PETIKAN KISAH SELINGKUH
BUKANNYA BAHAGIAKISAH NYATA
Mr.Rakib
Ciptakarya Pekanbaru Riau Indonesia.2014
Mengapa selingkuh menjadi model baru
Kurang iman, menebar cemburu
Pegawai biasa, maupun guru-guru
Hindari zina, kendalikan nafsu.
sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa
mengembalikan apa yang telah kuucapkan.
Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku, dimana hal tersebut tidak
pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan
untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan
sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.
Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat
ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran. Ketika aku
terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali.
Ia menuliskan syarat-syarat dari perceraiannya. Ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya…
Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.
Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya,” He Ning, apakah kamu
masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan
kita?”
Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku.
Aku mengangguk dan mengiyakan. “Kamu membopongku dilenganmu”, katanya,
“Jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongku
pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi
kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu.”
Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan
indah yang telah berlalu dan berharap perkimpoiannya diakhiri dengan suasana
romantis.
Aku memberitahukan Dew soal syarat-syarat perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. “Bagaimanapun trik yang ia lakukan, ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini,” ia mencemooh.
Kata-katanya membuatku merasa tidak enak.
Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. Kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami
menepuk punggung kami,”Wah, papa membopong mama, mesra sekali”..
No comments:
Post a Comment