4 HAL YANG
SEBANDING DENGAN SYIRIK
M.Rakib Jamari
Riau Indonesia
1. 1 GEMAR MENGKAFIRKAN ORANG LAIN. MENUDUH KAFIR TERHADAP SESAMA MUSLIM
2. 2 MEMPEROLOK-OLOKKAN ALLAH UNTUK
BERSENDA GURAU
3. 3 MEMBIARKAN SAUDARANYA MENJADI MURTAD
4. 4.TIDAK MEMBANTU ORANG MISKIN YANG
DERITANYA TERLALU DALAM
Empat hal ini penulis sarikan dari
beberapa buku yang pernah dibaca, bukan dari petikan hadits, hanya dari kesimpulan
sederhana.(M.Rakib Jamari Riau Indonesia.
Dialog antara Pembela Tauhid & Anshar Toghut,
Siapakah Takfiri?
بسم الله الرحمن الرحيم
Dialog
antara Pembela Tauhid dengan Aparat Thaghut
Siapakah
Golongan yang Gemar ‘Mengkafirkan’ (Takfiri)?1
Oleh:
Syaikh Abu Muhammad ‘Ashim Al-Maqdisi
Alih
Bahasa: Ganna Pryadha
Salah
seorang penyidik di kantor General Intelligence Directorate (Direktorat
Intelijen Umum) Yordania menemui saya (Syaikh Abu Muhammad ‘Ashim Al-Maqdisi,
Penj.)
*
Dia lantas bertanya, “Apakah Anda golongan takfiri (gemar mengkafirkan)?”
*
Saya (Syaikh) pun balik bertanya, “Apa maksudnya takfiri?!”
*
Penyidik: “Suka mengkafirkan manusia!”
*
Syaikh: “Jika yang Anda maksud dari ‘manusia’ adalah kaum muslimin, maka saya
tidak mengkafirkan ‘manusia’. Saya justru mengkafirkan orang-orang yang gemar
membuat manusia menjadi kafir.”
*
Penyidik: “Bagaimana maksudnya?”
*
Syaikh: “Sederhana saja. Dengan kekuatan kalian dan kekuatan pihak-pihak yang
kalian angkat sebagai mitra penolong kalian; baik pihak Amerika dan lain
sebagainya, kalian senantiasa berusaha sekuat tenaga menghalangi kaum muslimin
untuk bisa berhukum dengan syariat Allah. Bahkan, kalian memerangi dan
berkonspirasi bersama mereka beserta para pemerintahan bangsa Arab dan pemerintahan
asing lainnya untuk menjegal siapa saja yang berupaya untuk berhukum dengan
syariat Allah. Kemudian kalian memaksa manusia agar mematuhi segenap
undang-undang (UU) dan peraturan buatan kalian yang bertentangan dengan syariat
Allah. Kalian memaksa manusia agar berhukum dengan UU positif. Dengan demikian,
kalian sama saja memaksa manusia agar menjadi kafir. Sedangkan kami berusaha
sekuat tenaga mencegah manusia agar tidak jatuh ke dalam jurang kekafiran yang
kalian ciptakan. Bahkan kami harus membayar ‘ongkos’ mahal atas upaya-upaya
yang kalian lakukan untuk membuat manusia menjadi kafir; melalui umur kami
yang hilang di tiang-tiang gantungan, di penjara-penjara, dan di ruang-ruang
penyiksaan.”
*
Penyidik: “Itu tidak benar. Kami tidak pernah memaksa manusia untuk menjadi
kafir.”
*
Syaikh: “Kenapa tidak benar?! Bukankah UU positif kalian membolehkan riba dan
memperkenankan orang-orang mengonsumsi riba?! Bukankah UU kalian membolehkan
minuman keras, serta memperkenankan orang-orang untuk mengonsumsinya?! Bukankah
UU kalian melarang dan melakukan kriminalisasi terhadap kaum muslimim yang
berjihad fi sabilillah melawan kaum Yahudi dan Salibis; para penjajah
negeri-negeri kaum muslimin?! Bukankah UU kalian melarang kaum muslimin untuk
berhukum dengan syariat Allah, dan melarang mereka menganulir UU positif, serta
bahkan kalian bahkan menganggap mereka sebagai pelaku kriminal dan teroris?!
Bukankah UU kalian membolehkan ateisme, tindak kekafiran, dan zina atas nama
kebebasan berekspresi dan dalih-dalih lainnya?! Dengan demikian, orang-orang
yang menerima, mendukung, dan membela UU tersebut, adalah orang-orang yang
kalian paksa untuk menjadi kafir. Dan mereka yang tidak rela kepada UU
tersebut, maka kalian akan memaksa mereka agar mematuhi dan menerimanya, baik
melalui cara persuasif maupun kekerasan. Lalu jika ada orang yang menentang
kalian atas UU positif tersebut, maka kalian akan memenjarakan dan membunuhnya.
Renungkanlah hal tersebut!
Bukankah
keadaan kalian tidak berbeda dengan golongan yang telah disebutkan Allah di
dalam Al-Quran: “Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang
yang menyombongkan diri: “(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan
siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir
kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya,” (Saba`: 33) Allah juga
berfirman, “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah
menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka,” (An-Nisaa`: 89) Dengan
demikian, kami tidaklah mengkafirkan manusia. Bahkan kami justru berusaha untuk
menyelamatkan mereka dari proses usaha kalian yang ingin membuat mereka kafir.”
*
Penyidik: “Kami tidak pernah menyuruh manusia untuk mengangkat
tandingan-tandingan bagi Allah.”
*
Syaikh: “Kalian justru telah melakoninya. Namun permasalahannya, kalian mengira
bahwa makna ‘tandingan’ hanyalah berupa batu-batu berhala semata. Kalau saja
Anda tahu, Al-Quran menerangkan bahwa ‘tandingan-tandingan’ Allah pun bisa
berwujud sosok manusia.”
*
Penyidik: “Mana di dalam Al-Quran yang menerangkan bahwa ‘tandingan’ Allah bisa
berupa manusia?”
*
Syaikh: “Sangat banyak. Bukankah Allah berfirman, “Apakah mereka mempunyai
sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak
diizinkan Allah?” (Asy-Syuura: 21) Di ayat ini, siapakah yang mensyariatkan?
Manusia atau batu berhala? Allah juga berfirman, “Mereka menjadikan orang-orang
alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka
mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci
Allah dari apa yang mereka persekutukan,” (At-Taubah: 31)
Terkait
ayat ini, terdapat satu hadits shahih melalui sejumlah jalur periwayatan, yang
mana di dalamnya Nabi Muhammad menegaskan bahwa ketaatan kepada para rahib
dalam syariat (baca: UU) yang tidak diizinkan Allah adalah suatu bentuk
peribadatan mereka. Dengan demikian, mereka telah mengangkat sejumlah rabb
(pengatur/legislator) selain Allah. Allah berfirman lagi, “Sesungguhnya syaitan
itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu
menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik,”
(Al-An’am: 121) Sebab turunnya ayat ini; adalah ketika ketaatan setan terhadap
setan-setan lainnya dari golongan manusia atau jin dalam satu persoalan
penetapan hukum (tasyri’) yang tidak diizinkan Allah. Tindakan seperti ini
adalah sebuah kesyirikan dan sama saja mengangkat tandingan-tandingan bagi
Allah. Ayat-ayat seperti ini sangatlah banyak.”
*
Penyidik: “Jadi, Anda memvonis saya masuk neraka?!
*
Syaikh: “Saya tidak akan pernah memvonis Anda masuk neraka, kecuali jika Anda
memang mati dalam kondisi melakoni profesi Anda saat ini.”
*
Penyidik: “Maksudnya; jika saya mati sebagai pegawai dinas intelijen, maka saya
masuk neraka?!
*
Syaikh: “Ya. Saya meyakini bahwa apabila Anda mati sebagai pegawai dinas
intelijen, Anda tidak bertaubat dan tidak meninggalkan profesi tersebut sebelum
meninggal dunia, maka Anda akan kekal di Neraka Jahanam. Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari
jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya. Sesungguhnya orang-orang
yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni
(dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali
jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah,” (An-Nisaa`: 167-169) Allah berfirman
lagi, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah
ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun,” (Al-Maa`idah: 72)
*
Penyidik: “Berarti Anda seenaknya membagi-bagi manusia mana yang masuk surga
dan mana yang masuk neraka?!”
*
Syaikh: “Tidak begitu. Saya tidak membagi-bagi mereka, dan saya tidak melakukan
intervensi untuk membagi mereka antara surga dan neraka. Tapi kalian tahu
sendiri bahwa kalian memerangi agama Allah, kalian mengangkat musuh-musuh Allah
sebagai penolong dan pembela kalian, lalu kalian menentang syariat-Nya,
memaksakan manusia agar mematuhi UU positif buatan kalian, maka dengan demikian
kalian sama saja menggiring diri kalian menuju neraka. Kalian juga sama saja
menggiring para penolong dan pembela kalian untuk ikut masuk neraka. Allah
berfirman, “kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka
mengikut perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah)
yang benar. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat lalu memasukkan mereka
ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi,” (Huud: 97-98)
Allah
juga berfirman, “Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran,”
(Al-Baqarah: 221)
Terakhir,
saya ingin katakan kepada Anda bahwa perdebatan yang Anda lakoni secara batil,
dan atasan-atasan yang telah mengindoktrinasi Anda untuk melakukan debat ini,
sekali-kali tidak akan pernah berguna ketika suatu saat malaikat maut
mendatangi Anda. Sekali-kali tidak akan pernah berguna,
tatkala
nanti Anda menemui Allah pada Hari Kiamat kelak. Anda berada dalam front untuk
menentang syariat Allah dan memusuhi agama-Nya. Semua rintangan yang kalian
terapkan untuk menghalangi agama Allah, dan kekuatan yang kalian galang untuk
menjegalnya, maka semua itu kelak akan jadi penyesalan bagi kalian. Allah
berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu,
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam
Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. supaya Allah memisahkan
(golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu
sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan
dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang
merugi.” (Al-Maa`idah: 36-37)
Saya
mengajak Anda untuk memikirkan keadaan Anda dan keadaan kita semua. Kita ini,
sebagaimana difirmankan Allah: “Inilah dua golongan (golongan mukmin dan
golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan
mereka,” (Al-Hajj: 19)
Kami
dan kalian saling memusuhi dan bertengkar mengenai Allah. Kalian tidak mau
berhukum dengan syariat Allah, sedangkan kami ingin dan berjihad demi syariat
Allah. Kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan kaum Salibis yang menjajah
negeri-negeri kami sebagai para pembela dan pelindung.
Sedangkan
kami memerangi mereka, dan kalian malah memerangi kami yang sedang memerangi
mereka. Kaliam membunuhi kami yang tengah memerangi mereka. Kalian memenjarakan
kami yang berjihad memerangi mereka. Kalian menganggap jihad tersebut sebagai
tindak kriminal dan terorisme. Maka kami katakana kepada kalian; bertakwalah
kepada Allah. Haramkanlah riba, minuman keras, perzinaan. Kalian malah menolak
hal demikian, serta mengizinkan, membolehkan, melestarikan, dan menetapkan UU
untuk semua itu.
Renungkanlah,
siapa di antara kita yang berjalan di atas kebenaran? Siapakah yang akan
mendapatkan keridhaan Allah? Siapakah yang akan mendapatkan kemurkaan-Nya?
Karena pasti hanya salah satu di antara kita yang berada di atas kebenaran, dan
satu lagi berada di atas jalan batil. Allah berfirman, “maka tidak ada sesudah
kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari
kebenaran)?” (Yunus: 32) Allah memerintahkan kami untuk berkata kepada kalian,
“dan sesungguhnya kami atau kamu
(orang-orang
musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata,”
(Saba`: 24)
Pikirkanlan
kondisi kalian dan kami. Pasti hanya salah satu di antara kita yang berjalan di
atas petunjuk Allah, sedangkanlah satu yang lainnya terjebak dalam jurang
kesesatan nyata. Apakah masuk akal jika pihak yang memerangi syariat dan
petunjuk Allah, serta menentang agama dan hukum-hukum-Nya, akan mendapat
petunjuk dari Allah?
Tapi
apabila yang kalian inginkan hanyalah perdebatan, maka kami katakana kepada
kalian, “Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian
Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi
keputusan lagi Maha Mengetahui,” (Saba`: 26)
Abu Muhammad Al-Maqdisi
Sel No. 32
Penjara Direktorat Intelijen Umum
Yordania, 1428 H
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/01/01/28442/dialog-antara-pembela-tauhid-anshar-toghut-siapakah-takfiri/#sthash.dLEs6rJF.dpuf
No comments:
Post a Comment