PENDIDIKAN MELAYU
Mr.Rakib Ciptakarya
LPMP Riau. 2014
YANG MISKIN DI DUNIA, AKAN KAYA DI AKHIRAT
Mahmoud Ahmadinejad terlahir dengan nama Mahmoud Sabourijan di daerah Garmsar, tepatnya desa Aradan 54 tahun silam. Ayahnya, Ahmad, adalah seorang pandai besi dan pengikut ajaran Syi’ah yang taat. Ibunya, Khanom, dikatakan memiliki hubungan darah dengan nabi Muhammad SAW.
Ahmadinejad merupakan seseorang yang tidak terkenal, bukan tokoh ulama, juga bukan tokoh politik di negara Iran. Ahmadinejad kecil tumbuh layaknya seorang remaja di usianya. Dikenal sebagai penggemar sepakbola dan jago bermain sepakbola. Dia juga pintar matematika. Selain itu Ahmadinejad terkenal memiliki suara yang bagus, seperti saat membaca Al-Quran maupun pidato.
Keluarga Ahmadinejad pindah ke Teheran, Iran pada saat dia berusia 1 tahun. Nama ‘Sabourijan’ diganti menjadi ‘Ahmadinejad’ oleh sang ayah untuk menghindari konflik di tempat tinggal barunya.
Pada tahun 1980, Ahmadinejad merupakan ketua perwakilan IUST (Iran University of Science and Technology) untuk perkumpulan mahasiswa se-Iran. Ahmadinejad juga terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya peristiwa ‘krisis sandera Iran’.
Pada masa perang saudara antara Iran dan Irak, Ahmadinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam, tepatnya pada tahun 1986. Ahmadinejad kemudian diangkat menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran.
Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997. Ini merupakan awal kiprah Ahmadinejad di dunia politik.
Pada bulan mei 2003, Ahmadinejad terpilih sebagai walikota Teheran. Selama menjabat sebagai walikota, Ahmadinejad menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat kebudayaan Teheran. Hal ini bertentangan dengan para walikota sebelum dirinya yang lebih modern dan reformis.
Saat kampanye, Ahmadinejad pernah bertengkar dengan Presiden Iran saat itu, Mohammad Khatami, yang membuat beliau mencabut hak Ahmadinejad untuk menghadiri pertemuan dewan menteri, hak yang biasanya diberikan pada walikota di Iran. Pertengkaran tersebut dipicu dari pernyataan Ahmadinejad di depan umum bahwa Presiden Khatami tidak pernah memperhatikan masalah sehari-hari warga Iran.
Pada tahun 2005, Ahmadinejad akhirnya terpilih menjadi Presiden keenam Iran setelah memenangkan 62 persen suara dalam Pemil. Mengalahkan rivalnya, Ahmad Hashemi Rafsanjani.
Mahmoud Ahmadinejad terlahir dengan nama Mahmoud Sabourijan di daerah Garmsar, tepatnya desa Aradan 54 tahun silam. Ayahnya, Ahmad, adalah seorang pandai besi dan pengikut ajaran Syi’ah yang taat. Ibunya, Khanom, dikatakan memiliki hubungan darah dengan nabi Muhammad SAW.
Ahmadinejad merupakan seseorang yang tidak terkenal, bukan tokoh ulama, juga bukan tokoh politik di negara Iran. Ahmadinejad kecil tumbuh layaknya seorang remaja di usianya. Dikenal sebagai penggemar sepakbola dan jago bermain sepakbola. Dia juga pintar matematika. Selain itu Ahmadinejad terkenal memiliki suara yang bagus, seperti saat membaca Al-Quran maupun pidato.
Keluarga Ahmadinejad pindah ke Teheran, Iran pada saat dia berusia 1 tahun. Nama ‘Sabourijan’ diganti menjadi ‘Ahmadinejad’ oleh sang ayah untuk menghindari konflik di tempat tinggal barunya.
Pada tahun 1980, Ahmadinejad merupakan ketua perwakilan IUST (Iran University of Science and Technology) untuk perkumpulan mahasiswa se-Iran. Ahmadinejad juga terlibat dalam pendirian Kantor untuk Pereratan Persatuan (daftar-e tahkim-e vahdat), organisasi mahasiswa yang berada di balik perebutan Kedubes Amerika Serikat yang mengakibatkan terjadinya peristiwa ‘krisis sandera Iran’.
Pada masa perang saudara antara Iran dan Irak, Ahmadinejad bergabung dengan Korps Pengawal Revolusi Islam, tepatnya pada tahun 1986. Ahmadinejad kemudian diangkat menjadi insinyur kepala pasukan keenam Korps dan kepala staf Korps di sebelah barat Iran.
Setelah perang, dia bertugas sebagai wakil gubernur dan gubernur Maku dan Khoy, Penasehat Menteri Kebudayaan dan Ajaran Islam, dan gubernur provinsi Ardabil dari 1993 hingga Oktober 1997. Ini merupakan awal kiprah Ahmadinejad di dunia politik.
Pada bulan mei 2003, Ahmadinejad terpilih sebagai walikota Teheran. Selama menjabat sebagai walikota, Ahmadinejad menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kegiatan-kegiatan di pusat kebudayaan Teheran. Hal ini bertentangan dengan para walikota sebelum dirinya yang lebih modern dan reformis.
Saat kampanye, Ahmadinejad pernah bertengkar dengan Presiden Iran saat itu, Mohammad Khatami, yang membuat beliau mencabut hak Ahmadinejad untuk menghadiri pertemuan dewan menteri, hak yang biasanya diberikan pada walikota di Iran. Pertengkaran tersebut dipicu dari pernyataan Ahmadinejad di depan umum bahwa Presiden Khatami tidak pernah memperhatikan masalah sehari-hari warga Iran.
Pada tahun 2005, Ahmadinejad akhirnya terpilih menjadi Presiden keenam Iran setelah memenangkan 62 persen suara dalam Pemil. Mengalahkan rivalnya, Ahmad Hashemi Rafsanjani.
Bunga melur, dalam jambangan,
Di tepi kolam, lebar bunganya.
Kucipta pantun, buat renungan,
Sumbangkan pengalaman, alahkadarnya.
Di tepi kolam, lebar bunganya.
Kucipta pantun, buat renungan,
Sumbangkan pengalaman, alahkadarnya.
Bunga ini, condong ke Barat,
Jatuh sekuntum, terinjak kaki,
Dunia ini, cerminan akhirat.
Di jalan yang halal, mencari rezeki..
Jatuh sekuntum, terinjak kaki,
Dunia ini, cerminan akhirat.
Di jalan yang halal, mencari rezeki..
Cerana kesumba, indah melati,
Cantik tersemat, harum berminyak,
Ilmu ditimba, sepenuh hati,
Hadapi penipuan, yang makin banyak.
Cantik tersemat, harum berminyak,
Ilmu ditimba, sepenuh hati,
Hadapi penipuan, yang makin banyak.
Harum
sungguh, bunga kemboja,
Bunga karangan , cantik tersemat,
Janganlah membaca, sepintas saja,
Pantun ini, mengandung hikmat.
Bunga karangan , cantik tersemat,
Janganlah membaca, sepintas saja,
Pantun ini, mengandung hikmat.
Tenun berseri, pandang tak jemu,
Seakan luruh ke dalam raga,
Pantun berisi, lautan ilmu,
Dasarnya penuh mutiara berharga.
Seakan luruh ke dalam raga,
Pantun berisi, lautan ilmu,
Dasarnya penuh mutiara berharga.
Daun nipah,
kajangnya rapat,
Hidangan tetamu, di Kuala Maran,
Pantun menyimpan, berjuta maklumat,
Fakta, ilmu, juga hiburan.
Hidangan tetamu, di Kuala Maran,
Pantun menyimpan, berjuta maklumat,
Fakta, ilmu, juga hiburan.
Anak
muda, pulang ke desa,
Ibu dan ayah, lama menanti,
Pantun tidak, membuang waktu
Isinya menjadi, teman sejati.
Ibu dan ayah, lama menanti,
Pantun tidak, membuang waktu
Isinya menjadi, teman sejati.
Pohon
pedada, di dalam taman,
Jadi idaman , si anak rusa,
Jangan khianat, kepada teman,
Anda akn menyesal, sepanjang masa.
Jadi idaman , si anak rusa,
Jangan khianat, kepada teman,
Anda akn menyesal, sepanjang masa.
Kalau naik, sepeda motor,
Jangan lewati, pinggiran tebat.
Nasehatkanlah, teman sekantor,
Selingkuh itu, zina yang berat,
Selingkuh itu, zina yang berat,
Cantik
sungguh si bunga kejora,
Buat hiasan di hari raya,
Marilah sahut seruan negara,
Bangsa membaca bangsa berjaya.
Buat hiasan di hari raya,
Marilah sahut seruan negara,
Bangsa membaca bangsa berjaya.
BAHASA
JIWA BANGSA
Ikat
jerami, muat ke kandar,
Selepas makan, mandi telaga
Ucapan pedih, buruk sangka terhindar,
Selepas makan, mandi telaga
Ucapan pedih, buruk sangka terhindar,
Masuk surga, dengan bangga.
Batang reban, dibawa ke huma,
Hendak dirikan sebuah taman;
Wibawa pribadi, sangat berharga.
Kita pertahankan, sepanjang zaman.
Hendak dirikan sebuah taman;
Wibawa pribadi, sangat berharga.
Kita pertahankan, sepanjang zaman.
Terbang
tempua, ke semak berduri,
Singgah sekali, di pohon rumbia;
Berkata benar, lambang jati diri,
Tidak ketinggalan dalam, beribadah.
Singgah sekali, di pohon rumbia;
Berkata benar, lambang jati diri,
Tidak ketinggalan dalam, beribadah.
Berbanjar
cemara di tanah rata,
Tempat teduhan sekumpulan murai;
Taburkan amal, ketika di dunia.
Tempat teduhan sekumpulan murai;
Taburkan amal, ketika di dunia.
Di akhirat kelak, tinggal menuai.
BAHASA
JIWA BANGSA (2)
Riuh
nelayan memunggah pelata,
Beli seraga dibawa pulang;
Bahasa kebangsaan jiwa kita,
Jati diri warga gampak cemerlang.
Beli seraga dibawa pulang;
Bahasa kebangsaan jiwa kita,
Jati diri warga gampak cemerlang.
Busut
di hutan sarang kelekatu,
Angsana tumbang terkejut tempua;
Berbahasa kebangsaan saban waktu,
Makin berkembang ke serata benua.
Angsana tumbang terkejut tempua;
Berbahasa kebangsaan saban waktu,
Makin berkembang ke serata benua.
Dari
Benta ke Kota Gelanggi,
Singgah di Jengka membeli toman;
Bahasa kita martabatnya tinggi,
Lingua franca zaman-berzaman.
Singgah di Jengka membeli toman;
Bahasa kita martabatnya tinggi,
Lingua franca zaman-berzaman.
Sepohon
celagi lanjut usia,
Tempat istirahat ayam jantan;
Tidak rugi berbahasa Malaysia,
Warga erat sejahtera watan.
Tempat istirahat ayam jantan;
Tidak rugi berbahasa Malaysia,
Warga erat sejahtera watan.
lampiran pantun 2,4,6,8
keratPantun
Melayu Tradisional
PANTUN
BUDI
Tegak rumah kerana sendi,
Runtuh sendi rumah binasa;
Tegak bangsa kerana budi,
Runtuh budi hilanglah bangsa.
Tegak rumah kerana sendi,
Runtuh sendi rumah binasa;
Tegak bangsa kerana budi,
Runtuh budi hilanglah bangsa.
Bunga
melati bunga di darat,
Bunga seroja di tepi kali;
Hina besi kerana karat,
Hina manusia tidak berbudi.
Bunga seroja di tepi kali;
Hina besi kerana karat,
Hina manusia tidak berbudi.
Limau
manis dimakan manis,
Manis sekali rasa isinya;
Dilihat manis dipandang manis,
Manis sekali hati budinya.
Manis sekali rasa isinya;
Dilihat manis dipandang manis,
Manis sekali hati budinya.
Di
sana padi di sini padi,
Baru bernama sawah dan bendang;
Di sana budi di sini budi,
Baru sempurna bernama orang.
Baru bernama sawah dan bendang;
Di sana budi di sini budi,
Baru sempurna bernama orang.
Awal
pertama orang berbangsa,
Kedua banyak ribu dan laksa;
Ketiga majlis bermanis muka,
Keempat banyak berbudi bahasa.
Kedua banyak ribu dan laksa;
Ketiga majlis bermanis muka,
Keempat banyak berbudi bahasa.
PANTUN
NASIHAT
Orang
Jawa mencari benang,
Mencari benang di atas bukit;
Mencari benang di atas bukit;
Konflik yang lama, jangan dikenang,
Agar tidak, jadi penyakit.
Orang
berkain corak berbelang,
Mengayuh rakit mencari duku,
Jangan bermain, suami orang,
Nyawa tersangkut di hujung kuku.
Mengayuh rakit mencari duku,
Jangan bermain, suami orang,
Nyawa tersangkut di hujung kuku.
Patah
jarum dalam peti,
Buat menjahit kain bertimbun;
Nasihat sepatah kurang dimengerti,
Buat menjahit kain bertimbun;
Nasihat sepatah kurang dimengerti,
Obat penawar beribu tahun.
Padi
muda, jangan dilurut,
Kalau dilurut, patah batangnya;
Kalau dilurut, patah batangnya;
Semangat muda, jangan diturut,
Kalau tak sabar, susah akibatnya.
Kalau tak sabar, susah akibatnya.
Bawa
mari , ke kedai Cina,
Karena itu, buah dagangan;
Hidup kita, biar sempurna,
Pahami dunia, sebagai bayangan.
Karena itu, buah dagangan;
Hidup kita, biar sempurna,
Pahami dunia, sebagai bayangan.
Beras
kisar mudik ke hulu,
Tanak pulut santan durian;
Tak ada orang menyesal dahulu,
Banyak orang menyesal kemudian.
Tanak pulut santan durian;
Tak ada orang menyesal dahulu,
Banyak orang menyesal kemudian.
Bukan
tidak saya katakan,
Merbuk biasa makan di papan;
Bukan tidak saya katakan,
Buah mabuk jangan dimakan.
Merbuk biasa makan di papan;
Bukan tidak saya katakan,
Buah mabuk jangan dimakan.
Bukit
Jertih berhutan buluh,
Tempat raja pergi memburu;
Minta selisih malaikat empat puluh,
Janganlah saya diberi malu.
Tempat raja pergi memburu;
Minta selisih malaikat empat puluh,
Janganlah saya diberi malu.
Orang
hulu memalu nobat,
Nobat dipalu kayu berangan;
Fikir dahulu sebelum buat,
Kalau dibuat menyesal jangan.
Nobat dipalu kayu berangan;
Fikir dahulu sebelum buat,
Kalau dibuat menyesal jangan.
Angin
teluk menyisir pantai,
Hanyut rumpai di bawah titi;
Biarlah buruk kain dipakai,
Asal pandai mengambil hati.
Hanyut rumpai di bawah titi;
Biarlah buruk kain dipakai,
Asal pandai mengambil hati.
Buah
pelaga makan dikikir,
Dibawa orang dari hulu;
Sebarang kerja hendak difikir,
Supaya jangan mendapat malu.
Dibawa orang dari hulu;
Sebarang kerja hendak difikir,
Supaya jangan mendapat malu.
Hendak
belayar ke Teluk Betong,
Sambil mencuba labuhkan pukat;
Bulat air kerana pembetung,
Bulat manusia kerana muafakat.
Sambil mencuba labuhkan pukat;
Bulat air kerana pembetung,
Bulat manusia kerana muafakat.
Pakai
baju warna biru,
Pergi ke sekolah pukul satu;
Murid sentiasa hormatkan guru ,
Kerana guru pembekal ilmu.
Pergi ke sekolah pukul satu;
Murid sentiasa hormatkan guru ,
Kerana guru pembekal ilmu.
Jangan
pergi mandi di lombong,
Emak dan kakak sedang mencuci;
Jangan suka bercakap bohong,
Semua kawan akan membenci.
Emak dan kakak sedang mencuci;
Jangan suka bercakap bohong,
Semua kawan akan membenci.
Jikalau
tuan mengangkat peti ,
Tolong masukkan segala barang;
Jikalau anak-anak bersatu hati .
Kerja yang susah menjadi senang .
Tolong masukkan segala barang;
Jikalau anak-anak bersatu hati .
Kerja yang susah menjadi senang .
Asam
kandis mari dihiris ,
Manis sekali rasa isinya ;
Dilihat manis dipandang manis ,
Lebih manis hati budinya .
Manis sekali rasa isinya ;
Dilihat manis dipandang manis ,
Lebih manis hati budinya .
Selasih
tumbuh di tepi telaga ,
Selasih dimakan si anak kuda;
Kasih ibu membaa ke syurga,
Kasih saudara masa berada.
Selasih dimakan si anak kuda;
Kasih ibu membaa ke syurga,
Kasih saudara masa berada.
Masuk
hutan pakai sepatu,
Takut kena gigitan pacat;
Kalau kita selalu bersatu,
Apa kerja mudah dibuat.
Takut kena gigitan pacat;
Kalau kita selalu bersatu,
Apa kerja mudah dibuat.
Orang
haji dari Jeddah
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah
Bagai kerja menolak ombak
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah
Bagai kerja menolak ombak
Pinang
muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Asal
kapas menjadi benang
Dari benang dibuat kain
Barang yang lepas jangan dikenang
Sudah menjadi hak orang lain
Dari benang dibuat kain
Barang yang lepas jangan dikenang
Sudah menjadi hak orang lain
Kapal
Anjiman disangka hantu
Nampak dari Kuala Acheh
Rosak iman kerana nafsu
Rosak hati kerana kasih
Nampak dari Kuala Acheh
Rosak iman kerana nafsu
Rosak hati kerana kasih
Tingkap
papan kayu bersegi
Sampan sakat di Pulau Angsa
Indah tampan kerana budi
Tinggi darjat kerana bahasa
Sampan sakat di Pulau Angsa
Indah tampan kerana budi
Tinggi darjat kerana bahasa
Bintang
tujuh sinar berseri
Bulan purnama datang menerpa
Ajaran guru hendak ditaati
Mana yang dapat jangan dilupa
Bulan purnama datang menerpa
Ajaran guru hendak ditaati
Mana yang dapat jangan dilupa
Parang
tajam tidak berhulu
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru
Buat menetak si pokok Ru
Bila belajar tekun selalu
Jangan ingkar nasihat guru
Hari
malam gelap-gelita
Pasang lilin jalan ke taman
Sopan santun budaya kita
Jadi kebanggaan zaman berzaman
Pasang lilin jalan ke taman
Sopan santun budaya kita
Jadi kebanggaan zaman berzaman
Pergi
berburu sampai ke sempadan
Dapat Kancil badan berjalur
Biar carik baju di badan
Asalkan hati bersih dan jujur
Dapat Kancil badan berjalur
Biar carik baju di badan
Asalkan hati bersih dan jujur
Dalam
semak ada duri
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi
Macam anjing dengan bayang
Baik-baik
mengirai padi
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang
Takut mercik ke muka orang
Biar pandai menjaga diri
Takut nanti diejek orang
Ke
hulu membuat pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Supaya jangan sesal kemudian
Orang
Daik memacu kuda
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali
Kuda dipacu deras sekali
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali
Dayung
perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah
Kalau
kita menebang jati
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan
Biar serpih tumbangnya jangan
Kalau kita mencari ganti
Biar lebih kurang jangan
Adik
ke kedai membeli halia
Emak memesan membeli laksa
Jadilah insan berhati mulia
Baik hati berbudi bahasa
Emak memesan membeli laksa
Jadilah insan berhati mulia
Baik hati berbudi bahasa
Pantai
Mersing kuala Johor
Pantainya bersih sangat mashyur
Pohonkan doa kita bersyukur
Negara kita aman dan makmur
Pantainya bersih sangat mashyur
Pohonkan doa kita bersyukur
Negara kita aman dan makmur
Tuan
Mahmud bermain tombak,
Dang Kasuma menangkap tupai;
Kalau takut dilambung ombak,
Jangan berumah di tepi pantai.
Dang Kasuma menangkap tupai;
Kalau takut dilambung ombak,
Jangan berumah di tepi pantai.
Sayang
Musalmah memakai tudung,
Tudung dipakai sebelah kiri;
Apa dikenang kepada untung,
Untung tak untung diri sendiri.
Tudung dipakai sebelah kiri;
Apa dikenang kepada untung,
Untung tak untung diri sendiri.
Ambil
bertih dari hulu,
Isi mari di dalam balang;
Bersihkan laman kita dahulu,
Baru bersihkan halaman orang.
Isi mari di dalam balang;
Bersihkan laman kita dahulu,
Baru bersihkan halaman orang.
Anak
tiung anak ketitir,
Anak balau terlompat-lompat;
Barang dikendong habis tercicir,
Barang dikejar haram tak dapat.
Anak balau terlompat-lompat;
Barang dikendong habis tercicir,
Barang dikejar haram tak dapat.
PERTANDINGAN
BERBALAS PANTUN RANCANGAN PANJANG AKAL TV3
Selangor
menjual :
Dihujung
selat bertiup bayu,
Teratai di kolam tampak serinya;
Dikandung adat budaya Melayu,
Dicemar susila mana manisnya?
Teratai di kolam tampak serinya;
Dikandung adat budaya Melayu,
Dicemar susila mana manisnya?
Melaka
membeli :
Sinis
surya di persada meriah,
Tatkala camar memainkan rebab;
Manis budaya pada maruah,
Susila yang cemar dipulihkan adap.
Tatkala camar memainkan rebab;
Manis budaya pada maruah,
Susila yang cemar dipulihkan adap.
Melaka
menjual :
Rejang
menuding belukar nan kelam,
Pelepah bidara bergalang malap;
Bijak berunding luar dan dalam,
Indah bicara di mana silap?
Pelepah bidara bergalang malap;
Bijak berunding luar dan dalam,
Indah bicara di mana silap?
No comments:
Post a Comment