SINTESIS PENGERTIANNYA
Mr.Rakib Ciptakarya
Pekanbaru Riau Indonesia
Maksud perkataan sintesis adalah / The meaning of sintesis
is :
synthesis;
manufactured; artificial..
Tesis secara
sederhana dipahami sebagai "suatu pernyataan atau pendapat yang
diungkapkan untuk sesuatu keadaan tertentu".
Misalnya: "Tanah ini basah karena hujan". Antitesis adalah "pernyataan lain yang menyanggah pernyataan atau pendapat tersebut". Misalnya: "Hari ini tidak hujan". Sintesis adalah "rangkuman yang menggabungkan dua pernyataan berlawanan tersebut sehingga muncul rumusan pernyataan atau pendapat yang baru". Misalnya: "Oleh karena hari ini tidak hujan, tanah ini tidak basah karena hujan."
Model dialektika di atas ini mungkin penyederhanaan atas apa yang dibicarakan Hegel. Tapi, kira-kira seperti inilah pola dialektika secara umum. (Mudah-mudahan apa yang saya bicarakan dengan contoh di atas tidak terlalu jauh dari apa yang memang dimaksudkan sebagai model dialektika Hegel. Kalau salah, tolong dibenerin ya? :-) )
Model dialektika ini sebenarnya sudah banyak kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pikiran yang satu disanggah dengan pikiran yang laennya. Namun, rumusan ilmiah atas itu memang baru dibuat secara "hebat" dan mulai terkenal dalam pemikiran filsafat semenjak diperkenalkan Hegel untuk menopang pandangan filsafatnya.
Misalnya: "Tanah ini basah karena hujan". Antitesis adalah "pernyataan lain yang menyanggah pernyataan atau pendapat tersebut". Misalnya: "Hari ini tidak hujan". Sintesis adalah "rangkuman yang menggabungkan dua pernyataan berlawanan tersebut sehingga muncul rumusan pernyataan atau pendapat yang baru". Misalnya: "Oleh karena hari ini tidak hujan, tanah ini tidak basah karena hujan."
Model dialektika di atas ini mungkin penyederhanaan atas apa yang dibicarakan Hegel. Tapi, kira-kira seperti inilah pola dialektika secara umum. (Mudah-mudahan apa yang saya bicarakan dengan contoh di atas tidak terlalu jauh dari apa yang memang dimaksudkan sebagai model dialektika Hegel. Kalau salah, tolong dibenerin ya? :-) )
Model dialektika ini sebenarnya sudah banyak kita praktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pikiran yang satu disanggah dengan pikiran yang laennya. Namun, rumusan ilmiah atas itu memang baru dibuat secara "hebat" dan mulai terkenal dalam pemikiran filsafat semenjak diperkenalkan Hegel untuk menopang pandangan filsafatnya.
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
Landasan teori berisi: (1) teori
yang berisi deskripsi, analisis dan sintesis, pemikiran mutakhir tentang
berbagai isu yang relevan dengan masalah yang diteliti, (2) kajian hasil-hasil penelitian
yang relevan, (3) kerangka pikir yang merupakan
kajian teoritis tentang keterkaitan antar variabel dalam menjawab atau
memecahkan permasalahan penelitian, (4) rumusan hipotesis dan atau pertanyaan penelitian.
Akan tetapi, membaca pikiran Hegel itu tidak mudah. Sebab, membaca
Hegel, sama dengan membaca pikiran tiga orang filsuf sebelumnya, yaitu: Immanuel Kant (1724 - 1804), Johan Gottlieb Fichte (1762 - 1814),
Friedrich
Wilhelm Joseph Schelling (1775 - 1854). Pada dua orang terakhir ini, Hegel
mengambil saripati pikiran yang dikembangkan sebagai model dialektika. Sebagai
gambaran sederhana, saya akan ringkaskan sedikit pandangan bagaimana Hegel itu
sendiri "berdialektika" dengan Ficthe dan Schelling di bawah ini.
Pendapat Fichte yang terutama terletak pada pemahaman atas diri yang disebut "Aku" atau "Ego". Menurutnya, Aku ini merupakan unsur terpenting dalam diri manusia. Itu karena Aku adalah pribadi yang dapat melakukan permenungan. Ini seibarat pendapat Rene Descartes (1596 - 1650) yang mengatakan bahwa: Aku berpikir, maka Aku ada (bahasa keren latinnya, yaitu: Cogito ergo sum). Namun, dalam pikiran Fichte, Aku ini tidaklah sendiri. Aku ini menjadi sadar karena ada sesuatu yang di luar Aku. Dalam konteks ini, sesuatu yang di luar Aku dapat berupa Aku yang lain ataupun alam. Sehingga, dengan pergumulan Aku yang lain ini-lah, Aku menjadi sadar kalau dirinya terbatas. Begitupun sebaliknya dengan Aku yang lainnya itu. Bahasa sederhananya, ketika kita menyadari kehadiran orang lain, kita menjadi sadar kalau kita tidak sendiri. Dengan menyadari ketidaksendirian itu, kita pun menjadi sadar kalau kita dibatasi ataupun membatasi orang lain. Kita maupun orang lain menjadi tidak bebas.
Dalam model dialektika, pola pikir Fichte terumus demikian: Aku ini sadar (tesis) - Ada Aku lain (antitesis) - Aku dan Aku lain saling membatasi (sintesis).
Sedangkan pikiran Schelling, hal ini terungkap dalam kaitannya dengan permasalahan identitas. Schelling menolak Fichte yang mengutamakan Aku atas alam. Menurutnya, identitas Aku itu tidaklah bersifat subjektif (berciri "roh") ataupun objektif (berciri "materi"). Aku mengatasi keduanya. Oleh karena itu, Aku berciri mutlak atau absolut.,
Pendapat Fichte yang terutama terletak pada pemahaman atas diri yang disebut "Aku" atau "Ego". Menurutnya, Aku ini merupakan unsur terpenting dalam diri manusia. Itu karena Aku adalah pribadi yang dapat melakukan permenungan. Ini seibarat pendapat Rene Descartes (1596 - 1650) yang mengatakan bahwa: Aku berpikir, maka Aku ada (bahasa keren latinnya, yaitu: Cogito ergo sum). Namun, dalam pikiran Fichte, Aku ini tidaklah sendiri. Aku ini menjadi sadar karena ada sesuatu yang di luar Aku. Dalam konteks ini, sesuatu yang di luar Aku dapat berupa Aku yang lain ataupun alam. Sehingga, dengan pergumulan Aku yang lain ini-lah, Aku menjadi sadar kalau dirinya terbatas. Begitupun sebaliknya dengan Aku yang lainnya itu. Bahasa sederhananya, ketika kita menyadari kehadiran orang lain, kita menjadi sadar kalau kita tidak sendiri. Dengan menyadari ketidaksendirian itu, kita pun menjadi sadar kalau kita dibatasi ataupun membatasi orang lain. Kita maupun orang lain menjadi tidak bebas.
Dalam model dialektika, pola pikir Fichte terumus demikian: Aku ini sadar (tesis) - Ada Aku lain (antitesis) - Aku dan Aku lain saling membatasi (sintesis).
Sedangkan pikiran Schelling, hal ini terungkap dalam kaitannya dengan permasalahan identitas. Schelling menolak Fichte yang mengutamakan Aku atas alam. Menurutnya, identitas Aku itu tidaklah bersifat subjektif (berciri "roh") ataupun objektif (berciri "materi"). Aku mengatasi keduanya. Oleh karena itu, Aku berciri mutlak atau absolut.,
Sintesis (berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis =
posisi) yang biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elem yang ada
yang menghasilkan suatu hasil baru. Istilah ini mempunyai arti luas dan dapat digunakan ke
fisika, ideologi, dan fenomenologi.
Dalam dialektik
sintesis adalah
hasil akhir dari percobaan untuk menggabungkan antara thesis dan antithesis.
Dalam kimia,
sintesis
kimia adalah sebuah proses pembentukan sebuah molekul tertentu dari "precursor" kimia.
Perbedaan Antara Analisis Dan Sintesis
Tradisi keilmuan dan teknologi yang berkembang sekarang adalah tradisi
yang berkembang dari sistem logika yang berkembang dari Yunani, dilanjutkan
dengan logika renaissans Arab, diteruskan dengan renaissans Eropa, dan menjadi
ilmu dan teknologi muktahir. Unsur utama dalam tradisi sistem logika adalah
rasionalitas dan empiri. Rasionalitas menjadi unsur pertaama untuk berilmu
pengetahuan, dan empiris menjadi unsur keduanya. Rasio dan empiri
merupakan dua perangkat atau unsur dasar untuk mengembangkan ilmu. Untuk
mendayagunakan dua perangkat atau unsur tersebut seorang menggunakan analisis
dan sintesis.
Menurut Kant, suatu penilaian analitikal berbeda dan suatu penilaian
sintetik, dalam hal bahwa pada kasus pertama, predikat sekedar mengungkapkan
yang ada dalam subjek itu, tidak menambahkan sesuatu yang baru padanya. Pada
kasus yang lainnya, predikat menyatakan lebih daripada yang terkandung dalam
subjek itu sendiri. Penilaian sintetik melampaui batas-batas dari apa yang diungkapkan dalam
subjek penilaian itu dan mengembangkan pengetahuan kita…
No comments:
Post a Comment