Haji Basri dan M.Rakib th 2013 di Masjidil haram.
Peminat astronomi dan ilmu falak
Al-Battani al-Harrni al-Sabi.Al-battani dan Qurrah merupakan
generasi penerus al-fargani dalam melakukan observasi-observasi astronomi pada
sebuah observatium yang dibangun oleh al-Ma’mun seorang yang terkenal telah
membangun sebuah ‘bait al-Hikmah”. Ada empat buku penting karangan al-battani
yang sangat penting bagi perkembangan ilmu astronomi, yakni:
a. Kitab
Ma’rifat Marali al-Buruj fi ma baina Arba’ al-falak” sebuah buku yang ilmu
pengetahuan kenaikan-kenaikan tanda-tanda zodiak dalam suatu ruang diantara
kuadran-kuadran sfera langit, yaitu kenaikan-kenaikan titik ekliptik yang pada
saat tertentu bukan bukan salah satuu diantara empat awtad/poros. Buku tersebut
memberikan suatu penyelesaian secara matematis terhadap soal-soal astrologi.
b. Risalah
fi tahkik akdar al-ittisalat , sebuah uraian mengenai penentuan secara tepat
kuantitas dari penerapan-penerapan astrologis berupa suatu penyelesaian
trigonometris yang teliti dan tepat terhadap soal-soal astrologis dari
”Proiectic Radioum” ketika bintang-bintang mempunyai ruang gerak(terletak
diluar ekliptik).
c. Syarah
al-makalat al-arba’ li Batlamius, sebuah uraian dan komentar tajam terhadap
tetrabilon-nya Ptolomeus.
d. Al-Ziz(astronomical
Treatese and Tables), berisi uraian-uraian astronomis dan dilengkapi dengan
tabel-tabel. Buku itu juga memuat hasil observasi-observasi yang pernah ia
lakukan yang ternyata berengaruh besar bukan hanya terhadap astronomi arab tapi
juga terhadap perkembangan astronomi dan trigonometri sferis Eropa pada
abad-abad pertengahan dan pada permulaan renaissance (zaman pencerahan).
Sumbangan
lain dari al-battani adalah keberhasilanya menemukan secara amat teliti garis
lengkung atau kemiringan ekliptik (orbit dimana matahari kelihatan bergerak),
panjangya tahun tropis (the length of the tropic year), lamanya suatu musim,
dan tepatnya orbi matahari serta orbit utama plenet tersebut.
Ia
dengan tegas tidak menyetujui dogma ptolomaus tentang sifat immobilitas apogee
tata surya (ptolomaic dogma of the immobility of the solar apogee) dengan
menunjukan bahwa yang demikian merupakan subjek bagi perubahan siang-malam
yangterjadi lebih awal pada tiap tahun berturut-turut (subjec to the equanoxes)
dan bahwa dengan berpegang pada persamaan waktu merupakan subjek bagi variasi
sekuler yang lambat. Kebalikan dari Ptolomeus, al-Battani membuktikan adanya
variasi diameter angular yang tampak darii matahari serta kemungkina terjadinya
gerhana-gerhana yang berbentuk seperti cincin. Al-Battani juga meralat kesalah
beberapa orbit bulan dan planet-planet lain. Disamping itu, ia juga
mengemukakan suatu teori baru serta mengoreksi dan membetulkan nilai presesi
ekinok yang didapatkan ptolomeus. Ia mencatat presesi 54,5” untuk satu tahun,
dan inklinasi ekliptika 23035”. Jadi poros bumi berputar dalam suatu
lingkaran berpusat pada kutub ekliptika, dengan jari-jari 23035”,
sedangkan periode yang diperlukan adalah 54,5” busur tiap malam
- Abu al-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni.(973-1048 M)
Al-biruni bersama Ibnu Hubal, al-Maqrizi, Istkhri,
al-Idrisi, dan Abu al-Fida telah berhasil mengembangkan segi matematika dan
geografi. Al-birunilah yang memperkenalkan pengukuran-pengukkuran geodetik
serta serta menentukan dengan teliti dan cermat koordinat-koordinat dari banyak
tempat. Dia juga berjasa menentukan arah kiblat dengan bantuan astronomi dan
matematika. Dalam kitab al-Atsar al-Bakiyya al-Qurun al-Khaliyah,salah
satu buku karangannya, Albiruni membahas sejarah India yang telah ia tulis
dalam pengembaraannya keseluruh pelosok negeri India dalam rangka mencari ilmu.
Dari buku ini Al-Biruni diketahui telah mengembangkan
gagasan para ilmuwan Baghdad yang menggantikan pengetahuan-pengetahuan
orang-orang hindu yang masih primitif dan memiliki ahli-ahli astronomi sendiri.
Pengaruh astronomi Yunani ternyata melekat kuat pada mereka yang pengetahuan
astronominya masih terikat pada dogma. Mereka justru menjadikanya sebagai bahan
penelitian yang tidak terpengaruh oleh faham-faham dogmatis. Selain yang telah
disebutkan diatas, masih banyak lagi karyanya yang mencapai 180 buah, 42
diantaranya ditulis bersama orang lain. Adapun penemuan ilmiyahnya yang sangat
populer adalah teori Heliosentris dan penentuan arah qiblat dengan perhitungan
yang cukup rumit.
BAB I
WIRID YASIN BAGIAN
ILMU FALAK DAN ASTRONOMI
A.
Mukjizat ilmiah quran dalam ilmu falak (astronomi)
Al-Qur’an sumber rujukan abadi ilmu
pengetahuan modern
1.Kumpulan benda langit yang
mengelilingi matahari
”Matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
Telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai
ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin :
38-40)
Þ Firman Allah ini menjelaskan bahwa
matahari bergerak ke arah yang telah ditentukan. Pengetahuan ini baru terungkap
oleh para ilmuwan modern pada permulaan abad ke 20, dimana muncul penemuan
ilmuwan astronomi yang menyatakan bahwa matahari memiliki gerakan hakiki di
ruang angkasa dengan ukuran dan arah yang tertentu.
1.Matahari
”Dialah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkanNya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan waktu.” (QS. Yunus : 5)
”Allah menciptakan padanya bulan
sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita.” (QS. Nuh : 16)
”Kami jadikan pelita yang amat
terang (matahari). Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah supaya kami
tumbuhkan dengan air-air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan.” (QS. Naba :
13-15)
Penelitian-penelitian ilmiah telah
menghasilkan penemuan bahwa matahari memiliki bagian yang disebut dengan
”sumber panas” yang merupakan zona paling inti dari matahari yang panasnya
selalu menyembur. Inilah matahari yang menjadi sumber pancaran cahaya dan panas
yang telah diungkapkan Al Qur’an sejak 14 abad yang lalu.
3.Matahari dan batasan waktu shalat
”Dirikanlah shalat dari sesudah
matahari tergelincir sampai gelap malam hari dan dirikanlah pula shalat Subuh,
sesungguhnya shalat Subuh disaksikan oleh malaikat.” (QS. Al Isra : 78)
4.Fenomena gerhana matahari
“Apakah kamu tidak memperhatikan
penciptaan Tuhanmu bagaimana Dia memanjangkan dan (memendekkan bayang-bayang)
dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia jadikan tetap bayang-bayang itu. Kemudian
kami jadikan matahari sebagai penunjuk atas bayang-bayang itu. Kemudian kami
menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.” (QS.
Al Furqan : 45-46)
“Apabila matahari digulung.” (QS. At
Takwir : 1)
“Saat (hari kiamat) semakin dekat,
bulan pun terbelah.” (QS. Al Qamar : 1)
5.Bulan
“Dan suatu tanda (kebesaran Allah)
bagi mereka adalah malam. Kami tinggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika
itu mereka (berada dalam) kegelapan.” (QS. Yasin : 37)
“Dan telah Kami tetapkan tempat
peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaranyang
terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi
matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang.
Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yasin : 39-40)
“Matahari dan bulan beredar menurut
perhitungan.” (QS. Ar Rahman : 5)
“Allah yang meninggikan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang telah
ditentukan. Dia mengatur urusan (makhlukNya) dan menjelaskan tanda-tanda
(kebesaranNya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.” (QS. Ar Rad :
2)
”Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia
ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintahNya.
Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hakNya. Mahasuci Allah, Tuhan
seluruh alam.” (QS. Al A’raf : 54)
”Dia menciptakan langit dan bumi
dengan (tujuan) yang benar. Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan
siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan
menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha
Pengampun.” (QS. Az Zumar : 5)
6.Komet
”Aku bersumpah demi bintang-bintang,
yang beredar dan terbenam.” (QS. At Takwir : 15-16)
7.Meteor
”Kecuali (setan) yang mencuri
(pembicaraan), maka ia dikejar oleh bintang yang menyala.” QS. Ash Shaffat :
10)
8.Pemuaian alam semesta
No comments:
Post a Comment