang
satu, yang dipimpin seorang Pemimpin kerohanian yang Satu, seorang khalifah
sesuai QS.An Nuur 24 : 56??
10. http://sejarah.kompasiana.com/2013/08/21/teka-teki-yang-sebaiknya-dijawab-dulu-ulamauhum-tuhan-mui-umat-tuhan-mui-sebelum-sesat-musyrik-582735.html ; Jika Tn.2, anybody, YG MENGAKU muslim, terserah mo paham moderat, radikal, ahlussunah, syiah, DLL… & ulamauhum di seluruh dunia, khususnya INDONESIA, & juga khususnya bagi ulamauhum MUI yg NGERASA PEMAHAMAN ISLAM TN2 PALING BENAR,…NGERASA TAFSIR ALQUR’AN TN2 NDAK MUNGKIN SALAH, BENAR 100%,… sehingga menjadi ‘tuhan MUI’ yang fatwa2 sesat & menyesatkan mereka diamini umat ‘tuhan MUI’ (TIDAK MUNGKIN SALAH, padahal bukan TUHAN, nabi, atau ALQUR’AN) mewakili ayat2 Alqur’an yg qat’i pemahamannya, yg artinya mewakili Allah SWT….mk kami ingin bertanya hal yang sangat sederhana (smoga hal yg kecil ini mengingatkan, menjadikan koreksi bagi diri kita masing2),…JIKA JUMLAH SURAH DLM ALQUR’AN, Tn2 semua pasti sdh pada ngerti,…& mengamini sebanyak 114 surah,…bagaimana dgn ayat2-Nya?. Pemahaman ini mempunyai hikmah yg banyak, bagi Kita semua. ; MK PERTANYAAN PUNGKAS KAMI:
1. BERAPAKAH JUMLAH AYAT2 DI DALAM KITAB SUCI AGAMAMU (ISLAM), ALQUR’AN??? APAKAH 6666 AYAT-KAH???? apakah menurut Tn. benarkah spt yg diajarkan di RA, SMP/tsanawiyah, SMA, aliyah,…& JUGA DI PERGURUAN TINGGI ISLAM BAHWA JUMLAH SELURUH AYAT ALQUR’AN ITU 6666 AYAT???…MOHON DIJAWAB SEDERHANA, YA BENAR jumlahnya 6666 ayat, ATAU SALAH, jumlahnya bukan 6666 ayat !!!…terserah jika mo ngasih lebih jawaban… ; Ini merupakan pertanyaan Pungkasan, Paling Utama!!!….Ayo siapapun tuhan mui & umatnya mau ngejawab!!!!
10. http://sejarah.kompasiana.com/2013/08/21/teka-teki-yang-sebaiknya-dijawab-dulu-ulamauhum-tuhan-mui-umat-tuhan-mui-sebelum-sesat-musyrik-582735.html ; Jika Tn.2, anybody, YG MENGAKU muslim, terserah mo paham moderat, radikal, ahlussunah, syiah, DLL… & ulamauhum di seluruh dunia, khususnya INDONESIA, & juga khususnya bagi ulamauhum MUI yg NGERASA PEMAHAMAN ISLAM TN2 PALING BENAR,…NGERASA TAFSIR ALQUR’AN TN2 NDAK MUNGKIN SALAH, BENAR 100%,… sehingga menjadi ‘tuhan MUI’ yang fatwa2 sesat & menyesatkan mereka diamini umat ‘tuhan MUI’ (TIDAK MUNGKIN SALAH, padahal bukan TUHAN, nabi, atau ALQUR’AN) mewakili ayat2 Alqur’an yg qat’i pemahamannya, yg artinya mewakili Allah SWT….mk kami ingin bertanya hal yang sangat sederhana (smoga hal yg kecil ini mengingatkan, menjadikan koreksi bagi diri kita masing2),…JIKA JUMLAH SURAH DLM ALQUR’AN, Tn2 semua pasti sdh pada ngerti,…& mengamini sebanyak 114 surah,…bagaimana dgn ayat2-Nya?. Pemahaman ini mempunyai hikmah yg banyak, bagi Kita semua. ; MK PERTANYAAN PUNGKAS KAMI:
1. BERAPAKAH JUMLAH AYAT2 DI DALAM KITAB SUCI AGAMAMU (ISLAM), ALQUR’AN??? APAKAH 6666 AYAT-KAH???? apakah menurut Tn. benarkah spt yg diajarkan di RA, SMP/tsanawiyah, SMA, aliyah,…& JUGA DI PERGURUAN TINGGI ISLAM BAHWA JUMLAH SELURUH AYAT ALQUR’AN ITU 6666 AYAT???…MOHON DIJAWAB SEDERHANA, YA BENAR jumlahnya 6666 ayat, ATAU SALAH, jumlahnya bukan 6666 ayat !!!…terserah jika mo ngasih lebih jawaban… ; Ini merupakan pertanyaan Pungkasan, Paling Utama!!!….Ayo siapapun tuhan mui & umatnya mau ngejawab!!!!
|K|2|3|5|W|™ ‘s
…All
The Stage & material will be revising against Mr.Time & when is
needed…Jazakallah…
NOTE:
Penulisan nomor ayat Al-Qur’an dalam
seluruh review Kami di Kompasiana, berdasarkan Hadist Nabi Besar Al-Mushthafa
Muhammad saw, riwayat sahabah Ibnu Abbas ra, yang menunjukkan bahwa setiap
basmalah pada tiap awal surah adalah ayat pertama surat itu. “Kaanaanabiyyu
shollallahu ‘alayhi wasallama laa ya’rifu fashlassuuroti hatta yanzila ‘alayhi
bismillahirrohmaanirrohiymi…”, artinya: Nabi saw tidak mengetahui pemisahan
antara surat itu sehingga bismilaahir-rahmaanir-rahiim turun kepadanya.” (HR.
Abu Daud, “Kitab Shalat” ; dan Al-Hakim dalam ..
KINAYAH ANTARA
PERLAMBANGAN DAN MAKSUD
TUHAN BERSELA DI ATAS
ARASY
Kinayah adalah menyebutkan sesuatu ungkapan
yang dimaksudkan dengan makna lain yang bukan makna asalnya. Namun definisi
yang lebih masyhur dan diterima pakai ialah pendapat al-Hasyimy yang melihat
kinayah sebagai ungkapan yang menggunakan makna tersirat, di samping harus
menggunakan makna tersurat. Antara tujuan kinayah adalah untuk memperelok makna
dan mengindahkannya, di samping menyembunyikan sesuatu perkara daripada
pendengar.
Sebagai contoh: فُلاَن نَؤُوْمُ الضُّحاَ
Ungkapan kinayah di atas bermaksud: Si
fulan gemar tidur waktu pagi. Dalam kalangan orang Arab, ungkapan fulan
na’umu al-Dhuha sangat masyhur untuk menggambarkan seseorang yang kaya. Lantaran
kekayaannya itu, dia boleh tidur dan bersenang-lenang tanpa perlu gigih bekerja
pada waktu pagi. Tetapi jika fulan na’umu al-Dhuha difahami dengan makna
literalnya (gemar tidur waktu pagi) juga tidak salah.
Kinayah terbahagi kepada 3 jenis. Salah satunya
kinayah ‘an al-Siffat yang menyerupai bentuk “simpulan bahasa” dalam
retorika Melayu. Bahkan terdapat ungkapan-ungkapan dalam kedua-dua bahasa
tersebut yang faktor lahirnya ungkapan tersebut hampir sama.
Contohnya, ungkapan دَمٌ خَفِيْف
adalah kinayah yang bermaksud “darah cair”. Dalam retorika Melayu. “darah cair”
adalah sebuah simpulan bahasa yang membawa maksud seorang yang peramah atau
bermulut manis. Begitu juga dengan ungkapan البَبْغاَء
(burung kakaktua) hampir sama dengan ungkapan “burung murai” bagi mengkiaskan
"orang yang suka bercakap banyak" dalam retorika Melayu.
Namun tidak semua kinayah ‘an-Siffah
boleh diterjemahkan ke bahasa Melayu untuk dijadikan “simpulan bahasa” dengan
menggunakan maksud yang sama kerana perbezaan latar budaya dan geografi.
Sebagai contoh, penggunaan ungkapan panjang tangan dalam peribahasa Melayu
diertikan sebagai “orang yang suka mencuri”, manakala dalam ilmu
Balaghah, طُوْلُ الذِّرَاع membawa maksud
yang berlainan, iaitu orang yang banyak bersedekah.
Dalam pengajaran Balaghah di Indonesia dan Malaysia,
kinayah sering dianggap atau diterjemahkan sebagai “kiasan”. Namun tanggapan
atau terjemahan tersebut kurang tepat lantaran kiasan dalam bahasa Arab
merangkum hampir keseluruhan ‘Ilm Bayan. Sebaliknya kinayah adalah
sebahagian daripada ilmu tersebut, malah boleh berada di tengah-tengah antara
makna hakiki dan majazi.
No comments:
Post a Comment