PENDIDIKAN KITA BISA MENGHASILKAN UANG DAN MEMBAYAR HUTANG
PENDIDIKAN BISA MENGHASILKAN
UANG,
MELALUI KETERAMPILAN, PEMBUKA
PELUANG
CINTA KERJA,
SUKA BERJUANG
HARAPAN GENERASI, DI MASA
DATANG
Mr. M.Rakib Ciptakarya Pekanbaru Riau
Saudaraku..
Selain
bencana banjir asap di Sumatra, ada banjir lahar dingin di Jawa, ada lagi
banjir kiriman akibat hujan deras yang melanda Indonesia, bencana banjir utang
juga sedang melanda terus
LENSAINDONESIA.COM: Selain bencana banjir akibat hujan deras yang melanda
Indonesia, bencana banjir utang juga sedang melanda pemerintahan Presiden
Susilo Bambang yudhoyono (SBY).
Forum Indonesia untuk Transparansi
Anggaran (FITRA) kembali mempublikasikan temuannya atas catatan utang luar
negeri Indonesia yang saat ini dipimpin Presiden SBY.
Baca juga: FITRA
curigai 'akal-akalan' perjalanan dinas DPRD DKI Rp22,6 M dan Kementerian
Keuangan mark up anggaran perjalanan dinas
Secara mengejutkan, setiap tahun
utang Indonesia bukannya berkurang, malah betambah berkali lipat, hingga setiap
warga negara Indonesia harus menanggung utang sebesar Rp 8.908.879.
“Saat ini bukan cuma banjir air
melanda Indonesia, pemerintah juga banjir utang. Dan setiap satu orang penduduk
punya utang sebesar Rp 8,9 juta,” jelas Direktur Investigasi dan Advokasi
FITRA, Uchok Sky Khadafi melalui pesan elektroniknya kepada LICOM, Selasa
(21/01/2014).
Uchok menjelaskan, pada akhir 2013
atau memasuki akhir Pemerintah SBY, Pemerintah mempunyai utang sebesar Rp 2,277
triliun. Utang ini belum termasuk defisit APBN 2014 sebesar Rp 175,3
triliun.
Seknas FITRA pun memberikan beberapa
catatan atas kondisi utang Indonesia ini. Menurut Seknas FITRA, utang
pemerintah ini sangat menyengsarakan rakyat.
Sebab, sampai dengan 31 Desember
2012, Pemerintah telah menandatangani delapan perjanjian pinjaman siaga dengan
World Bank, ADB, JBIC dan Pemerintah Australia dengan total komitmen
sekitar USD 10,5 miliar.
Sampai tahun pengelolaan 2012,
pinjaman siaga baru dimanfaatkan sebesar JPY 35 miliar (setara dengan USD 350
juta) melalui penerbitan JBIC guaranteed samurai bonds (shibosai) di pasar
keuangan Jepang.
Saudaraku…
Pinjaman siaga lainnya belum
dimanfaatkan. Dengan demikian, selama tahun 2012 Pemerintah telah
mengeluarkan biaya untuk membayar biaya komitmen maupun biaya front-end
atas pinjaman siaga yang belum dimanfaatkan tersebut sebesar Rp 87,43 miliar.
Dan biaya frond-end sebesar Rp 87,43 miliar berarti rakyat yang harus bayar,”
beber Uchok.
Khusus untuk masa pemerintah SBY,
FITRA memiliki catatan sendiri. Pada saat pemerintahan Megawati berakhir,
posisi utang Indonesia tahun 2013 sebesar Rp 1,232 triliun.
Saat Presiden SBY mulai berkuasa,
posisi utang Indonesia sebesar Rp 1,300 triliun dan sampai tahun 2013 posisi
utang Indonesia sampai sebesar Rp 2,277 triliun.
“Maka, selama SBY memegang jabatan
presiden, utang Indonesia bertambah sebanyak Rp 1,045 triliun,” beber Uchok.
Fatalnya, posisi utang Indonesia
yang mencapai Rp 2,277 triliun itu selalu dianggap aman. Pemerintahan SBY
selalu memberikan ukuran indikator rasio utang terhadap PDB. Di mana saat
ini indikator rasio terhadap PDB sekitar 31 sampai 29 persen, antara tahun
2009 sampai 2013.
Namun berkaca pada masa pemerintahan
orde baru berkuasa, rasio utang terhadap PDB juga antara tahun 1990–1996, rasio
utang terhadap PDB tersebut cukup stabil pada kisaran 20%-30%.
Seiring dengan krisis ekonomi tahun
1997–1998, rasio tersebut mengalami kenaikan dengan rasio tertinggi sebesar
88,8% pada tahun 2000.
Sehingga bisa dikata, rasio utang
terhadap PDB selalu tidak valid dan mengelabui publik. Karena, kekayaan orang
kaya ikut mereka hitung dan mata uang rupiah tidak ada harga di pasaran
internasional. Sehingga, ketika dolar naik dan rupiah terpuruk, maka rasio
utang juga ikut naik.
“Dari penjelasan di atas, lebih baik
pemerintah melakukan moratorium utang daripada menyuguhkan indikator rasio
utang terhadap PDB. Agar utang pemerintah bisa berkurang dan rakyat tidak
membayar utang sebesar Rp 8,9 juta per orang,” jelas Uchok.
Selain itu, Uchok juga menyalahkan
lembaga DPR RI karena tidak melakukan pengetatan anggaran APBN untuk setiap
tahun. Anggaran selalu direkayasa untuk defesit agar bisa ditutupi oleh
utang.
Padahal, DPR RI bisa melakukan
penghematan dengan melakukan misalnya, pengurangan anggaran operasional menteri
atau pengurangan perjalanan dinas menteri atau bisa juga melakukan
pengurangan perjalan dinas presiden yang pada tahun 2012 sampai
menghabiskan anggaran sebesar Rp 202,2 miliar hanya untuk carter pesawat dalam
rangka Penerbangan Khusus (Pensus) dan Kunjungan Kerja Presiden.
“Ini sungguh terlalu dan realisasi
anggaran sebesar Rp 202,2 miliar diberikan untuk bencana banjir, untuk Jakarta,
dan Manado saja bisa mengurangi beban penderitaan rakyat dan membantu
rehabilitas rumah-rumah mereka yang rusak, sudah lebih dari cukup,”
pungkas Uchok.@firdausi
Dalam hidup pasti kita pernah risau. Ada yang bernuansa positif dan tidak sedikit yang bermuatan negatif. Dan justru risau itu menandakan bahwa detak jatung kehidupan kita masih ada.
Apa yang dirasakan Khalid dari rasa sepi ditinggal pergi oleh orang-orang dekat; istri dan anak-anaknya merupakan bentuk risau yang positif. Terlebih detik-detik di ambang kematian, adalah satu keadaan yang sangat mendambakan kehadiran mereka. Juga terbayang di benak sahabat ini, setelah kepergiannya maka para kekasihnya tak dapat memandikan, menyalatkan jenazahnya dan memakamkannya.
Dan yang paling merisaukannya adalah bahwa cita-cita hidupnya meraih mati syahid di medan perang tak terwujud di alam realita.
Saudaraku.
INDONESIA
jangan sampai jadi milik asing.
Malaysia dan Singapura, sudah memilki banyak hal di Negara
kita Indonesia…Sementara pendidikan kiata memakai dana penataran yang tidak
sedikit, berutang lagi ke Auistralia..Duh,,risau aku..Pulau Bidadari, sebuah
gugusan kepulauan di ujung barat Pulau Flores, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa
Tenggara Timur (NTT), sudah dibeli dan dikuasi oleh Lewan Dosky bersama
isterinya asal Inggris sejak tiga tahun lalu.
Pulau tersebut dibeli Lewan Dosky dari Haji Mahmud, seorang penduduk Labuanbajo, Kabupaten Manggarai Barat, seharga sekitar Rp495 juta, kata Komandan Korem 161/Wirasakti, Kol Inf APJ Noch Bola kepada para wartawan usai perayaan ulang tahun Korem 161/Wirasakti ke-45 di Kupang, Jumat.
Menurut Danrem, setelah dibeli dan dikuasai oleh warga negara asing itu, penduduk Labuanbajo bersama para nelayan setempat dilarang masuk atau menyinggahi pulau tersebut setelah dikelolanya menjadi objek wisata untuk kepentingan turis asing.
"Tahun lalu, lebih dari 2.000 orang turis asal Inggris dan negara Eropa lainnya mengunjungi Pulau Bidadari untuk menikmati keindahan alam di sekitarnya," kata Danrem Bola dan menambahkan, aparat keamanan sempat dilarang masuk ke pulau itu oleh Lewan Dosky bersama isterinya.
Buah pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini adalah:
• Risau yang memotivasi kita untuk selalu mengukir prestasi mulia di hadapan-Nya adalah warna risau yang terpuji. Kita risau dengan status belum terdaftar di KUA pada usia lebih dari 25 tahun, adalah risau yang positif. Karena hal itu akan memupuk semangat kita untuk menyempurnakan agama sesegera mungkin. Risau karena belum mampu menyelesaikan hafalan al Qur’an di usia 38 tahun. Itu juga merupakan warna risau yang mulia. Sebab ia dapat menjaga semangat agar tak luntur untuk menghafal kalamullah. Tapi jika kita risau lantaran gagal membangun menara bisnis, atau terjatuh dari puncak popularitas, atau cinta terhadap lawan jenis yang tak bersambut dan seterusnya yang menyebabkan kita meratap dan terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan. Maka hal itu sudah barang tentu masuk dalam bab putus asa dari rahmat Allah Swt, yang merupakan bibit dari kekufuran.
Pulau tersebut dibeli Lewan Dosky dari Haji Mahmud, seorang penduduk Labuanbajo, Kabupaten Manggarai Barat, seharga sekitar Rp495 juta, kata Komandan Korem 161/Wirasakti, Kol Inf APJ Noch Bola kepada para wartawan usai perayaan ulang tahun Korem 161/Wirasakti ke-45 di Kupang, Jumat.
Menurut Danrem, setelah dibeli dan dikuasai oleh warga negara asing itu, penduduk Labuanbajo bersama para nelayan setempat dilarang masuk atau menyinggahi pulau tersebut setelah dikelolanya menjadi objek wisata untuk kepentingan turis asing.
"Tahun lalu, lebih dari 2.000 orang turis asal Inggris dan negara Eropa lainnya mengunjungi Pulau Bidadari untuk menikmati keindahan alam di sekitarnya," kata Danrem Bola dan menambahkan, aparat keamanan sempat dilarang masuk ke pulau itu oleh Lewan Dosky bersama isterinya.
Buah pelajaran yang dapat kita petik dari kisah ini adalah:
• Risau yang memotivasi kita untuk selalu mengukir prestasi mulia di hadapan-Nya adalah warna risau yang terpuji. Kita risau dengan status belum terdaftar di KUA pada usia lebih dari 25 tahun, adalah risau yang positif. Karena hal itu akan memupuk semangat kita untuk menyempurnakan agama sesegera mungkin. Risau karena belum mampu menyelesaikan hafalan al Qur’an di usia 38 tahun. Itu juga merupakan warna risau yang mulia. Sebab ia dapat menjaga semangat agar tak luntur untuk menghafal kalamullah. Tapi jika kita risau lantaran gagal membangun menara bisnis, atau terjatuh dari puncak popularitas, atau cinta terhadap lawan jenis yang tak bersambut dan seterusnya yang menyebabkan kita meratap dan terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan. Maka hal itu sudah barang tentu masuk dalam bab putus asa dari rahmat Allah Swt, yang merupakan bibit dari kekufuran.
Saudaraku,,,
Remaja Hari Ini Lebih
Senang Dengan Filem Dan Budya Asing.
Kini keurunan kita tidak punya idola sepertim Kalid bin walid, yang negarawan dan pahlawan.
• Dahulu para sahabat Nabi SAW,, rata-rata memiliki banyak keturunan. Jika Khalid bin Walid ra memiliki 40 anak, maka Anas bin Malik lebih banyak dari itu. Disebutkan bahwa anak cucunya yang berkumpul saat khataman al Qur’an di rumahnya lebih dari 100 orang.
• Anak adalah investasi bagi orang tua. Baik di dunia maupun di akherat. Itu artinya semakin banyak kita memiliki keturunan, semakin banyak pula investasi kita. Terlebih Nabi saw pernah memberikan garansi, bahwa siapa yang memiliki tiga orang puteri. Ia berikan sandang, pangan dan mendidiknya dengan baik, maka ia akan terhalang dari sengatan api neraka, sebagaimana yang tersebut dalam riwayat Ibnu Majah. Maka sungguh ironi jika ada orang yang cukup dan bahkan bangga dapat membatasi anak keturunannya dengan dua anak saja.
• Membiasakan diri untuk memberikan penghargaan, pujian, kesaksian yang baik terhadap orang yang shalih, menularkan keshalihan kepada orang lain, berjuang di jalan Allah dan berkiprah untuk melayani umat. Baik di masa hidupnya atau sepeninggalnya. Seperti perkataan Umar ra perihal Khalid bin Walid ra.
• Memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh agar tak terjangkit penyakit menular dan berbahaya semisal kolera dan seterusnya.
• Bersilaturahim kepada orang-orang shalih, terutama generasi terbaik umat ini yakni para sahabat. Hal ini terwujud dengan menelusuri sirah mereka. Karena dengan membaca sirah mereka seolah-olah kita telah berkunjung dan bertatap muka dengan mereka.
No comments:
Post a Comment