Wednesday, December 3, 2014

Kampanye Anti Kekerasan M.RAKIB LPMP RIAU



Stop Bullying", Kampanye Anti Kekerasan
M.RAKIB  LPMP   RIAU  INDONESIA.  2014

 

Duduk Di Negeri Menjaga Budi
Duduk Mufakat Menjaga Adat
Duduk Musyawarah Menjaga Lidah
Duduk Beramai Menjaga Perangai
Duduk Di Belat Menjaga Sifat

Kalau tidak, punya etik
Orang mudah, terlibat konflik
Setanpun menggelitik
Menampilkan, sifat munafik.

        Tunjuk ara dan  pantun Melayu sangat besar manfaatnya. Butir-butir penggalan yang terdapat dalam tunjuk ajar Melayu yang menunjukkan prilaku anti kekerasan pentingnya menjaga nilai etika, sebuah prilaku yang menunjukkan kehalusan budi dengan penghormatan yang sungguh halus. Konstruksi tunjuk ajar serta penggalan butir-butirnya diatas tidak hanya menunjukkan pada relasi horizontal atau semata-mata penghormatan dalam bingkai kultural namun telah menjadi petunjuk bagi tata pergaulan masyarakat, seperti menjaga persaudaraan atau mendahulukan musyawarah sebelum bertindak. Hampir tak ditemukan isi butir-butir dalam tunjuk ajar yang menunjukkan kecongkakan, kekerasan, dan kesukaan dalam berperang.


        Satu dasawarsa setelah reformasi 1998, Indonesia tampil sebagai kampiun kebebasan dan demokrasi bagi dunia Islam dan negara-negara di Asia Tenggara. Ini keberhasilan yang mencengangkan. Dilihat dari pengalaman transisi di Indonesia, baru kali ini demokrasi berjalan satu dasawarsa lebih. Negara Demokrasi yang Belajar seakan susul menyusul dengan kekerasan yang menyertai jatuhnya Orde Baru pada 1998. 


Aparat keamanan, yang dahulu menjadi rangka-baja rezim, terbelah, mengalami demoralisasi, dan tak kuasa menghentikan konflik-konflik tersebut. Sudah begitu, sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam pula—agama yang sering dinilai tidak selaras dengan demokrasi. Akan tetapi, Indonesia berhasil mengatasi berbagai rintangan dan kejanggalan tersebut. 


Disatu sisi demokrasi di Indonesia menciptakan ruang-ruang kebebasan seperti berpendapat, berekspresi dan lain sebagainya. Tetapi di sisi yang lain kita bisa melihat kenyataan di lapangan! Kekerasan antar agama, perilaku diskriminatif terhadap minoritas, perampasan tanah rakyat, kebijakan-kebijakan yang tidak memihak pada rakyat, penegakan hukum yang tebang pilih, termasuk korupsi yang kian merajalela di kalangan elite, hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya perilaku-perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.


Jika hal ini dibiarkan terus, bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti, bangsa ini akan kolaps. 

Dalam kondisi yang demikian, maka kita perlu meninjau kembali keberadaan nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam filosofi kebudayaan masyarakat. Salah satunya tercermin dalam tunjuk ajar Melayu, yang mengandung nilai etika, estetika dan sangat di junjung oleh masyarakat Melayu seperti dalam ungkapan adat hidup menjadi manusia, pahit manis sama dicecah, adat hidup berkaum bangsa, sakit senang sama dirasa, adat hidup diatas dunia, mencari kawan serta saudara, adat hidup berkaum bangsa, tolong menolong rasa merasa, jangan menjaga tiada lengah, bagi membagi di dalam susah. Kandungan isi ungkapan ini secara jelas menunjukkan sikap orang Melayu yang menganggap manusia seluruhnya bersaudara karena berasal dari nenek moyang yang sama, yakni Adam dan Hawa.
Bangsa kita tengah didera oleh berbagai macam permasalahan, di antaranya semakin banyaknya persoalan persoalan anak yang belum kunjung membaik, antara lain maraknya kekerasan, termasuk tawuran, yang terjadi di seputar mereka. Didorong oleh semangat untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut, Perguruan Al-Izhar Pondok Labu (Al-Izhar) berkolaborasi dengan Ikatan Orangtua Murid (IOM) Al-Izhar, Ikatan Guru Indonesia (IGI), dan LSM Semai Jiwa Amini (SEJIWA) akan mengadakan rangkaian kegiatan positif anti kekerasan yang dimulai 10 Oktober hingga  acara puncak Talkshow dan Deklarasi Stop Bullying Pelajar dan Pendidik pada 10 November 2011.
Selama ini, setiap tahun pada bulan Oktober, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Al-Izhar mengadakan Bulan Bahasa dengan berbagai rangkaian kegiatan di semua level pendidikan dari TK hingga SMA dengan fokus menghargai dan meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia mereka. Kali ini Bulan Bahasa akan dipersatukan dengan berbagai kegiatan lain di dalam program kampanye anti kekerasan terhadap anak: “Stop Bullying! – Belajar Dalam Damai”.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilaksanakan berupa lomba dan pameran Karya Tulis, Poster, Menulis Surat Kepada Presiden, Pidato, Story Telling, Menulis dan Membaca Puisi. Untuk lomba Menulis Surat Kepada Presiden, hasil karya mereka selanjutnya akan disampaikan kepada Presiden. Selain itu, untuk semakin menarik minat baca, para siswa juga akan melakukan Temu Penulis (bersama Doni Dirgantoro – Penulis “5cm” dan “2” untuk SMA; dan Arin dari “Kecil Kecil Punya Karya” untuk SD). Pada acara Story Telling, para siswa akan berbagi cerita kepada adik-adik kelasnya akan pentingnya menghormati dan peduli kepada sesama, dan cinta damai. Berbagai kegiatan tersebut akan diramu dengan berbagai kegiatan seni musik, tari, dan drama. Puncak acara akan dilaksanakan pada 10 November, Hari Pahlawan, dimana akan dilaksanakan pula Talk Show Anak dan Talk Show Guru/Orang Tua yang akan dibacakan Deklarasi Anti Kekerasan dari Anak, dan Deklarasi Anti Kekerasan dari Pendidik. Acara penting ini akan dilanjutkan dengan ‘happening arts and music’ serta penyerahan hadiah-hadiah lomba hingga sore hari. Ragam kegiatan tersebut dirancang dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesadaran untuk hidup damai dalam berkarya.
Program “Stop Bullying, Belajar dalam Damai” ini bermaksud mengingatkan kembali kepada para orangtua, guru serta para pelajar untuk bersama sama mengupayakan terciptanya suasana damai agar pelajar dapat belajar secara optimal. Seluruh kegiatan mengajak anak untuk hidup dengan respek kepada sesama, mampu melakukan kerjasama, berempati, bertanggung jawab, toleransi terhadap perbedaan, dan santun, yang semuanya bermuara kepada terciptanya kedamaian. Selain itu, program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah sekolah lain agar dapat  bersama-sama mengatasi kekerasan terhadap anak-anak di sekolah dengan cara cara yang damai dan menumbuhkan potensi.

Tujuan Program
  • Meningkatkan kesadaran pada sekolah sekolah dan masyarakat untuk bersama sama mengatasi kekerasan di sekolah
  • Mengembangkan bakat dan kreativitas anak agar mereka mampu aktualisasikan diri
  • Menjadikan anak anak yang bangga berperilaku luhur
  • Menjadikan anak anak yang cinta dan mampu ciptakan damai
  • Merajut kerjasama antar semua pihak  yang membuahkan harapan dan semangat antikekerasan di seputar anak
  • Menginspirasi sekolah sekolah lain dalam menciptakan budaya damai di sekolah.
  •  
·         Kekerasan itu, sesuatu yang tidak menyenangkan,
   Baik yang dirasakan jasmani, atau perasaan
·         Dinamakan, sebuah penyiksaan
·         Melanggar HAM, memasung kebebasan
·          
·           BERSIKAP TEGAS KEPADA ISTERI
·           TIDAK MELANGGAR HAK ASASI
·           SEKEDAR BISA, JADI KENDALI
·           JIKA ISTERI, TAK LAGI MENGHARGAI
·          
·                 Memang setiap orang di dunia ini, tidak menginginkan menjadi korban kekerasan dalam bentuk apapun dan karena alasan apapun. Tetapi realitas sosial yang penuh dengan ragam kepentingan terkadang, dengan kesadaran atau tanpa kesadaran, memaksa orang untuk berbuat timpang dan menindas orang lain. Kekerasan-kekerasan pun terjadi dan masih terus akan terjadi selama konflik kepentingan itu masih ada dalam kehidupan ini. Semangat untuk mencari dan mewujudkan keadilan, menjadi penting untuk terus digulirkan dalam rangka menghapuskan ekses ketimpangan kehidupan, menghentikan kekerasan dan memberikan perlindungan kepada korban.

         Kasus-kasus kekerasan dan penindasan yang menimpa kemanusiaan telah memotivasi banyak kalangan untuk mendakwahkan cara hidup dan pranata kehidupan yang lebih adil dan penuh kedamaian. Perbudakan manusia, penjajahan bangsa, perampasan sumber daya, kekerasan terhadap buruh dan minoritas, serta segala jenis kekerasan berbasis gender menjadi isu global yang diserukan untuk dihentikan. Sebagian sudah berhasil, seperti perbudakan manusia dan penjajahan dunia—walaupun saat ini wacana tentang perbudakan moderen (modern slavery) masih dirasakan oleh sebagian kalangan manusia seperti fenomena perdagangan manusia terutama pada perempuan dan anak- anak. Sebagian yang lain masih harus terus diperjuangkan untuk mendapatkan perhatian yang lebih layak.
·        

           Salah satu fenomena kekerasan terhadap manusia yang masih sering terjadi dan memerlukan perhatian dan penanganan serius adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Relasi suami-isteri yang timpang masih terus menimbulkan banyak korban dari kalangan perempuan dan anak-anak.


Penggagas/Pendukung/Pelaksana

AL-IZHAR
Sebuah sekolah swasta yang menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi siswa untuk menjadi manusia yang beriman, mandiri, kreatif dan cerdas. Visi Al-Izhar adalah "Mendidik dan Menghasilkan Intelektual Islam yang Berkualitas Internasional".
Alamat: Jln R.S. Fatmawati Kav.49 Pondok Labu, Jakarta. Telp.: 7695542, 7506128; Faks.: 7503662. Email: humas@al-izhar-jkt.sch.id.
Contact person: Sari Nurhadian (Humas): 0811161674; Taufan:humas@al-izhar-jkt.sch.id
IKATAN ORANGTUA MURID (IOM) AL-IZHAR
IOM merupakan singkatan dari Ikatan Orang tua Murid, yang merupakan suatu organisasi yang bertempat di Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu. Jadi disebut IOM Al-Izhar. IOM merupakan wadah tunggal bagi seluruh orang tua murid yang bertujuan menjadi mitra Perguruan dalam rangka mengembangkan kualitas pendidikan umum, yang berasaskan Islam, menggali dan mengembangkan potensi manusiawi murid, agar menjadi insan yang Beriman, Mandiri, Kreatif dan Cerdas. Anggota IOM adalah seluruh orang tua/wali dari murid yang masih aktif bersekolah di lingkungan Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu.
IGI
Ikatan Guru Indonesia merupakan organisasi profesi guru yang menjadi wadah komunikasi para guru untuk mengembangkan kualitas guru di Indonesia serta meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan moto “Sharing and Growing Together”,dan visi memperjuangkan mutu, profesionalisme, kesejahteraan guru Indonesia, serta turut secara aktif mencerdaskan kehidupan bangsa, Ikatan Guru Indonesia menjadi komunitas bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli pada pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan.

No comments:

Post a Comment

Komentar Facebook