KECANGGIHAN OTAK
Analisis M.Rakib Ciptakarya.Pekanbaru Riau Indonesia
Pendidikan di zaman sekarang,
Mengisi otak, agar berkembang.
Mengisi, rohani, sangat kurang,
Hilang malunya, bagai binatang
Otak manusia terdiri lebih dari 100
miliar syaraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu syaraf lain.
Coba Anda bayangkan, berata rumitnya otak manusa. Maka dari itu jaga otak Anda
dengan baik, karena dengan menjaga otak Anda, koordinasi antar organ akan
berjalan dengan baik.
Otak adalah organ manusia yang mengkoordinasi semua tindakan yang dilakukan. Lantas bagaimana memaksimalkan kinerja otak ? Bacalah artikel ini tentang hal-hal yang dapat mengganggu kerja otak. Maka dari itu coba hindari beberapa kegiatan buruk tersebut, dan semoga otak Anda semakin berkembang.
Setelah melakukan penelitian, akhirnya para ilmuwan menemukan sebuah kesimpulan. Bahwa, otak bagian depan yang terletak pada ubun-ubun itulah yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya dusta.
Kesimpulan ini, sebenarnya tergolong sangat telat jika dibandingkan dengan apa yang sudah diisyaratkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya dalam Alquran. Bagian otak tersebut disebut Alquran dengan nama ‘nashiyah’ atau ubun-ubun.
Yang mengagumkan adalah bahwa Al-Quran sejak berabad-abad yang lalu telah berbicara tentang fungsi ubun-ubun ini ketika membicarakan Abu Jahl:
Allah swt. berfirman dalam Surah Al-‘Alaq ayat 15 dan 16.
كَلَّا لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعَنْ بِالنَّاصِيَةِ * نَاصِيَةٍ
كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
“Ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya[1], (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
[1] Maksudnya: memasukkannya ke dalam neraka dengan menarik kepalanya.
Al-Quran memberikan sifat كاذبة خاطئة (mendustakan lagi durhaka).
Kenyataan seperti inilah yang ditemukan para ilmuwan pada masa sekarang ini
dengan menggunakan pemindaian resonansi magnetik.
Maha Suci Allah Yang telah menyatakan fakta ini yang menunjukkan
kemukjizatan Al-Quran yang baru ditemukan pada masa sekarang ini.
Mau tahu?
1.
Para ahli menggolongkan manusia berusia 11 sampai 19 tahun sebagai remaja. Dulu
ilmuwan mengira pertumbuhan otak besar-besaran hanya terjadi saat bayi. Namun,
ternyata, otak manusia juga mengalami ledakan pertumbuhan saat remaja.
Benang-benang syaraf tiba-tiba terhubung satu sama lain ketika remaja.
Sayangnya, pertumbuhan itu mengakibatkan masa remaja sebagai masa yang
membingungkan.
2.
Salah satu hormon yang muncul di otak remaja adalah hormon oxytocin. Wah,
gara-gara hormon ini kita jadi suka merasa ge-er. Kita merasa tiap orang
memperhatikan kita. Mulai dari hidung, rambut, kaki, bentuk tubuh, dan
semuanya. Akibatnya, kita pun jadi sibuk memperhatikan diri sendiri dan
berusaha tampil menarik. Dan yang lebih parah, hormon oxytocin menyebabkan kita
jadi sensitif. Ih, kita jadi mudah tersinggung gitu, lo.
3.
Sering mendengar ungkapan tidur seperti bayi? Hmm, ungkapan itu menandakan bayi
suka tidur. Ssst, ternyata remaja juga suka tidur. Pertumbuhan otak yang luar
biasa menyebabkan tubuh remaja butuh tidur 9-10 jam.
4.
Katanya, remaja suka kesal pada ayah ibunya. Banyak yang bilang kita tidak suka
nonton atau ngobrol bareng orang tua. Kita lebih suka ngobrol bareng teman.
Hmm, ternyata hal itu tidak benar. Teman memang asyik buat belajar negosiasi,
kompromi dan berkelompok. Namun, ternyata 89 persen remaja merasa orang tua
sangat penting dan sahabat yang menyenangkan. Keren!
Remaja adalah masa usia 11 sampai 19
tahun. Foto: Istimewa
5.
Saat usia 11-12 tahun, tiba-tiba otak mampu berpikir dan berkhayal yang
rumit-rumit. Banyak kemampuan baru muncul. Kemampuan itu berbeda dengan
kemampuan anak-anak. Misalnya, kita jadi mengerti teori-teori yang rumit.
Pelajaran Kimia dan Sejarah yang sulit bisa dimengerti dengan mudah. Kita juga
belajar menghitung resiko atau mengambil keputusan. Namun, sayangnya,
perhitungan dan keputusan kita belum canggih karena otak kita baru saja
berkembang. Hmm, kita masih butuh bantuan orang tua untuk mendampingi agar
semakin canggih.
6.
Ups, ada bagian otak kita yang tumbuh besar-besaran. Mirip sebuah ledakan.
Itulah bagian otak amygdala. Amygdala ini bertanggung jawab pada emosi kita.
Gara-gara amygdala, kita jadi mulai naksir cewek atau cowok, nih. Amygdala juga
membuat kita salah paham pada pendapat orang tua dan orang lain. Amygdala ini
pula penyebab kita uring-uringan dan suka bikin masalah.
7.
Kata ahli, sebetulnya kita sedang menguji teori yang berkecamuk di otak saat
uring-uringan. Soalnya, banyak hal yang belum kita pahami. Tapi, tenang. Para
ahli bilang, pengetahuan akan bertambah saat umur bertambah. Pengetahuan yang
banyak mengurangi rasa uring-uringan.
So,
supaya tidak uring-uringan, bagaimana jika kita banyak membaca pengetahuan?
Pengetahuan memudahkan kita mengenali masalah. Kita pun bisa bilang pada
amygdala. “Okay, amygdala. Kamu boleh bikin aku uring-uringan. Tapi aku akan
sabar dan menunggu usiaku bertambah. Aku akan mencari banyak ilmu agar tidak
pusing.”
(Johanna Ernawati)
Sumber: Sara Johnson.The Johns
Hopkins Bloomberg School of Public Health. Live Science.com
Paradigma pembelajaran yang
berorientasi pada pembentukan kecerdasan selayaknya mengacu pada perkembangan
otak manusia seutuhnya. Realitas pembelajaran dewasa ini menunjukkan bahwa
kegiatan belajar mengajar lebih banyak mengacu pada target pencapaian kurikulum
dibandingkan dengan menciptakan siswa yang cerdas secara utuh. Akibatnya,
peserta didik dijejali dengan berbagai macam informasi tanpa diberi kesempatan
untuk melakukan telaahan dan perenungan secara kritis, sehingga tidak mampu
memberikan respons yang positif. Mereka dianggap seperti kertas kosong yang
siap menerima coretan informasi dan ilmu pengetahuan.
Sementara itu, kegiatan yang terjadi
di dalam ruang belajar masih bersifat tradisional yakni menempatkan guru pada
posisi sentral (teacher centered) dan siswa sebagai objek pembelajaran dengan
aktivitas utamanya untuk menerima dan menghafal materi pelajaran, mengerjakan
tugas dengan penuh keterpaksaan, menerima hukuman atas kesalahan yang
diperbuat, dan jarang sekali mendapat penghargaan dan pujian atas
jerih-payahnya.
Oleh karena itu, dalam upaya
mengubah paradigma pembelajaran sehingga dapat memberdayakan otak secara
optimal, pendapat Eric Jensen dalam bukunya Brain Based Learning, patut
untuk dijadikan rujukan. Dia menawarkan sebuah konsep dalam menciptakan
pembelajaran dengan orientasi pada upaya pemberdayaan otak siswa. Menurutnya
ada tiga strategi berkaitan dengan cara kita mengimplementasikan pembelajaran
berbasis kemampuan otak, yaitu :
- menciptakan suasana atau lingkungan yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa. Strategi ini bisa dilakukan terutama pada saat guru memberikan soal-soal untuk mengevaluasi materi pelajaran. Soal-soal yang diberikan harus dikemas seatraktif mungkin sehingga kemampuan berpikir siswa lebih otimal, seperti melalui teka-teki, simulasi, permainan dan sebagainya.
- menghadirkan siswa dalam lingkungan pembelajaran yang cukup menyenangkan. Guru tidak hanya memanfaatkan ruangan kelas untuk belajar siswa, tetapi juga tempat-tempat lainnya, seperti di taman, di lapangan bahkan diluar kampus. Guru harus menghindarkan situasi pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa tidak nyaman, mudah bosan atau tidak senang terlibat di dalamnya. Strategi pembelajaran yang digunakan lebih menekankan pada diskusi kelompok yang diselingi permainan menarik serta variasi lain yang kiranya dapat menciptakan suasana yang menggairahkan siswa dalam belajar.
- membuat suasana pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang aktif dan bermakna hanya dapat dilakukan apabila siswa secara fisik maupun psikis dapat beraktivitas secara optimal. Strategi pembelajaran yang digunakan dikemas sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktraktif dan interaktif, melalui model pembelajaran yang bersifat demontrasi.
Apa yang dikemukakan Eric Jensen di
atas merupakan upaya konkret dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun,
kunci keberhasilan itu semua terletak pada kemauan dan kemampuan guru untuk
mereformasi cara dan strategi pembelajarannya serta berani untuk menggeser
paradigma berfikirnya, sehingga lebih bersifat praksis ketimbang teoritis.
No comments:
Post a Comment