Sepuro aku njaluk sepuro
Maafkan, aku meminta maaf.
Oleh Dr.HM.Rakib Jamari, BA.,S.H.,.M.Ag. HP 0823 9038 1888
Aku Pencinta Bahasa Daerah Nusantara teruma Bahasa Jawa.
Waktu kecil, penulis di Tanjung Sum Penyalai, berteman siang malam dengan orang Jawa, karena ayahku guru ngaji. Anak-anak nginap di rumah kami, di sinilah penulis kecil, belajar bahasa Jawa, ternyata enak dan indah. Ketika Hari Raya, minta maafnya panjang dan amat sopan. Sampai hari ini, dalam buku penulis banyak mengutip ungkapan indah dari bahasa Jawa, misalnya:
Sepuro masio wis ora biso
maafkan, meskipun sudah tidak bisa
tansah sesandhingan awakmu
selalu menemani dirimu
loro getun iki aku terimo
sakit penyesalan ini aku terima
masio tansah tumetes banyu moto
meskipun selalu menetes air mata
siji sing tak jaluk amung sepuro
satu yang ku minta hanya permintaan maaf
masio nyandhing wis ora biso
meskipun bersama sudah tidak bisa
sakit penyesalan ini aku terima
masio tansah tumetes banyu moto
meskipun selalu menetes air mata
siji sing tak jaluk amung sepuro
satu yang ku minta hanya permintaan maaf
masio nyandhing wis ora biso
meskipun bersama sudah tidak bisa
Sepuro aku njaluk sepuro
maafkan, aku meminta maaf
wis nglarani atimu
sudah menyakiti hatimu
sepuro masio wis ora biso
maafkan, meskipun sudah tidak bisa
tansah sesandhingan awakmu
selalu menemani dirimu
maafkan, aku meminta maaf
wis nglarani atimu
sudah menyakiti hatimu
sepuro masio wis ora biso
maafkan, meskipun sudah tidak bisa
tansah sesandhingan awakmu
selalu menemani dirimu
loro getun iki aku terimo
sakit penyesalan ini aku terima
masio tansah tumetes banyu moto
meskipun selalu menetes air mata
siji sing tak jaluk amung sepuro
satu yang ku minta hanya permintaan maaf
masio nyandhing wis ora biso
meskipun bersama sudah tidak bisa.
sakit penyesalan ini aku terima
masio tansah tumetes banyu moto
meskipun selalu menetes air mata
siji sing tak jaluk amung sepuro
satu yang ku minta hanya permintaan maaf
masio nyandhing wis ora biso
meskipun bersama sudah tidak bisa.
Rasulullah juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah Surga. Beliau bersabda dalam hadits Ibnu Abbas;
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُنَادِي مُنَادٍ فَيَقُولُ : أَيْنَ الْعَافُونَ عَنِ النَّاسِ ؟ هَلُمُّوا إِلَى رَبِّكُمْ خُذُوا أُجُورَكُمْ ، وَحَقَّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِذَا عَفَا أَنْ يُدْخِلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ ”
.
“Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil yang menyeru, “Dimanakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian!” Dan wajib bagi setiap muslim bila suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam Surganya.”
No comments:
Post a Comment