TAYANGAN TV YANG TIDAK MENDIDIK
MENGHILANGKAN RASA MALU. MISALNYA
ACARA YANG DIBAWAKAN RAFI AHMAD DAN
OLGA juga UYA KUYA cs
Analisis M.Rakib Ciptakarya
Pekanbaru Indonesia. 2014
Merdeka.com - Program yang belakangan tayang di stasiun televisi swasta
didominasi oleh hiburan joget. Namun tak sedikit publik yang menilai, tayangan
tersebut tak mendidik dan memberi pengaruh buruk terutama kepada anak, apalagi
program itu disiarkan pada jam primetime.
Akibatnya, Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) dibanjiri oleh aduan dari warga yang keberatan dan menuntut tayangan yang dimaksud diberi sanksi tegas. Menanggapi aduan tersebut, KPI sebagai pihak yang berwenang atas pengawasan program televisi maka memberikan sanksi sesuai dengan peraturan.
Sanksinya, dari teguran tertulis hingga penyetopan tayangan yang bersangkutan.
Akibatnya, Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) dibanjiri oleh aduan dari warga yang keberatan dan menuntut tayangan yang dimaksud diberi sanksi tegas. Menanggapi aduan tersebut, KPI sebagai pihak yang berwenang atas pengawasan program televisi maka memberikan sanksi sesuai dengan peraturan.
Sanksinya, dari teguran tertulis hingga penyetopan tayangan yang bersangkutan.
Merdeka.com
- Acara Yuk Keep
Smile (YKS) yang ditayangkan di Trans
TV setiap hari terus mengundang kontroversi. Selain
goyangan-goyangan dianggap vulgar, lawakannya pun dianggap kasar dan tak
mendidik.
Berbagai kritikan muncul di acara yang dipandu oleh Olga Syahputra dkk tersebut. Bahkan puluhan ribu orang kini telah menandatangani petisi agar Trans TV menghentikan program YKS.
Mendapat banyak kritikan, akhirnya Trans TV mengevaluasi tayangan YKS, seperti mengurangi goyangan-goyangan yang dianggap seronok. Namun demikian, meski sudah berbenah, tetap saja tayangan YKS mendapat banyak kritikan.
Merdeka.com mengumpulkan kontroversi-kontroversi yang muncul dalam tayangan YKS
Dampak Hilangnya Rasa Malu Dalam DiriBerbagai kritikan muncul di acara yang dipandu oleh Olga Syahputra dkk tersebut. Bahkan puluhan ribu orang kini telah menandatangani petisi agar Trans TV menghentikan program YKS.
Mendapat banyak kritikan, akhirnya Trans TV mengevaluasi tayangan YKS, seperti mengurangi goyangan-goyangan yang dianggap seronok. Namun demikian, meski sudah berbenah, tetap saja tayangan YKS mendapat banyak kritikan.
Merdeka.com mengumpulkan kontroversi-kontroversi yang muncul dalam tayangan YKS
Jika kita mau memperhatikan kondisi dan keadaan manusia secara cermat, niscaya kita akan mendapati bahwa berbagai keburukan dan kejelekan terjadi, dikarenakan telah kehilangan rasa malu. Jika rasa malu dengan kedua jenisnya telah hilang dari seseorang maka tak ada lagi kebaikan yang bisa diharapkan. Bahkan bisa jadi dirinya telah berubah menjadi syetan karena telah bangga dengan perbuatan dosa.
Setiap orang mempunyai rasa malu. Akan tetapi, rasa malu itu bisa luntur dan pudar, hingga akhirnya lenyap (mati) karena berbagai sebab. Jika malu sudah mati dalam diri seseorang, berarti sudah tak ada lagi kebaikan yang bisa diharapkan dari dirinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَافْعَلْ مَا شِئْتَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perkataan pertama yang diperoleh oleh manusia dari perkataan kenabian adalah, ‘Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sesukamu.” [ HR. Abu Daud 4164 ].
Dapat dibayangkan, bila rasa malu itu telah
luntur bahkan mungkin hilang dalam diri seseorang, segala perilakunya makin
sulit dikendalikan. Sebab, dia akan melakukan berbagai perbuatan tak terpuji,
seperti mencuri , korupsi, , menipu, mempertontonkan aurat dengan pakaian yang
seksi dan mini, berzina, mabuk-mabukan, pembajakan, pelecehan seksual, dan
pembunuhan. Mereka sudah dikuasai oleh nafsu serakah. Orang yang sudah dikuasai
nafsu serakah dan tidak ada lagi rasa malu dalam dirinya maka perbuatannya sama
dengan perilaku hewan yang tidak punya akal. Berbagai macam kemaksiatan dan
kemunkaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupannya
sehari-hari.
Jika rasa malu pada jaman dahulu saja sangat
ditekankan oleh rasulullah sallallahu alaihi wasallam, maka zaman ini lebih
butuh lagi oleh kita. Kita membutuh generasi-generasi yang masih memiliki rasa
malu untuk membenahi ummat serta menuntun mereka pada jalan kebenaran.
Hilangnya rasa malu dalam diri kebanyakan orang
merupakan penyebab dari kehancuran iman, karenanya apabila dibiarkan
berlarut-larut tanpa disadari oleh mereka maka ujung-ujungnya berakhir pada
kemurkaan Allah ‘aazza wa jalla. Marilah kita lihat diri kita. Apakah rasa malu
saat berbuat dosa masih kita rasakan ?. Atau bahkan bangga dengan perbuatan
dosa ?. tidak dapat dijawab kecuali diri kita sendiri. Hanya pada Allah kita
memohon agar diberikan rasa malu tersebut dan dikuatkan pada diri kita.
Hilangnya rasa malu pada diri seseorang merupakan
awal datangnya bencana pada dirinya. Sebuah hadits menyebutkan :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
إِذَا أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْدًا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ فَإِذَا نَزَعَ
مِنْهُ الْحَيَاءَ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا فَإِذَا لَمْ
تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ فَإِذَا
نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا فَإِذَا
لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ فَإِذَا
نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا فَإِذَا
لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْقَةُ الْإِسْلَامِ
dari Ibnu Umar, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Apabila Allah ‘azza wajalla hendak membinasakan seorang
hamba maka Dia akan memcabut rasa malu darinya, apabila rasa malu sudah dicabut
darinya maka kamu akan mendapatinya dalam keadaan sangat dibenci. Jika kamu
tidak mendapatinya melainkan dalam keadaan sangat dibenci, maka akan dicabut
amanah darinya, apabila amanah telah dicabut darinya, maka kamu tidak
mendapatinya kecuali dalam keadaan menipu dan tertipu. Apabila kamu tidak
menjumpainya melainkan dalam keadaan menipu dan tertipu, maka akan dicabut
darinya sifat kasih sayang, dan apabila dicabut darinya kasih sayang, kamu
tidak akan menjumpainya kecuali dalam keadaan terlaknat lagi terusir, dan
apabila kamu tidak menjumpainya melainkan dalam keadaan terlaknat lagi terusir,
maka akan dicabut darinya ikatan Islam.” [Sunan Ibnu Majah 4044 ].
No comments:
Post a Comment