Monday, March 3, 2014

Rasa yang tiada terperi ini kadang membuat akal ini terpedaya



HAYATI  MINARTI KAMPARI
Drs.M.Rakib S.H.,M.Ag Cipatakarya Pekanbaru Riau Indonesia.

          Ketika Cahyani, asal Kampar Riau disunting sang pengeran asing, hampa rasanya hidupku. Seakan dunaia yang begini besar mengejeku. Kisahnya aku taruh di dalam Novelku yang berjudul  CINTA PERTAMAKU  DITILANG NENEK  SIHIR”. Tiba-tiba aku berkenalan dengan Hayati pada acara penataran calon pegawai negeri. Dalam pikiranku, mungkin Tuhan menggantikannya dengan Hayati yang sekarang ini, sedang menem,pati ruang hatiku..Ternyata cintaku tidak ditolak. Gadis yang baru ini gemar pakaian warna warni, mirip anak TK, tapi cara berfikirnya juga seperti anak TK. Akupun diperlakukan seperti anak TK pula. 

AKHIRNYA , DIA MENOLAK CINTAKU, karena ada camat muda yang mampir sebentar di hatinya. Dia lebih menaruh harapan kepada Camat muda itu, dibandingkan aku hanya guru SMA, merngajar pendidikan agama.di SMA sudut kota Pekanbaru Riau. Indonesia..  Kecantikan Hayati telah mengalahkan akal sehatku. Ada perasaan kagum yang tiada terperi.
        Hayati juga  memilki rasa yang tiada terperi ini kadang membuat akal ini terpedaya, ia kesurupan tak terkendali dan terpaku hanya pada satu kata cinta. Benar apa kata orang tua, sepintar dan seluas ilmu anak muda tidak bisa melawan bentang waktu pengalaman orang dewasa. Semua itu kalah oleh waktu, kecuali Ia sang Maha Kekal tak lekang oleh waktu. Waktu jualah yang menguji tingkat dan derajat cinta seseorang, baik pada kekasihnya yang fana maupun pada Yang Maha Pecinta.

Sejatinya cinta itu adalah bertemu padu antara dua kasih dan terkasih, tidak ada namanya cinta hanya satu sisi saja. Atau istilah para penganutnya cinta bertepuk sebelah tangan. Allah SWT berkalam “ … apabila seorang hamba mendekatiKU dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari…”. Allah SWT Menegaskan pada hambaNYA Ia akan Menerima dan Mencintai pada setiap hamba yang mendekat walau membawa gunung dosa.

Allah Yang Maha Rohman ‘Mengajarkan’ pada kekasihNYA baginda Nabi SAW yang seraya bersabda “ Seseorang akan dibangkitkan bersama yang ia cintainya”. Dibangkitkan dari dunia fana ini menuju kehidupan yang hakiki, tak ada cinta yang tak terbalas kala itu. Setiap nikmat yang abadi adalah pengewajantahan dari CintaNYA.

Namanya anak muda yang sedang dilanda cinta buta, ketika ia haus dan berada di tengah-tengah gurun cinta yang gersang ia akan selalu mencari oase itu. Meskipun tak jarang terjebak pada fatamorgana, indah memang tapi ternyata hanyalah baying-bayang. Begitu cinta ini membuncah melewati batas naluri, meski ia tahu tak dapat dibantah kalau ‘cintanya bertepuk sebelah tangan’. Kalimat itu tidak pernah ada dalam kamus hidup saya, tapi nyatanya kala itu pernah terbesit kalau cinta ini tak berbalas. Hati ini semakin gundah dan bertanya apakah ini benar-benar cinta.

Entah ada angin apa malam itu selepas shalat magrib hati ini ingin segera bergegas menemuinya. Kami bertemu tak seperti biasanya di ruang tamu itu. Ia mengajak mengobrol dari hati ke hati di depan counter ponsel pamannya. Ia serius membicarakan hubungan kami, heran memang selama ini sayalah yang aktif membicarakannya setiap bertemu. Hati ini gemetar dan remuk redam ketika dia mengatakan kalau hubungan yang kami jalani ini tidak lebih antara adik dan kakak. Dan yang lebih parah ia telah menjalin cinta dengan orang lain.

Lantas kenapa ia begitu memperhatikan saya layaknya seorang kekasih? Lidah pun kelu, hati ini beku tak tahu kata apa yang tepat untuk menanggapi pernyataanya. Ya Allah berikan hambaMU ini kemantapan hati mengadapi setiap cobaan yang mendera. Ia meminta pendapat tentang perasaan seorang lelaki pada kekasihnya dan dengan entengnya ia meminta maaf atas setiap perilakunya.

Hati ini memang masih belum terima atas perlakuannya, namun apalah daya cinta tak pernah bisa dipaksakan. Tak mau lagi memperpanjang bincang-bincang kala itu saya berpamitan dengan hati kecut. Dan setan pun hadir dan membujuk hati ini, tak terasa sebuah kata tergumam dalam hati “ seandainya hati ini masih berpaut walau ia telah jadi milik orang lain, akan ku tunggu jandamu”. Ku tinggalkan dengan langkah gontai lunglai tak ada daya, hanya ada asa yang hampa.
Hayati, kurelakan dikau pergi
Namamu tak tertulis dalam nasibku
Kita sama-sama tak bias menantang takdir
Biarlah aku terus begini. Dalam kesendirianku.
Kata –kata terakhir darimu yang tetap kuingat ialah
“Sudahlah Bang, dunia tidak selebar daun kelor.
Tapi sampai hari ini, aku tidak tahu, daun kellor itu seperti apa
Kelor itu sejenis tumbuhan apa, aku masih tetap menantimu ,
Sampai kiamat nati….

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook