MENJEBAK SISWA
TERLIBAT AKSI CONTEK DAN MENJIPLAK.
KALAU TUAN MENCARI KUTU
JANGAN DISURUH ORANG BUTA
JIKA
INGIN PENDIDIKAN BERMUTU
TANAMKAN
PRINSIP BERWIRASWASTA
DRS. H.M.RAKIB,SH.,M.Ag Ciptakarya Pekanbaru Riau
DI
DALAM TAKSI, BUNGKUSAN IKAN
DIBUANG
KE PARIT, DEKAT APOTEK
BENIH
KORUPSI, DALAM PENDIDIKAN
PARA MURID, BEBAS MENYONTEK.
Wira,
artinya berani, dan swasta artinya berdiri sendiri. Orang Cina paling
suka dengan wirausaha, wiraswasta. Mengapa Indonesia tidak mau belajar kepada
Cina yang ada di Indonesia?
Hal ini merupakan akibat dari dua malpraktek
di atas: terlalu menekankan muatan dan keterampilan akademik serta menjadikan
hasil UN sebagai standar kelulusan. Variasi 20 soal UN dengan barcode
adalah indikasi bahwa guru dan siswa
tidak bisa dipercaya, meski fakta memang sering menunjukkan hal itu. Kita
patut prihatin: pemerintah menggalakkan pendidikan karakter, tapi di sisi yang
lain guru dan siswa dicurigai akan bersikap curang.
Soal bocor, mencontek, jual beli kunci jawaban
bukanlah hal baru. Yang baru dan akan terus berkembang adalah teknologi contek
mencontek dan jual beli jawaban. Selama malpraktek pendidikan nasional terus
berlangsung, benih-benih ketidakjujuran akan tumbuh subur.
Pendidikan nasional mendorong manipulasi
hasil ujian oleh guru. Hal ini sudah jamak dilakukan oleh sekolah
dengan mengatasnamakan kepentingan siswa. 40 % nilai rapor : 60 % nilai UN
dimainkan begitu cantik oleh pihak sekolah. Sehingga berapapun hasil nilai UN
dapat dipastikan siswa akan lulus. Belum lagi terkait pesanan birokrat
pendidikan di masing-masing daerah yang menghendaki sekolah binaannya
meluluskan siswa 100 %. Akankah malpraktek pendidikan seperti ini akan terus
dipertahankan?
Pendidikan nasional membabat habis nilai
hakiki belajar. Mengapa? Ketika kegiatan belajar dirancang semata-mata
untuk meningkatkan nilai ujian prestasi akademik, siswa kehilangan makna
belajar yang hakiki. Mereka menjadi orang yang pragmatis: belajar demi seonggok
nilai ujian dan selembar ijazah. Motivasi belajar mereka yang paling hakiki
hancur. Ini tidak boleh terjadi terutama di tingkat sekolah dasar, ketika
anak-anak seharusnya memperoleh sentuhan pendidikan yang memanusiakan dirinya.
Inilah sedikitnya lima malpraktek pendidikan
nasional. Anda tentu bisa menambahkan lebih banyak lagi. Saya teringat kalimat
Pak Dahlan Iskan, “Inspirasi itu penting di luar knowledge yang
diajarkan sekolah-sekolah” (Tempo.co, 2/5/2013). Inspirasi agar kita segera
keluar dari situasi malpraktek pendidikan yang tidak membebaskan ini. Semoga.
[]
Malpraktek Pendidikan, Kriminal!
Sedih rasanya! Sementara hari ini
Obama dengan semangat meminta semua warga negara Amerika belajar pemrograman
atau “coding” lewat gerakan “#HourOfCode” (Sumber: http://www.code.org), di
Indonesia TIK malah di hapus di SD (Inggris dan Penjas juga). Bukan
sedih lagi, marah rasanya! Tanpa pemikiran yang jauh dan terkesan “gaco
ngawur” kemendikbud dengan sewenang-wenang mengambil keputusan tersebut.
Sudah tinggal beberapa bulan jadi menteri, masih bikin kebijakan yang
merusak. Apa yang di cari kemendikbud? Harusnya segera di buat
undang-undang tentang kebijakan pendidikan yang merusak anak di masa depan
adalah PIDANA. Bukan hanya kebijakan keuangan seperti Century yang
harusnya di permasalahkan. Pendidikan pada dasarnya berhubungan dengan
“ilmu merubah syaraf otak” atau neuoroscience. Salah didik, salah
kurikulum, kita akan merusak otak anak. Kebijakan pendidikan tidak bisa
dibuat main-main!
Penasaran, saya panggil anak saya
yang berumur 5 tahun, dan aku tunjukkan lapak pembelajaran pemrograman untuk
anak SD. http://learn.code.org/hoc/1
dan tahu apa jawabnya?
“gampang ya pah, tinggal di kiri dan kanan”
“kalau level dua agak sulit sedikit ya pah”
“nanti di rumah kita mainan lagi ya pah”
Saya bilang, “Bagimu gampang nak,
bagi pak Mendikbud sulit!” Karena
sedikit emosi saya ungkapkan saja apa adanya. Semakin sedih, semakin
jengkel, semakin marah!
Menurut saya mulai dari UNAS
semrawut, Kurikulum 2013 yang ga jelas, dan sekarang kebijakan super duper
tidak bisa dimengerti secara akal sehat, seharusnya DPR turun tangan.
Segera bikin policy dan undang-undang pendidikan yang tepat. Presiden
yang akan datang harus tahu pendidikan! Pak Jokowi, Ahok, Anies Baswedan,
atau siapapun yang berani reformasi total di pendidikan manusia Indonesia patut
dipilih jadi presiden 2014. Caleg-caleg yang mau memperjuangan pendidikan
Indonesia, dan membersihkan kemendikbud patut juga di di pilih. Manusia
Indonesia adalah aset terbesar Indonesia ! Bukan Century!(Ini komentar Orang Solo) di Internet.
No comments:
Post a Comment