BAU KEMENYAN dan KAYU GAHARU DISUKAI
NABI
By H.M.RAKIB, S.H., M.Ag.,Drs. Pekanbaru...Riau
Sering kali kita
jumpai pembakaran kemenyan di tempat-tempat tertentu (misalnya makam para
wali). Dan juga sering dijumpai pada acara-acara tertentu (seperti doa
sedekah bumi) yang dilakukan secara islami dengan menggunakan bahasa Arab. Bagi
sebagian warga bau kemenyan diidentikan dengan pemanggilan roh, dan sebagian
yang lain menganggapnya sebagai pengharum ruangan, dan ada pula yang merasa
terganggu dengan bau kemenyan. Bagaimanakah sebenarnya hukum menggunkan
kemenyan? Baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat maupun dalam urusan
beribadah?
Mengharumkan ruangan
dengan membakar kemenyan, dupa, mustiki, setinggi kayu gaharu yang mampu
membawa ketenangan suasana adalah suatu hal yang baik. Karena hal ini
itba’
dengan Rasulullah saw. beliau sendiri
sangat menyukai wangi-wangian, baik minyak wangi, bunga-bungaan ataupun
pembakaran dupa. Hal ini turun temurun diwariskan oleh beliau kepada sahabat
dan tabi’in. Hingga sekarang banyak sekali penjual minyak wangi dan juga kayu
gaharu, serta dupa-dupaan di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
Beberapa hadits
menerangkan tindakan sahabat yang menunjukkan kegemaran mereka terhadap
wangi-wangian hal ini ditunjukkan dengan hadits:
اذا جمرتم الميت فأوتروا
Artinya: Apabila kamu
mengukup mayyit, maka ganjilkanlah (HR. Ibnu Hibban dan Alhakim)
Addailami juga
menerangkan
جمروا كفن الميت
Artinya: Ukuplah
olehmu kafan maayit
Dan Ahmad juga
meriwayatkan:
اذا اجمرتم الميت فاجمرواه ثلاثا
Artinya: Apabila kamu
mengukup mayyit, maka ukuplah tiga kali
Bahkan beberapa
sahabat berwasiat agar kain kafan mereka diukup
أوصى أبوسعيد وابن عمر وابن عباس رضي الله عنهم ان
تجمر اكفنهم بالعود
Artinya: Abu Said,
Ibnu Umar dan Ibnu Abbas ra. Berwasiat agar kain-kain kafan mereka diukup
dengan kayu gaharu
Bahkan Rasulullah
saw. pernah bersabda
جنبوا مساجدكم صبيانكم وخصومتكم وحدودكم وشراءكم
وبيعكم جمروها يوم جمعكم واجعلوا على ابوابها مطاهركم (رواه الطبرانى)
Artinya; Jauhkanlah
masjid-masjid kamu dari anak-anak kamu, dari pertengkaran kamu, pendarahan kamu
dan jual beli kamu. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kamu dan
jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci. (HR. Al-Thabrani).
Hadits-hadits di atas
sebenarnya menunjukkan betapa wangi-wangian adalah sesuatu yang telah
mentradisi di zaman Rasulullah saw dan juga para sahabat. Hanya saja media
wangi-wangian itu bergeser bersamaan dengan perkembangan zaman dan teknlogi.
Sehingga saat ini kita merasa aneh dengan wangi kemenyan dan dupa. Padahal
keduanya merupakan pengharum ruangan andalan pada masanya.
Di satu sisi
persinggungan dengan dunia pasar yang semakin bebas menyebabkan selera ‘wangi’
jadi bergeser. Yang harum dan yang wangi kini seolah hanya terdapat dalam parfum,
bay fress dan fress room. Sedangkan bau kemenyan dan dupa malah diidentikkan
dengan dunia klenik dan perdukunan.
Komentar(10
komentar)
Ahad,
08/01/2012 14:40
Nama: Suparjo
tanya
maaf, saya mau tanya kalau menyalakan kemenyan ukup itu boleh atau tidak dan termasuk sunah tidak? terimakasih.
tanya
maaf, saya mau tanya kalau menyalakan kemenyan ukup itu boleh atau tidak dan termasuk sunah tidak? terimakasih.
Sabtu,
27/08/2011 10:04
Nama: dimas cokro pamungkas
Sepakat
Sepakat dengan artikelnya.
Sepakat
Sepakat dengan artikelnya.
Kamis,
05/05/2011 20:25
Nama: abdul muhlis
sedikit
mas mukti dinasti: aduuhh setiap permasalahan takan pernah selesai, ok ada sebuah pendapat dari ulama yg maksudnya seperti ini,, " jawaban yang paling tepat untuk orang bodoh adalah DIAM", maksudnya bodoh apa,?? bodoh itu orang yang sudah tau namun masih saja bertanya untuk menyalahkan sebuah pendapattt.. sampean jngn sepertiorang bodoh itu... kalo sampean ngga mau di bilang BOODOOHH!!!!!
sedikit
mas mukti dinasti: aduuhh setiap permasalahan takan pernah selesai, ok ada sebuah pendapat dari ulama yg maksudnya seperti ini,, " jawaban yang paling tepat untuk orang bodoh adalah DIAM", maksudnya bodoh apa,?? bodoh itu orang yang sudah tau namun masih saja bertanya untuk menyalahkan sebuah pendapattt.. sampean jngn sepertiorang bodoh itu... kalo sampean ngga mau di bilang BOODOOHH!!!!!
Sabtu,
16/04/2011 16:27
Nama: ahmad
coment
udah jgan saling mnyalahkan,,tujuan ditulisnya artikel ini bukan utk saling membanggakan dri,,klo mnurut saya intinya itu menggunakan wewangian di anjurkan Nabi SAW,mengacu ke kemenyan,kaya gaharu,atau minyak wangi adlah pilihan masing2,,karena hidung seseorang itu punya masing2,jadi seleranya juga masing2...mari kita bersatu menegakan khilafah islam.
coment
udah jgan saling mnyalahkan,,tujuan ditulisnya artikel ini bukan utk saling membanggakan dri,,klo mnurut saya intinya itu menggunakan wewangian di anjurkan Nabi SAW,mengacu ke kemenyan,kaya gaharu,atau minyak wangi adlah pilihan masing2,,karena hidung seseorang itu punya masing2,jadi seleranya juga masing2...mari kita bersatu menegakan khilafah islam.
No comments:
Post a Comment