TUHAN MERINDUKANMU
M.Rakib
S.H.,M.Ag,,Jl.Ciptakarya Panam, Pekanbaru Riau Indonesia. 2015
Allah rindu
untuk menyatakan suaraNya, firman-Nya kepada kita.
Namun, yang
menjadi persoalan terbesar adalah kerinduanNya bisa bertepuk sebelah tangan, karena kitan tidak
menghiraulannya.
Kita terlalu sibuk,
Tidak punya
banyak waktu untuk mendengarkan firman
Tuhan, sehingga yang sering kali kita dengar adalah suara hati kita, bukan
suara Allah. Adam Musa, Isa dan Muhammad SAW, mengingatkan bahwa rupa dan
bentuk Tuhan tidak dapat kita lihat, tetapi suaraNya dapat kita dengar. Tuhan
bisa berbicara kepada hati nurani hambaNya melalui berbagai macam cara sesuai
dengan yang Dia kehendaki. Terkadang, Tuhan berbicara dalam sebuah suara yang
dapat didengar oleh telinga jasmani kita namun, secara umum Tuhan berbicara di
daiam hati kita. Jika kita peka, kita dapat mengetahui dan membedakan antara
suara hati dan suara Tuhan. Kepekaan hati mampu membuat kita menangkap
kelembutan suara Tuhan di tengah bisingnya suara hati kita. Kita bisa
mengetahui ketika fitrah suara hati kita berjalan beriring dengan suara Tuhan,
ataukah berlawanan.
Kepekaan hati
untuk dapat mendengar suaraNya bukanlah sebuah keterampilan yang dapat kita
pelajari, melainkan lebih menekankan kepada sebuah keputusan dan kerinduan
untuk lebih mendekat kepadaNya. Paulus adalah salah satu contoh dari sekian
banyaknya tokoh Alkitab yang peka terhadap suara Tuhan karena hidupnya dekat
dengan Tuhan. Untuk itu tidaklah mengherankan kalau dia memahami rencana Tuhan,
baik bagi dirinya sendiri, maupun bagi orang-orang yang dia layani. Jika kita
telah mengetahui dengan pasti bahwa Tuhan rindu memberi diri untuk kita dapat
mendengar suaraNya, masihkah kita bersikap tidak peduli terhadap ketidakpekaan
hati kita? Ambilah sebuah keputusan untuk lebih lagi mencari wajahNya karena di
situlah pintu gerbang kepekaan hati kita. Tuhan ingin berbicara dan suaraNya
pun
RINDU ALLAH
Rabi’ah
al-Adawiyah, merindukan Allah.
Bersama
dengan mereka menangis dalam shalatnya…
mereka
menangis dalam do’anya…
mereka
menangis dalam dzikirnya..
mereka tahu
siapa dirinya
ketika mereka
tahu siapa Tuhannya
ketika mereka
tunduk menjatuhkan kening mereka
serata lantai
dengan telapak kakinya
sujud tubuhnya
sujud hatinya
sujud jiwanya
sujud
ke-aku-annya
mereka tahu
kerendahannya
mereka tahu
kekecilannya
mereka tahu
kekerdilannya
mereka tahu
kehinaanya
mereka tahu
ketiadaan dirinnya
mereka
menyebut-nyebut nama Tuhannya
Tuhannya
berkata..
Aku yang
punya nama
Aku datang
Ketika
Tuhannya hadir
Dengan
kebesaranNya
betapa
takutnya mereka
Ancaman
Tuhannya
Siksa
Tuhannya
Azab
Tuhannya
Neraka
Tuhannya
betapa
gembiranya mereka
ni’mat
Tuhannya
karunia
Tuhannya
rahmat
Tuhannya
Syurga
Tuhannya
betapa
cintanya mereka
ketika
mereka tahu
Tuhannya
mengasihi mereka
Tuhannya
menyayangi mereka
Tuhannya
mencintai mereka
Maka
Ni’mat
Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Wahai jiwa
yang tenang
Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai
Maka
masuklah dalam golongan hamba-hambaKu
Dan masuklah
ke dalam syurgaKu
No comments:
Post a Comment