Stop Bullying",
Kampanye Anti Kekerasan
M.RAKIB LPMP
RIAU INDONESIA. 2014
Duduk
Di Negeri Menjaga Budi
Duduk
Mufakat Menjaga Adat
Duduk
Musyawarah Menjaga Lidah
Duduk
Beramai Menjaga Perangai
Duduk
Di Belat Menjaga Sifat
Kalau
tidak, punya etik
Orang
mudah, terlibat konflik
Setanpun
menggelitik
Menampilkan,
sifat munafik.
Tunjuk ara
dan pantun Melayu sangat besar
manfaatnya. Butir-butir penggalan yang terdapat dalam tunjuk ajar Melayu yang menunjukkan
prilaku anti
kekerasan pentingnya menjaga nilai etika, sebuah prilaku yang
menunjukkan kehalusan budi dengan penghormatan yang sungguh halus. Konstruksi
tunjuk ajar serta penggalan butir-butirnya diatas tidak hanya menunjukkan pada
relasi horizontal atau semata-mata penghormatan dalam bingkai kultural namun
telah menjadi petunjuk bagi tata pergaulan masyarakat, seperti menjaga
persaudaraan atau mendahulukan musyawarah sebelum bertindak. Hampir tak
ditemukan isi butir-butir dalam tunjuk ajar yang menunjukkan kecongkakan,
kekerasan, dan kesukaan dalam berperang.
Satu dasawarsa setelah reformasi 1998, Indonesia tampil sebagai kampiun kebebasan dan demokrasi bagi dunia Islam dan negara-negara di Asia Tenggara. Ini keberhasilan yang mencengangkan. Dilihat dari pengalaman transisi di Indonesia, baru kali ini demokrasi berjalan satu dasawarsa lebih. Negara Demokrasi yang Belajar seakan susul menyusul dengan kekerasan yang menyertai jatuhnya Orde Baru pada 1998.
Aparat keamanan, yang dahulu menjadi rangka-baja rezim, terbelah, mengalami demoralisasi, dan tak kuasa menghentikan konflik-konflik tersebut. Sudah begitu, sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam pula—agama yang sering dinilai tidak selaras dengan demokrasi. Akan tetapi, Indonesia berhasil mengatasi berbagai rintangan dan kejanggalan tersebut.
Disatu sisi demokrasi di Indonesia menciptakan ruang-ruang kebebasan seperti berpendapat, berekspresi dan lain sebagainya. Tetapi di sisi yang lain kita bisa melihat kenyataan di lapangan! Kekerasan antar agama, perilaku diskriminatif terhadap minoritas, perampasan tanah rakyat, kebijakan-kebijakan yang tidak memihak pada rakyat, penegakan hukum yang tebang pilih, termasuk korupsi yang kian merajalela di kalangan elite, hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya perilaku-perilaku yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Jika hal ini dibiarkan terus, bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti, bangsa ini akan kolaps.
Dalam kondisi yang demikian, maka kita perlu meninjau kembali keberadaan nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam filosofi kebudayaan masyarakat. Salah satunya tercermin dalam tunjuk ajar Melayu, yang mengandung nilai etika, estetika dan sangat di junjung oleh masyarakat Melayu seperti dalam ungkapan adat hidup menjadi manusia, pahit manis sama dicecah, adat hidup berkaum bangsa, sakit senang sama dirasa, adat hidup diatas dunia, mencari kawan serta saudara, adat hidup berkaum bangsa, tolong menolong rasa merasa, jangan menjaga tiada lengah, bagi membagi di dalam susah. Kandungan isi ungkapan ini secara jelas menunjukkan sikap orang Melayu yang menganggap manusia seluruhnya bersaudara karena berasal dari nenek moyang yang sama, yakni Adam dan Hawa.
Bangsa
kita tengah didera oleh berbagai macam permasalahan, di antaranya semakin
banyaknya persoalan persoalan anak yang belum kunjung membaik, antara lain
maraknya kekerasan, termasuk tawuran, yang terjadi di seputar mereka. Didorong
oleh semangat untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut, Perguruan
Al-Izhar Pondok Labu (Al-Izhar) berkolaborasi dengan Ikatan Orangtua Murid
(IOM) Al-Izhar, Ikatan Guru Indonesia (IGI), dan LSM Semai Jiwa Amini (SEJIWA)
akan mengadakan rangkaian kegiatan positif anti kekerasan yang dimulai 10
Oktober hingga acara puncak Talkshow dan Deklarasi Stop Bullying Pelajar
dan Pendidik pada 10 November 2011.
Selama ini, setiap tahun pada bulan
Oktober, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Al-Izhar mengadakan
Bulan Bahasa dengan berbagai rangkaian kegiatan di semua level pendidikan dari
TK hingga SMA dengan fokus menghargai dan meningkatkan kemampuan berbahasa
Indonesia mereka. Kali ini Bulan Bahasa akan dipersatukan dengan berbagai
kegiatan lain di dalam program kampanye anti kekerasan terhadap anak: “Stop
Bullying! – Belajar Dalam Damai”.
Adapun rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan berupa lomba dan pameran Karya Tulis, Poster, Menulis Surat Kepada
Presiden, Pidato, Story Telling, Menulis dan Membaca Puisi. Untuk lomba Menulis
Surat Kepada Presiden, hasil karya mereka selanjutnya akan disampaikan kepada
Presiden. Selain itu, untuk semakin menarik minat baca, para siswa
juga akan melakukan Temu Penulis (bersama Doni Dirgantoro – Penulis “5cm” dan
“2” untuk SMA; dan Arin dari “Kecil Kecil Punya Karya” untuk SD). Pada acara
Story Telling, para siswa akan berbagi cerita kepada adik-adik kelasnya akan
pentingnya menghormati dan peduli kepada sesama, dan cinta damai. Berbagai
kegiatan tersebut akan diramu dengan berbagai kegiatan seni musik, tari, dan
drama. Puncak acara akan dilaksanakan pada 10 November, Hari Pahlawan, dimana
akan dilaksanakan pula Talk Show Anak dan Talk Show Guru/Orang Tua yang akan
dibacakan Deklarasi Anti Kekerasan dari Anak, dan Deklarasi Anti Kekerasan dari
Pendidik. Acara penting ini akan dilanjutkan dengan ‘happening arts and music’
serta penyerahan hadiah-hadiah lomba hingga sore hari. Ragam kegiatan tersebut
dirancang dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesadaran untuk hidup damai
dalam berkarya.
Program “Stop Bullying, Belajar dalam
Damai” ini bermaksud mengingatkan kembali kepada para orangtua, guru serta para
pelajar untuk bersama sama mengupayakan terciptanya suasana damai agar pelajar
dapat belajar secara optimal. Seluruh kegiatan mengajak anak untuk hidup dengan
respek kepada sesama, mampu melakukan kerjasama, berempati, bertanggung jawab,
toleransi terhadap perbedaan, dan santun, yang semuanya bermuara kepada
terciptanya kedamaian. Selain itu, program ini diharapkan dapat menjadi
inspirasi bagi sekolah sekolah lain agar dapat bersama-sama
mengatasi kekerasan terhadap anak-anak di sekolah dengan cara cara yang damai
dan menumbuhkan potensi.
Tujuan Program
- Meningkatkan kesadaran pada sekolah sekolah dan masyarakat untuk bersama sama mengatasi kekerasan di sekolah
- Mengembangkan bakat dan kreativitas anak agar mereka mampu aktualisasikan diri
- Menjadikan anak anak yang bangga berperilaku luhur
- Menjadikan anak anak yang cinta dan mampu ciptakan damai
- Merajut kerjasama antar semua pihak yang membuahkan harapan dan semangat antikekerasan di seputar anak
- Menginspirasi sekolah sekolah lain dalam menciptakan budaya damai di sekolah.
·
Kekerasan itu,
sesuatu yang tidak menyenangkan,
Baik yang dirasakan jasmani, atau perasaan
·
Dinamakan, sebuah
penyiksaan
·
Melanggar HAM,
memasung kebebasan
·
·
BERSIKAP TEGAS KEPADA ISTERI
·
TIDAK MELANGGAR HAK ASASI
·
SEKEDAR BISA, JADI KENDALI
·
JIKA ISTERI, TAK LAGI MENGHARGAI
·
·
Memang setiap orang di dunia ini, tidak
menginginkan menjadi korban kekerasan dalam bentuk apapun dan karena alasan
apapun. Tetapi realitas sosial yang penuh dengan ragam kepentingan terkadang,
dengan kesadaran atau tanpa kesadaran, memaksa orang untuk berbuat timpang dan
menindas orang lain. Kekerasan-kekerasan pun terjadi dan masih terus akan
terjadi selama konflik kepentingan itu masih ada dalam kehidupan ini. Semangat
untuk mencari dan mewujudkan keadilan, menjadi penting untuk terus digulirkan
dalam rangka menghapuskan ekses ketimpangan kehidupan, menghentikan kekerasan
dan memberikan perlindungan kepada korban.
Kasus-kasus kekerasan dan penindasan yang menimpa kemanusiaan telah memotivasi banyak kalangan untuk mendakwahkan cara hidup dan pranata kehidupan yang lebih adil dan penuh kedamaian. Perbudakan manusia, penjajahan bangsa, perampasan sumber daya, kekerasan terhadap buruh dan minoritas, serta segala jenis kekerasan berbasis gender menjadi isu global yang diserukan untuk dihentikan. Sebagian sudah berhasil, seperti perbudakan manusia dan penjajahan dunia—walaupun saat ini wacana tentang perbudakan moderen (modern slavery) masih dirasakan oleh sebagian kalangan manusia seperti fenomena perdagangan manusia terutama pada perempuan dan anak- anak. Sebagian yang lain masih harus terus diperjuangkan untuk mendapatkan perhatian yang lebih layak.
Kasus-kasus kekerasan dan penindasan yang menimpa kemanusiaan telah memotivasi banyak kalangan untuk mendakwahkan cara hidup dan pranata kehidupan yang lebih adil dan penuh kedamaian. Perbudakan manusia, penjajahan bangsa, perampasan sumber daya, kekerasan terhadap buruh dan minoritas, serta segala jenis kekerasan berbasis gender menjadi isu global yang diserukan untuk dihentikan. Sebagian sudah berhasil, seperti perbudakan manusia dan penjajahan dunia—walaupun saat ini wacana tentang perbudakan moderen (modern slavery) masih dirasakan oleh sebagian kalangan manusia seperti fenomena perdagangan manusia terutama pada perempuan dan anak- anak. Sebagian yang lain masih harus terus diperjuangkan untuk mendapatkan perhatian yang lebih layak.
·
Salah satu fenomena kekerasan terhadap manusia yang masih sering terjadi dan memerlukan perhatian dan penanganan serius adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Relasi suami-isteri yang timpang masih terus menimbulkan banyak korban dari kalangan perempuan dan anak-anak.
Salah satu fenomena kekerasan terhadap manusia yang masih sering terjadi dan memerlukan perhatian dan penanganan serius adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Relasi suami-isteri yang timpang masih terus menimbulkan banyak korban dari kalangan perempuan dan anak-anak.
Penggagas/Pendukung/Pelaksana
AL-IZHAR
Sebuah
sekolah swasta yang menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi
siswa untuk menjadi manusia yang beriman, mandiri, kreatif dan cerdas. Visi
Al-Izhar adalah "Mendidik dan Menghasilkan Intelektual Islam yang
Berkualitas Internasional".
Alamat: Jln R.S. Fatmawati
Kav.49 Pondok Labu, Jakarta. Telp.: 7695542, 7506128; Faks.: 7503662.
Email: humas@al-izhar-jkt.sch.id.
Contact person: Sari
Nurhadian (Humas): 0811161674; Taufan:humas@al-izhar-jkt.sch.id
IKATAN
ORANGTUA MURID (IOM) AL-IZHAR
IOM
merupakan singkatan dari Ikatan Orang tua Murid, yang merupakan suatu
organisasi yang bertempat di Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu. Jadi disebut
IOM Al-Izhar. IOM merupakan wadah tunggal bagi seluruh orang tua murid yang
bertujuan menjadi mitra Perguruan dalam rangka mengembangkan kualitas
pendidikan umum, yang berasaskan Islam, menggali dan mengembangkan potensi
manusiawi murid, agar menjadi insan yang Beriman, Mandiri, Kreatif dan Cerdas.
Anggota IOM adalah seluruh orang tua/wali dari murid yang masih aktif
bersekolah di lingkungan Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu.
IGI
Ikatan Guru Indonesia
merupakan organisasi profesi guru yang menjadi wadah komunikasi para guru untuk
mengembangkan kualitas guru di Indonesia serta meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Dengan moto “Sharing and Growing Together”,dan visi memperjuangkan
mutu, profesionalisme, kesejahteraan guru Indonesia, serta turut secara aktif
mencerdaskan kehidupan bangsa, Ikatan Guru Indonesia menjadi komunitas bagi
para guru dan siapa saja yang tertarik dan peduli pada pentingnya memajukan
dunia pendidikan dan keguruan.
No comments:
Post a Comment