Mr.Rakib
Ciptakarya Pekanbaru Riau
DI KANTOR-KANTOR, BANYAK PENJILAT
SEPERTI SERIGALA, INGIN MENDEKAT.
DI BELAKANG, DIA MENGHUJAT,
DI DEPAN KITA, PURA-PURA TAAT.
DI
ALAM RIMBA, YANG BUAS,
TERJADILAH HUKUM RIMBA DI HUTAN LEPAS,
SIAPA
YANG KUAT DIALAH YANG PUAS,
SIAPA
YANG LEMAH, AKAN DITINDAS.
Umar bin Abdul Aziz pemimpin hebat
Menolak kemewahan, secara ketat
Bani Umyyah, derajatnya diangkat,
Islam jaya, di Timur dan Barat.
Di hutan, para binatang tidak
memerlukan logika, strategi, intelektual, pemahaman dan kebijaksanaan untuk menangkap
mangsa atau menjadi penguasa di daerahnya. Mereka hanya membutuhkan
naluri meskipun mereka mempunyai juga sistem kekerabatan. Namun,
binatangpun mempunyai pemimpin yang diangkat dan dipatuhi oleh mereka atas
persetujuan bersama, mengenal dan mematuhi norma-norma yang sudah disepakati
bersama secara area menurut kelompok mereka.
Pemimpin adalah seorang yang dilahirkan
untuk menjadi pemimpin. Pemimpin sejati tidak pernah menyodorkan dirinya
untuk menjadi pemimpin. Namun, kehendak Allah harus terjadi dalam hidupnya agar
seorang itu harus menjadi pemimpin. Beberapa kisah yang dapat kita baca
mengenai pemimpin yang mengelak untuk menjadi pemimpin adalah :
Musa, memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan. Yang
dia katakan adalah, “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak
dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan
berat lidah.”
Gideon, membebaskan bangsa Israel dari suku Median, diangkat
menjadi Hakim. Yang dia katakan adalah, “Ah Tuhanku, dengan apakah akan
kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di
antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum
keluargaku.”
Daud, Raja Israel, dia berkata, “Siapakah aku ini, ya Tuhan
Allah, dan siapakah keluargaku. Sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian
ini? …”
Yesaya, menjadi nabi Tuhan. Dia mengatakan, “Celakalah aku! Aku
binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di
tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja,
yakni Tuhan semesta alam.”
Yeremia, menjadi nabi Tuhan. Dia mengatakan, “Ah, Tuhan
Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih
muda.”
Yehezkiel,
menjadi nabi Tuhan. “…Dan Roh itu mengangkat dan membawa aku, dan aku pergi
dengan hati yang panas dan dengan perasaan yang pahit. Karena kekuasaan Tuhan
memaksa aku dengan sangat.”
KAYU
CENDANA, DIATAS BATU
TEMPAT BERMAIN , ANAK BERUANG
BAGAIMANA PENDIDIKAN, BISA BERMUTU
YANG BURUK DIAMBIL, YANG BAIK DIBUANG
KEMUNING, DI TENGAH BALAI
TUMBUH TERUS, SEMAKIN TINGGI
KURIKULUM DIOLAH , ORANG TAK PANDAI
IBARAT MAKANAN, MENABUR DURI
PARANG DITELAK KE BATANG SENA
BELAH BULUH TERUHLAH TEMU
APAPUN PEKERJAAN, TAKKAN SEMPURNA
TANPA IMAN, TANPA ILMU
PADANG TEMU, PADANG BAIDURI
TEMPAT RAJA, MEMBANGUN KOTA
BIJAK BERTEMU DENGAN JAUHARI
BAGAIKAN CINCIN DENGAN PERMATA
DATANGLAH REKTOR, TUNGGU SARAPAN
PULUT KUNING DAN GORENG UBI
EMAS KORUPTOR, BANYAK DISIMPAN
PENYAKIT DATANG, BERTUBI-TUBI
JALAN-JALAN, KE BLITAR
JANGAN LUPA BELI SUKUN
JIKA KAMU, MEMANG PINTAR
MENGAPA PERCAYA KEPADA DUKUN
MONYET MENCURI, APA YANG ADA
DI ATAS POHON, DUDUK BERSIMPUH
GEMAR PACARAN, SELAGI MUDA
SETELAH BERKUASA, SUKA SELINGKUH
BUAH JAMBU, JANGAN DIPETIK
TUNGGU SAMPAI, BERBUAH LEBAT.
WAHAI ANAKKU, JANGANLAH LICIK
SEGERALAH INSAF, CEPAT BERTOBAT.!
KEMANA KANCIL, KITA KEJAR
KEDALAM HUTAN, SEMUA SISI.
KETIKA KECIL, KURANG AJAR
SETELAH BESAR, PANDAI KORUPSI
JANGAN BERSEMBUNYI DI KOLONG
DI KOLONG MEJA ADA HEWAN
JANGANLAH ENGKAU MENJADI SOMBONG
ORANG SOMBONG, SEDIKIT KAWAN
TEMPAT BERMAIN , ANAK BERUANG
BAGAIMANA PENDIDIKAN, BISA BERMUTU
YANG BURUK DIAMBIL, YANG BAIK DIBUANG
KEMUNING, DI TENGAH BALAI
TUMBUH TERUS, SEMAKIN TINGGI
KURIKULUM DIOLAH , ORANG TAK PANDAI
IBARAT MAKANAN, MENABUR DURI
PARANG DITELAK KE BATANG SENA
BELAH BULUH TERUHLAH TEMU
APAPUN PEKERJAAN, TAKKAN SEMPURNA
TANPA IMAN, TANPA ILMU
PADANG TEMU, PADANG BAIDURI
TEMPAT RAJA, MEMBANGUN KOTA
BIJAK BERTEMU DENGAN JAUHARI
BAGAIKAN CINCIN DENGAN PERMATA
DATANGLAH REKTOR, TUNGGU SARAPAN
PULUT KUNING DAN GORENG UBI
EMAS KORUPTOR, BANYAK DISIMPAN
PENYAKIT DATANG, BERTUBI-TUBI
JALAN-JALAN, KE BLITAR
JANGAN LUPA BELI SUKUN
JIKA KAMU, MEMANG PINTAR
MENGAPA PERCAYA KEPADA DUKUN
MONYET MENCURI, APA YANG ADA
DI ATAS POHON, DUDUK BERSIMPUH
GEMAR PACARAN, SELAGI MUDA
SETELAH BERKUASA, SUKA SELINGKUH
BUAH JAMBU, JANGAN DIPETIK
TUNGGU SAMPAI, BERBUAH LEBAT.
WAHAI ANAKKU, JANGANLAH LICIK
SEGERALAH INSAF, CEPAT BERTOBAT.!
KEMANA KANCIL, KITA KEJAR
KEDALAM HUTAN, SEMUA SISI.
KETIKA KECIL, KURANG AJAR
SETELAH BESAR, PANDAI KORUPSI
JANGAN BERSEMBUNYI DI KOLONG
DI KOLONG MEJA ADA HEWAN
JANGANLAH ENGKAU MENJADI SOMBONG
ORANG SOMBONG, SEDIKIT KAWAN
DIKULUM UMPAN, SIIKAN TILAN
SEKALI DITELAN, TAK LEPAS LAGI.
KURIKULUM PENDIDIKAN, ASAL-ASALAN
DIJAJAH TETANGGA, DI SEGALA SEGI
AUSTRALIA, SUKA MEMBERI
HUTANG LUNAK, TAK JADI SOAL
TERBENAM KITA, DI KRISIS EKONOMI
TEBENAM PULA, DI KRISIS MORAL
ANAK ONTA, BELUM BERGIGI
TAPI BISA, MAKAN KETUPAT
MAKANAN KITA, TIDAK BERGIZI
BAGAIMANA GENERASI, BISA SEHAT
NENEK MENGERANG , DI TEPI JALAN
CUCUNYA BERMAIN LAYANG- LAYANG
SARJANA SEKARANG, YANG DIBANGGAKAN
ANTI BID’AH, LUPA SEMBAHYANG
Ibukota negara di Jakarta
Bandung ibukota Jawa Barat
Tidak ada artinya kaya harta
Jika tidak beuntung akhirat
Berbelanja ke Bu Satunah
Buka pagi sampai malam
Janganlah suka memfitnah
Fitnah itu amat kejam
Sebulan tidak terlalu lama
Dia dan aku disebut kami
Tak jadi soal beda agama
Persaudaraan tetap bersemi
Sukailah sayur terong
Terong muda lebih baik
Jika engkau suka berbohong
Engkau termasuk orang munafik
Padi merunduk tanda berisi
Berilmu karena sekolah
Jangan terpaku di depan televisi
Ambil buku dan pelajarilah!
Jika kita makan ubi
Jangan lupa duduk beralas
Jika kita berhutang budi
Jangan lupa untuk membalas
No comments:
Post a Comment