TIDAK ADA SALAT
SUNAT SETELAH SALAT SUBUH TAPI SEKARANG LAIN
Oleh
M.Rakib SH.,M.Ag
Penulis hampir bertengkar dengan teman
yang basis pendidikannya bukan pesantren, ilmunya Cuma mendengar-dengar pada
wirid pengajian. Ternyata dia yang benar, saya yang salah. Rupanya ada salat
lagi stelah subuih, yaitu salat syuruq, yang selama 50 tahun belajar agama,
tidak pernah mengenalnya. Masya-Allah…..
Rupanya Ada Pula Sholat Isyroq:
Barulah penulis tahu, bahwa orang yang melaksanakannya diberi pahala oleh Allah seperti pahala haji dan umroh dengan sempurna.
Adapun dalil yang menunjukkan keutamaan ini
adalah hadits-hadits berikut ini:
Hadits Pertama:
عَنْ أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَلَّى
الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ».
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia
berkata: Rasulullah bersabda: “Barangsiapa Mengerjakan shalat Shubuh berjamaah,
lalu dia duduk berdzikir sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat
dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “sempurna, sempurna, sempurna
(pahalanya, pent).” (HR. At-Tirmidzi II/481 no.586)
Derajat Hadits:
Hadits ini derajatnya HASAN, sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah IX/189 no.3403, dan Misykatu Al-Mashobih I/212 no.971, dan Shohih At-Targhib wa At-Tarhib I/111 no.464.
Hadits Kedua:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ:”مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ
فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ
كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ”.
Dari Abu Umamah radhiyallahu anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang
mengerjakan shalat shubuh di masjid secara berjamaah, lalu dia tetap berada di
dalam masjid sampai melaksanakan shalat sunnah (di waktu, pent) Dhuha, maka
(pahala) amalannya itu seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji atau
umroh secara sempurna.” (HR. Thobroni VIII/154 no.7663).
Derajat Hadits:
Hadits ini derajatnya HASAN LIGHOIRI, sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib I/112 no.469.
Beliau mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan
oleh imam Thobroni namun sebagian perowinya masih diperselisihkan
(kredibilitasnya, pent) oleh para ulama hadits, akan tetapi hadits ini memiliki
jalan periwayatan lain yang banyak).
Dengan demikian, maka hadits-hadits tersebut
dapat diyakini kebenarannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan
dijadikan hujjah atau landasan hukum dalam melakukan amal ibadah.
Tanya 1: Kapan waktu pelaksanaan
sholat sunnah Isyroq ? Apakah hal itu tidak bertentangan dengan hadits yang melarang
kita melakukan sholat pada saat matahari terbit?
Jawab: Waktu sholat Isyroq /
Syuruq / Thulu’ ialah pada awal waktu sholat Dhuha atau sholat hari raya idul
adha, yaitu setelah matahari terbit dan menaik setinggi 1 tombak. Atau jika
diperkirakan dengan hitungan menit maka sekitar 15 s/d 20 menit setelah
matahari terbit. (Lihat Fatawa Syaikh Bin Baz XXV/171, dan Fatwa Syaikh Ibnu
Utsaimin dalam Liqo’ al-Bab al-Maftuh XXIV/141 no. Fatwa. 22389).
Dengan demikian waktu pelaksanaan sholat sunnah
Isyroq / Syuruq tidak bertentangan dengan salah satu waktu terlarang mngerjakan
sholat, yaitu ketika “pas/tepat” matahari terbit. Wallahu a’lam bish-showab.
Tanya 2: Apakah Sholat Isyroq
termasuk sholat Dhuha ataukah sholat sunnah tersendiri?
Jawab: Sebagian ulama mengatakan
bahwa sholat Isyroq adalah bagian dr sholat Dhuha krn dilakukan di awal waktu
Dhuha dan waktunya hanya sbentar, tidak spt waktu sholat Dhuha. Jadi, jika
dikerjakan di awal waktu Dhuha maka disebut sholat Isyroq / Syuruq.
Tanya 3: Bagaimana cara melaksanakannya
agar mendapatkan keutamaan seperti pahala orang yang haji dan umroh?
Jawab: Cara melaksanakan shalat
Isyroq/Syuruq sama dengan sholat-sholat sunnah lain yang dikerjakan sebanyak 2
rokaat, dari mulai takbirotul ihrom smp salam, gerakan dan bacaannya sama.
Perbedaannya hanya pada niat sholat. Yaitu kita menetapkan niat di dalam hati
saja (tanpa diucapkan dngan lisan) bhwa kita akan melaksanakan sholat sunnah
Isyroq dan mngharapkan pahala dari Allah spt disebutkan dlm hadits diatas.
Setelah sholat Shubuh berjamaah di masjid, dia
tidak pulang ke rumah atau tidak tidur-tiduran (apalagi sampai ngorok), akan
tetapi dia berdiam di masjid utk berdzikir kpd Allah dg dzikir dan wirid syar’i
atau membaca Al-Quran, atau mendengarkan taushiyah/kajian ba’da subuh hingga
matahari terbit. Kmdian skitar 15 atau 20 menit sesudah matahari terbit, kita
berdiri melaksanakan sholat sunnah isyroq tsb.
Tanya 4: Apakah orang yang sakit
sehingga tidak dapat pergi ke masjid bisa mendapat keutamaan sholat sunnah
Isyroq?
Jawab: Jika kebiasaan dia
sewaktu sehat selalu mngerjakan sholat sunnah Isyroq maka ia bisa mendapatkan
keutamaannya. Hal ini Sbgmn Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ
مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika seseorang sakit atau bersafar, maka dicatat
baginya pahala amalan sebagaimana yang biasa ia kerjakan di saat ia mukim atau
ketika ia sehat.” (HR. Bukhari III/1092 no. 2834)
Kita memohon kepada Allah taufiq dan
pertolongan-Nya agar kita dapat melaksanakan dengan giat dan mudah setiap
amalan yang dapat mendatangkan keridhoan-Nya dan pahala yg besar, serta
memasukkan kita ke dalam Surga-Nya yangg penuh dengan kenikmatan hakiki nan
abadi.
آمين يا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ .
No comments:
Post a Comment