MEMBACA
TINGKAH LAKU ASING
M.RAKIB CIPTAKARYA PEKANBARU
RIAU INDONESIA
Tingkah laku orang asing idi Indonesia saat ini, sudah mencemaskan.Lahan
sawit dimiliki Malysia, Ruko di Riau dan Jambi banyak modal Singapur. Kasus
kejahatan dunia maya juga yang dilakukan Warga Negara Asing
(WNA) mencuri pulsa. sudah kerap kali terbongkar di Indonesia. Mereka
menjadikan Indonesia sebagai tempat operasi melakukan kejahatan.Kapolri Komjen Pol Sutarman menjelaskan bahwa sebelumnya Bareskrim Polri sudah menangkap empat kali penjahat dunia maya. Pelakunya berasal dari Taiwan dengan menjadikan Indonesia..
Daun
nipah kajangnya rapat,
Hidangan
tetamu, di Tembilahan,
Buku
menyimpan berjuta hikmat,
Fakta,
ilmu, kebesaran Tuhan.
Anak
muda pulang ke desa,
Ibu
dan ayah lama menanti,
Warga
membaca, waktu tersita,
Mendapat
hikmah, teman sejati.
Pohon
pedada di dalam taman,
Jadi
idaman si anak rusa,
Marilah
anakanda marilah teman,
Kita
membaca sepanjang masa.
Meniti
senja biasan mentari,
Merkah
setitis menjelang kabut,
Bacalah
baca setiap hari,
Tak
akan habis ilmu dituntut.
Cantik
sungguh si bunga kejora,
Buat
hiasan di hari raya,
Marilah
sahut seruan negara,
Bangsa
membaca bangsa berjaya.
KEJAHATAN BANGSA ASING
Dengan pengungkapn tersebut tentu saja kepolisian bersama instansi lain harus melakukan pengawasan ekstra supaya orang-orang asing tidak menjadikan Indonesia sebagai tempat melakukan kejahatan yang aman.
"Jadi kita harus mampu mengawasi wilayah kita sehingga orang yang masuk itu betul-betul ada manfaatnya bagi Indonesia, baik dia datang sebagai wisatawan atau untuk menginvestasikan uang di Indonesoa, bukan datang untuk kejahatan," terangnya.
Pihak keimigrasin bersama Polri dikatakan Sutarman harus bisa mengawasi lalu lintas keluar masuk orang asing ke Indonesia. Ia mencontohkan kelemahan pengawasan orang asing di Indonesia terkait kasus anak Slamet Kastari.
"Pelakunya warga negara Singapura. Dia bisa berada di Indonesia dan bahkan dapat KTP Indonesia, padahal dia melakukan kejahatan di Indonesia. Ini yang pelan-pelan harus kita benahi, sehingga yang masuk Indonesia benar-benar tidak melakukan kejahatan," ungkapnya.
Ikat
jerami muat ke kandar,
Selepas
makan mandi di telaga;
Kejahatan
asing, bisa terhindar,
Jika
kita, selau waspada..
Batang
halban dibawa ke huma,
Hendak
dirikan sebuah taman;
Negara
ini, milik bersama,
Kita
awasai, sepanjang zaman.
Terbang
tempua ke semak berduri,
Singgah
sekali di pohon rumbia;
Bahasa
kita lambang jati diri,
Tidak
rugi berbahasa Malaysia.
Berbanjar
cemara di tanah rata,
Tempat
teduhan sekumpulan murai;
Segar
dan mesra bahasa kita,
Anugerah
warisan usah terburai.
BAHASA
JIWA BANGSA
Riuh
nelayan memunggah pelata,
Beli
seraga dibawa pulang;
Bahasa
kebangsaan jiwa kita,
Jati
diri warga gampak cemerlang.
Busut
di hutan sarang kelekatu,
Angsana
tumbang terkejut tempua;
Berbahasa
kebangsaan saban waktu,
Makin
berkembang ke serata benua.
Dari
Benta ke Kota Gelanggi,
Singgah
di Jengka membeli toman;
Bahasa
kita martabatnya tinggi,
Lingua
franca zaman-berzaman.
Sepohon
celagi lanjut usia,
Tempat
istirahat ayam jantan;
Tidak
rugi berbahasa Malaysia,
Warga
erat sejahtera watan.
PANTUN
BUDI
Kini,
yang dikatakan berbudi, bukan saja orang yang suka membantu, tapi juga orang
yang punya dayacipta seperti Alpa Edison dan Einstein.
Gunung
Daik, di dalam peta,
Coba
amati, dengan cermat.
Budi
baik, artinya dayacipta,
Disumbangkan
kepada, seluruh umat.
Kapal
pesiar, tampak kemudi,
Banyak
penumpang, berkaca mata.
Pendidikan
di Indonesia, kekurangan budi,
Artinya
kurang, dayacipta.
Tegak
rumah kerana sendi,
Runtuh
sendi rumah binasa;
Tegak
bangsa kerana budi,
Runtuh
budi hilanglah bangsa.
Bunga
melati bunga di darat,
Bunga
seroja di tepi kali;
Hina
besi kerana karat,
Hina
manusia tidak berbudi.
Limau manis dimakan manis,
Manis sekali rasa isinya;
Dilihat manis dipandang manis,
Manis sekali hati budinya.
Di sana padi di sini padi,
Baru bernama sawah dan bendang;
Di sana budi di sini budi,
Baru sempurna bernama orang.
Awal pertama orang berbangsa,
Kedua banyak ribu dan laksa;
Ketiga majlis bermanis muka,
Keempat banyak berbudi bahasa.
PANTUN
NASIHAT
Orang Jawa mencari benang,
Mencari benang di atas bukit;
Orang jauh jangan dikenang,
Lama-lama jadi penyakit.
Orang berkain corak berbelang,
Mengayuh rakit mencari duku,
Jangan bermain kekasih orang,
Nyawa tersangkut di hujung kuku.
No comments:
Post a Comment