: Benda apa yang paling tajam di dunia ini?. Beragam jawaban
muncul dari murid-murid beliau.
Fiqih Canda dan Humor
Mr.Rakib Ciptakarya Riau Indonesia. 2014
Onyod yang pegawai Kementerian Sosial memasuki sebuah toko kepunyaan koperasi yang berada di bawah Kementerian tempatnya bekerja: "Mas,,,! Berapa harga sekaleng susu,,,?" Tanya Onyod kepada pelayan toko koperasi. "75 ribu rupiah, Mas,,,!" Jawa pelayan toko koperasi. "Laaah,,,? Kok jadi 75 ribu, sih,,,? Kemarin saya beli cuma 65ribu,,,!" Onyod bin Murkisid protes. "Iya, benar, Pak,,,! Harga susu tetap 65.000 ribu, tetapi demi untuk membantu saudara-saudara kita yang akhir-akhir ini terkena musibah bencana alam, Pak Menteri menginstruksikan setiap pembeli susu oleh pegawai di Kementerian kita ini dibebani sumbangan 15ribu rupiah,,,! Jadi semuanya 75ribu rupiah, Mas,,,!" jawab Pelayan Toko Koperasi. Karena takut dicap tidak mau membantu sumbangan demi bangsa dan negara, Onyod bin Murkisid membayar dengan uang pas 75ribu: "Oh gitu,,,? Ng,,,ng,,, saya beli satu, deh,,,!" Ujar Onyod bin Murkisid. "Baik, Pak,,,! Ini silakan diambil kembaliannya,,,!" Kata penjaga toko sambil menyodorkan uang sebanyak Rp. 65.000. "Lho,,,! Kok ada acara pake uang kembali segala,,,?" Onyod bin Murkisid rada heran. "Gini, Pak,,,! Di koperasi kita ini, ternyata stok susu kosong,,,! Dan uang yang 15ribu rupiah, berdasarkan instruksi Pak Menteri tetap kami ambil sebagai sumbangan demi kebaikan bangsa dan negara kita, Pak,,,!" Jawab pelayan toko koperasi dengan tenang. |
Dari Bodoh
Menjadi Cerdas
Seorang bapak mengajak anaknya yang
baru berusia tujuh tahun ke kamp perkemahan kaum nudis. Si anak terheran-heran
melihat berbagai macam ukuran kemaluan pria.
Si bapak menjelaskan kepada anaknya, "Nak, besar kecilnya kemaluan itu ditentukan oleh kecerdasan. Kemaluan orang cerdas biasanya besar dan kemaluan orang bodoh biasanya kecil."
Beberapa hari setelah itu, si anak lapor kepada bapaknya ketika ia baru pulang dari kerja, "Pak, tadi siang ibu bercanda dengan orang bodoh di dalam kamar. Tapi makin lama saya lihat orang itu semakin cerdas."
Hidup terasa hambar dan datar tanpa humor dan canda bagaikan
masakan tanpa garam. Namun hanya dalam kadar kuantitas, kualitas dan penyajian
tertentu akan menjadi penyedap kehidupan. Suatu kali Imam Al Ghazali
melontarkan 6 pertanyaan kepada murid-muridnya yang hadir dalam majelis
ta’limnya. Salah satunya adalah: Benda apa yang paling tajam di dunia ini?.
Beragam jawaban muncul dari murid-murid beliau. Pisau, silet, sampai pedang.
Imam Al Ghazali menanggapi jawaban murid-muridnya tersebut. “Betul, semua benda
yang kalian sebutkan itu tajam. Tapi ada yang lebih tajam dari itu semua. Yaitu
LIDAH”.
Meskipun
lidah tidak bertulang, namun memang lidah bisa lebih tajam dari apapun, karena
dia bisa ‘merobek’ hati. Bahkan kadang lidah bisa membuat lubang menganga di
hati lawan bicara yang mungkin perlu waktu lama untuk mengembalikannya ke
kondisi semula.
Dalam keseharian, kewajiban menjaga lidah ini tidak saja
harus kita laksanakan baik di kala sedang bicara serius ataupun di kala
bercanda. Point terakhir ini seringkali membuat kita tidak sadar telah melukai
hati teman kita. Kata-kata yang kita maksudkan sebagai candaan, seringkali
menusuk hati teman kita, bisa karena bercanda yang keterlaluan, bercanda di
saat yang tidak tepat, dan sebagainya. Karena di saat bercanda, seringkali kita
tidak memperhatikan bagaimana mood teman kita itu yang sebenarnya.
Memang
bercanda kadang diperlukan untuk memecahkan kebekuan suasana sebagaimana yang
dikatakan Said bin Al-’Ash kepada anaknya. “Kurang bercanda dapat membuat orang
yang ramah berpaling darimu. Sahabat-sahabat pun akan menjauhimu.” Namun canda
juga bisa berdampak negatif, yaitu apabila
canda dilakukan melampaui batas dan keluar dari ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
Canda yang berlebihan juga dapat mematikan hati, mengurangi wibawa, dan dapat
menimbulkan rasa dengki.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2009/07/21/3167/fiqih-canda-dan-humor/#ixzz2wPX7KCNy
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Nahh pentingnya humor dalam Islam, Imam Jakfar Shadiq as bertanya
kepada salah satu sahabatnya, Yunus Syaibani, "Sejauh mana engkau bercanda
dan bergurau dengan orang lain?" Dia menjawab, "Sedikit." Imam
Jakfar as dengan nada tinggi berkata, "Mengapa engkau tidak bercanda dan
bergurau dengan orang lain? Humor dan canda adalah bagian dari perilaku baik
dan ahklak mulia."
Salah satu tugas seorang mukmin dalam pandangan Islam adalah
membahagiakan saudara seagama. Imam
Ali as berkata, "Rasulullah Saw setiap kali menemukan salah
seorang dari sahabatnya bersedih, beliau akan menghiburnya dengan canda dan
bersabda; Allah Swt akan menganggap sebagai musuh orang yang berwajah merengut
kepada saudaranya." Dalam hadis yang lain, Rasul Saw bersabda,
"Perbuatan terbaik setelah menunaikan shalat adalah menggembirakan hati
mukmin, tentu saja dengan cara yang tidak mendatangkan dosa."
wah, ini humor tdk untuk anak kecil ^_^
ReplyDelete