PUISI M.RAKIB CIPTAKARYA
DUNIA INI ADALAH CERMINAN AKHIRAT
Baru saja masuk dalam mimpiku sebuah
pernyataan,
Bahwa dunia ini adalah cwermin akhirat.
Orang yang berselimut dusta, akan
disiksa neraka kedustaan
Mereka yang berjuang, berjihad, akan
diselmuti keharuman surga kemakmuran
Di
kala dirinya sedang berselimut
kejayaan
Seolah dunia berada dalam genggaman
Kala diri terpuruk dalam duka nestapa
Seolah dunia hilang tiada harga
Tahulah aku bahwa diriku sendiri adalah manusia yang kadang terbuai impian
Menjadikan hidup ini tergadaikan
Dalam kompleksitas dunia yang menyibukkan
Meski yang didapat kerugian pun kesedihan
Seolah dunia berada dalam genggaman
Kala diri terpuruk dalam duka nestapa
Seolah dunia hilang tiada harga
Tahulah aku bahwa diriku sendiri adalah manusia yang kadang terbuai impian
Menjadikan hidup ini tergadaikan
Dalam kompleksitas dunia yang menyibukkan
Meski yang didapat kerugian pun kesedihan
APAKAH CERMIN TAK PERNAH BERDUSTA
Tatkala kudatangi sebuah cermin,
Tatkala kudatangi sebuah cermin,
Cermin itu agak sedikit berdusta.
Telinga yang kiri, disebelah kanan,
diletakannya
Mata yang kanan, di sebelah kiri,
diletakkannya.
Namun tetap nampak sesosok yang sudah lama kukenali,
Diriku sendiri. Namun ANEH,
Sesungguhnya aku belum
mengenal siapa yang kulihat di sebalik yang taampak itu.
Tatkala kutatap wajah,hatiku bertanya
apakah wajah ini yang kelak kan bercahaya,
bersinar indah di syurga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka Jahanam??
Tatkala kutatap mataku,galau hatiku bertanya...
Mata inikah yang akan menatap penuh kelazatan dan kerinduan
menatap Allah,menatap Rasulullah...
menatap kekasih Allah kelak??
Ataukah mata ini yang akan terbeliak.melotot,menganga terburai
menatap neraka jahanam...
Wahai mata,apa gerangan yang kau tatap selama ini??
Tatkala kutatap mulut,apakah mulut ini yang akan
mendesah penuh kerinduan mengucap LAAILAHA ILLALLAH
saat malaikat maut datang menjemput...
ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah terjelir dengan
Diriku ini kadang-kadang pula menjadi manusia terbang melayang
Tanpa menghiraukan segala urusan
Zuhud meninggalkan keduniaan
Meraih substansi makna keilahian
Dunia, cerminan surga.
Namun tetap nampak sesosok yang sudah lama kukenali,
Diriku sendiri. Namun ANEH,
Sesungguhnya aku belum
mengenal siapa yang kulihat di sebalik yang taampak itu.
Tatkala kutatap wajah,hatiku bertanya
apakah wajah ini yang kelak kan bercahaya,
bersinar indah di syurga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka Jahanam??
Tatkala kutatap mataku,galau hatiku bertanya...
Mata inikah yang akan menatap penuh kelazatan dan kerinduan
menatap Allah,menatap Rasulullah...
menatap kekasih Allah kelak??
Ataukah mata ini yang akan terbeliak.melotot,menganga terburai
menatap neraka jahanam...
Wahai mata,apa gerangan yang kau tatap selama ini??
Tatkala kutatap mulut,apakah mulut ini yang akan
mendesah penuh kerinduan mengucap LAAILAHA ILLALLAH
saat malaikat maut datang menjemput...
ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah terjelir dengan
Diriku ini kadang-kadang pula menjadi manusia terbang melayang
Tanpa menghiraukan segala urusan
Zuhud meninggalkan keduniaan
Meraih substansi makna keilahian
Dunia, cerminan surga.
Adalah
penting untuk diriku , yang harus dipahamkan,
ungkapan ini.
Bahwa hidup adalah ladang amal, sedangkan Akhiratlah tujuan
Maka jadikan lautan duniawi sebagai jembatan kesuksesan
Dan kebahagiaan Akhirat sebagai pelabuhan.
Bahwa hidup adalah ladang amal, sedangkan Akhiratlah tujuan
Maka jadikan lautan duniawi sebagai jembatan kesuksesan
Dan kebahagiaan Akhirat sebagai pelabuhan.
Catatan
: Hapuskan dendam dan iri hati serta
dengki. Jangan menyudutkan orang lain. Suatu saat nanti anda akan menerima
kepedihan yang bukan kepalang, akibat merendahkan orang lain, lebih lezat
dibandingkan yang dirasakan orang itu.
Kejadian
ini dikutip dari kisah masyarakat Afrika yang baru mengenal agama. Nasehat
ulama Afrika sendiri ialah, jika di dunia selalu berhibur diri dengan laki-laki
penghibur atau suami orang lain, pergi berdua, ke restoran berdua, beri
hadiah-hadiah tertentu tanpa sepengetahuan istri atau suaminya atau muhrimnya.
Ini suatu pertanda di akhirat nanti dia akan berteman pula dengan laki-laki
neraka yang juga diharamkan untuk disenggol atau disentuhnya, disayangi secara
tidak Islami. Sedangkan suaminya di rumah dibohong-bohongi dengan logika-lgoka
sederhana yang licik tapi indah. Ada ungkapan lain dari Filosuf ahli sosilogi
begini:
”Dunia
ini adalah cerminan akhirat, Calon penghuni sorga hidupnya selalu ceria dalam
maksiat, penuh pura-pura bersyukur, pandai berterimakasih, pura-pura royal
senyum dan pujian; di manapun ia berada suasana menjadi pura-pura ceria.
Sebaliknya calon penghuni neraka hidupnya penuh keluh kesah melihat penderitaan
orang yang dizalimi, selalu merasa diperlakukan tidak adil oleh orang-orang
bodoh; melihat seseorang dari sisi buruknya saja, jika dia orang bejat, tidak
tahu berterimakasih kepada orang licik dan menyalahkan orang lain atas ketidak
bahagiaannya melihat ketidakadilan yang terjadi di dunia Afrika yang
panas, berteman rasa kehausan dan kelaparan.”
INILAH
TITIK PENCERAHAN DARI KEKACAUAN MENTAL AKIBAT SUKA MEMBACA NOVEL SEKULER DAN
NON AGAMIS
1.Siapakah calon penghuni surga?
Kisah Lelaki Calon Penghuni Surga
Suatu hari, Rasulullah sedang duduk
di masjid dikelilingi para sahabat. Beliau tengah mengajarkan ayat-ayat Qur’an.
Tiba-tiba Rasulullah berhenti sejenak dan berkata,”Akan hadir diantara kalian
seorang calon penghuni surga”. Para sahabat pun bertanya-tanya dalam hati,
siapakah orang istimewa yang dimaksud Rasulullah ini? Dengan antusias mereka
menunggu kedatangan orang tersebut. Semua mata memandang ke arah pintu.
Tak berapa lama kemudian, seorang
laki-laki melenggang masuk masjid. Para sahabat heran, inikah orang yang
dimaksud Rasulullah? Dia tak lebih dari seorang laki-laki dari kaum kebanyakan.
Dia tidak termasuk di antara sahabat utama. Dia juga bukan dari golongan tokoh
Quraisy. Bahkan, tak banyak yang mengenalnya. Pun, sejauh ini tak terdengar
keistimewaan dia.
Ternyata, kejadian ini berulang
sampai tiga kali pada hari-hari selanjutnya. Tiap kali Rasulullah berkata akan
hadir di antara kalian seorang calon penghuni surga, laki-laki tersebutlah yang
kemudian muncul.
Maka para sahabat pun menjadi yakin,
bahwa memang laki-laki itulah yang dimaksud Rasulullah. Mereka juga menjadi
semakin penasaran, amalan istimewa apakah yang dimiliki laki-laki ini hingga
Rasulullah menjulukinya sebagai calon penghuni surga?
Akhirnya, para sahabat pun sepakat
mengutus salah seorang di antara mereka untuk mengamati keseharian laki-laki
ini. Maka pada suatu hari, sahabat yang diutus ini menyatakan keinginannya
untuk bermalam di rumah laki-laki tersebut. Si laki-laki calon penghuni surga
mempersilakannya.
Selama tinggal di rumah laki-laki
tersebut, si sahabat terus-menerus mengikuti kegiatan si laki-laki calon
penghuni surga. Saat si laki-laki makan, si sahabat ikut makan. Saat si sahabat
mengerjakan pekerjaan rumah, si sahabat menunggui. Tapi ternyata seluruh
kegiatannya biasa saja. “Oh, mungkin ibadah malam harinya sangat bagus,”
pikirnya. Tapi ketika malam tiba, si laki-laki pun bersikap biasa saja. Dia
mengerjakan ibadah wajib sebagaimana biasa. Dia membaca Qur’an dan mengerjakan
ibadah sunnah, namun tak banyak. Ketika tiba waktunya tidur, dia pun tidur dan
baru bangun ketika azan subuh berkumandang.
Sungguh, si sahabat heran, karena ia
tak jua menemukan sesuatu yang istimewa dari laki-laki ini. Tiga malam sang
sahabat bersama sang calon penghuni surga, tetapi semua tetap berlangsung
biasa. Apa adanya. Akhirnya, sahabat itu pun pun berterus terang akan maksudnya
bermalam. Dia bercerita tentang pernyataan Rasulullah. Kemudian dia
bertanya,“Wahai kawan, sesungguhnya amalan istimewa apakah yang kau lakukan
sehingga kau disebut salah satu calon penghuni surga oleh Rasulullah? Tolong
beritahu aku agar aku dapat mencontohmu”.
Si
laki-laki menjawab,” Wahai sahabat, seperti yang engkau lihat dalam kehidupan
sehari-hariku. Aku adalah seorang muslim biasa dengan amalan biasa pula. Namun
ada satu kebiasaanku yang bisa kuberitahukan padamu. Setiap menjelang tidur,
aku berusaha membersihkan hatiku. Kumaafkan orang-orang yang menyakitiku dan
kubuang semua iri, dengki, dendam dan perasaaan buruk kepada semua saudaraku
sesama muslim. Hingga aku tidur dengan tenang dan hati bersih serta ikhlas.
Barangkali itulah yang menyebabkan Rasulullah menjuluki demikian.”
Mendengar penjelasan itu, wajah sang
sahabat menjadi berseri-seri. “Terima kasih kawan atas hikmah yang kau berikan.
Aku akan memberitahu para sahabat mengenai hal ini”. Sang sahabat pun pamit
dengan membawa pelajaran berharga.
2.Siapakah calon penghuni surga ?
Lima Calon Penghuni Neraka:
1.Hidup bengkok akal, tapi mati ingin beriman( mutahil la yau)
MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG TIDAK PUNYA KEINGINAN SELAIN MEMENUHI ISI PERUTNYA DENGAN SEGALA CARA, TIDAK PERDULI HALAL MAUPUN HARAM. KEINGINAN TERBESAR MEREKA TIDAK PERNAH BERANJAK NAIK DARI TINGKATAN HEWANI INI
Orang yang berakhlak buruk dan banyak berkata/berbuat keji tanda di antara calon penghuni neraka
MISI Rasulullah adalah memberi kabar gembira dan
peringatan bagi seluruh umat manusia, tanpa terkecuali (QS. Saba’: 28). Oleh
karenanya, kita menemukan sangat banyak hadits yang berisi kabar gembira
seperti jaminan kemenangan Islam dan keindahan surga; atau berisi peringatan
seperti pasti hancurnya kebatilan dan kengerian neraka. Sebagian hadits beliau
bahkan memberikan rincian cukup detil, sehingga semakin mudah diamalkan.
Di antara rincian detil yang pernah beliau
ungkapkan adalah ciri-ciri calon penghuni neraka. Dalam sebuah hadits panjang
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari ‘Iyadh bin Himar al-Mujasyi’ie, diantaranya beliau
menyebutkan sifat lima golongan yang kelak akan menjadi penghuni neraka. Mari kita teliti satu per satu, semoga kita bisa
mengintrospeksi diri dan menghindarinya.
Pertama, orang lemah yang tidak berakal. Menurut Imam Nawawi dalam Syarah
Shahih Muslim, yang dimaksud adalah orang yang tidak memiliki akal yang bisa
mencegahnya dari segala sesuatu yang tidak pantas. Dalam Mirqatul Mafatih,
Mulla ‘Ali Al-Qari menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak punya
keinginan selain memenuhi isi perutnya dengan segala cara, tidak perduli halal
maupun haram. Keinginan terbesar mereka tidak pernah beranjak naik dari
tingkatan hewani ini, baik dalam urusan agama
maupun duniawinya. Perkara ini senada dengan firman Allah:ذَلِكَ مَبْلَغُهُم مِّنَ الْعِلْمِ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَى
“Maka berpalinglah engkau (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan dia tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. an-Najm: 30).
Kedua, pengkhianat. Teks haditsnya menjelaskan bahwa orang ini memang tidak tampak nyata sifat khianatnya, namun dia punya keinginan ke arah sana. Jika ada kesempatan, meskipun sangat kecil, niscaya dia akan berkhianat juga. Na’udzu billah. Oleh karenanya, Rasulullah pernah menyatakan bahwa satu diantara tiga tanda orang munafik adalah suka berkhianat. Allah juga pernah menyinggung sifat orang semacam ini dalam firman-Nya:
وَلاَ تُجَادِلْ عَنِ الَّذِينَ يَخْتَانُونَ أَنفُسَهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ خَوَّاناً أَثِيماً
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلاَ يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لاَ يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطاً
“Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. Mereka bisa bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bisa bersembunyi dari Allah, dan Allah beserta mereka ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa’: 107-108).
Ketiga, penipu. Dalam hadits itu disebutkan:
“Seseorang yang tidak memasuki waktu pagi maupun sore melainkan ia pasti
menipumu, baik dalam urusan hartamu maupun keluargamu.” Tidak salah lagi, orang
ini pasti penipu tulen, tembus dari permukaan kulit sampai tulang sungsumnya!
Bayangkan, tidak pagi tidak sore, pekerjaannya melulu hanya menipu, menipu, dan
menipu, dalam segala hal. Adakah kebaikan yang
bisa diharapkan darinya? Apakah Allah bersedia mengasihi dan menghindarkan
orang semacam ini dari neraka?
Keempat, pembohong atau orang pelit. Sebagian
riwayat menyebut “pembohong”, sedangkan riwayat lainnya menyitir “orang pelit”.
Mana pun dari keduanya yang tepat, sama saja buruknya. Dikatakan dalam sebuah
hadits: “Ada tiga hal yang membuat (seseorang) binasa, yaitu sifat pelit yang
ditaati, hawa nafsu yang diperturutkan, dan ketakjubannya pada diri sendiri.”
(Riwayat al-Bazzar dan al-Baihaqi, dengan sanad hasan li-ghairihi). Adapun
tentang berbohong, kita sudah diberitahu bahwa ia adalah satu diantara tiga
ciri kemunafikan. Padahal, Allah telah menyatakan bahwa orang munafik kelak
akan berada di kerak neraka, yakni yang paling dahsyat siksaannya (QS.
an-Nisa’: 145). Na’udzu billah.
Kelima, orang yang berakhlak buruk dan banyak
berkata/berbuat keji. Tidak sedikit ayat atau hadits yang menganjurkan akhlak
terpuji, dan sebaliknya melarang dari akhlak tercela. Bentuknya bisa
bermacam-macam, karena memang variasinya pun sangat luas. Maka, ketika
menggambarkan sifat-sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Anas bin
Malik berkata, “Beliau bukanlah orang yang suka mencaci, bukan orang yang suka
berkata/berbuat kotor, dan bukan pula orang yang suka melaknat.” (Riwayat
Bukhari).
Diceritakan pula bahwa ada seseorang yang mencela Usamah bin Zaid dengan celaan yang sangat buruk. Ketika itulah Usamah berkata, “Sungguh engkau telah menyakitiku. Sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwasannya Allah membenci orang yang keji dan suka berkata/berbuat keji. Dan sungguh, engkau ini orang yang keji dan suka berkata/berbuat keji.” (Riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban. Hadits hasan).
Diceritakan pula bahwa ada seseorang yang mencela Usamah bin Zaid dengan celaan yang sangat buruk. Ketika itulah Usamah berkata, “Sungguh engkau telah menyakitiku. Sungguh aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwasannya Allah membenci orang yang keji dan suka berkata/berbuat keji. Dan sungguh, engkau ini orang yang keji dan suka berkata/berbuat keji.” (Riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban. Hadits hasan).
Bila logikanya kita balik, kelima sifat diatas
bisa diperjelas oleh hadits yang diceritakan oleh Abu Hurairah: bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang apa yang paling
banyak menyebabkan manusia masuk surga? Beliau menjawab, “Ketakwaan dan akhlak
yang baik.” (Riwayat al-Hakim. Menurut adz-Dzahabi: hadits shahih). Maksudnya,
kelima sifat diatas seluruhnya merupakan kebalikan dari ketakwaan dan akhlak
mulia, yaitu: tidak berpegang pada nilai-nilai kebajikan, suka menipu, gemar
berkhianat, pembohong, pelit, dan banyak berbuat keji; sehingga buahnya pun
berkebalikan dari surga, yaitu neraka. Semoga Allah membimbing kita semua untuk
menjauhinya. Amin. Wallahu a’lam.*/Alimin Mukhtar
No comments:
Post a Comment