PANTUN PENYAKIT AIDS
Drs.Mhd.Rakib, S.H.,M.Ag.
Pekanbaru Riau. 2014
BAGAIMANA SEMPIT, TENGGOROKAN ULAR
MANGSA DITELAN, TAK KAN SEPAROH
BAGAIMANA AIDS TIDAK MENULAR
HAK ASASI, MEMBELA KAUM HOMO
SEPAROH HABIS, MANGSA DIMAKAN
RAKUSNYA ULAR, TANPA KENDALI
HOMO DAN LESBI, DAPAT PENGAKUAN
UMAT NABI LOTH, MUNCUL KEMBALI
Risiko tertular Virus HIV adalah orang
yang pergi dari rumah dan bisanya terjadi pada usaia remaja juga yang berusia
sekitar 12-17 tahun yang terctat sekarang ini 85% wanita maupun pria yang pergi
dari rumah termasuk golongan seksual aktif dan juga termasuk golongan pencadu
narkoba atau narkotika. Remaja putri yang pergi dari rumah 34% biasanya
hamil dan sangat beresiko tinggi tertular virus HIV.
5. PENATALAKSANAAN
1.Pendidikan seks sejak dini
Pendidikan seks sejak dini sebetulnya bukan hal baru lagi,sejak dulu sudah banyak orang mengkampanyekan agar orang tua dan dunia pendidikan mengenalkan anak sejak usia dini tentang seks. Tetapi sepertinya belum berhasil,sebab masih saja orang tua kita menggangap pendidikan seks bagi anak hal yang tabu. Sehingga ketika anak tidak mendapat ajaran yang baik tentang seks. Maka Sang anak pun dimasa pubernya akan terus mencari tahu rasa penasaran tentang apa seks itu.
Hal yang paling mengkhwatirkan Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, informasi seks bisa dengan mudah diperoleh seorang anak, seperti dari internet, televisi atau pengetahuan dari teman sebayanya. Bisa saja saat remaja, mereka telah mengetahui lebih banyak tentang seks dan kemungkinan besar dari sudut pandang yang salah.
Otak remaja akan merekam sensasi yang pernah dilihat dan menjadikannya memori yang permanen karena adanya sebuah ransangan yang menyenangkan terhadap momen tersebut. Dengan adanya momen yang telah tertanam ini,maka pikiran seorang wanita remaja akan bisa secara acak memunculkan momen tersebut. Ketika momen itu datang,maka birahi juga akan terdorong untuk dipuaskan.
Ketika naluri seks anak di usia remaja ini tidak diarahkan dengan baik dan benar maka seks bebas dan hamil di luar nikah sebagai akibatnya. Itulah mengapa pendidikan seks pada anak sejak dini itu penting. Karena dengan memberikan Pemahaman dan pendidikan seks sejak usia dini ini diharapkan agar anak memperoleh informasi yang tepat soal seks.
Mengajarkan masalah seks pada anak-anak memang tidaklah mudah. Jika salah paham bisa-bisa anak malah takut, bukannya mengerti bahkan salah mengerti. Tetapi Pendidikan seks tidak harus bicara tentang anggota tubuh, melainkan lebih terfokus pada bagaimana mereka mengenal dirinya, punya konsep diri yang positif dan matang.
Mengajari anak nama-nama anggota tubuh termasuk alat kelamin mereka Pada saat anak berusia 2-3 tahun, mengajari anak mengenai fungsi alat kelamin mereka pada usia memasuki usia prasekolah sampai lulus sekolah dan ketika memasuki usia remaja, mengajari mereka bagaimana mereka mengalami pubertas, seperti berubahnya bentuk tubuh dan organ-organ vital mereka, terjadinya menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Merupakan tahapan usia-usia anak saat memberikan pendidikan seks yang benar.
Jika sang anak mendapat pendidikan seks yang baik dan benar dari orang tua,bukan tidak mungkin seks bebas dikalangan remaja bisa diatasi dan tingkat penderita HIV/AIDS bisa dikurangi. Sehingga kampanye pemakaian kondom saat ini bisa diperuntukkan bagi kalangan remaja yang sudah terlanjur terkena penyakit ini dan pekerja seks komersial yang berisiko lebih besar terkena penyakit HIV/AIDS.
Kampanye penggunaan kondom merupakan sebuah solusi mencegah penularan penyakit HIV/AIDS tetapi solusi untuk mencegah semakin banyaknya korban yang terkena penyakit HIV/AIDS adalah memberikan pendidikan seks sejak usia Dini agar anak-anak kita di usia remaja tidak menjadi korban. 1. Melakukan program pencegahan dengan melalui KIE (komunikasi, edukasi & informasi) misalnya dengan melalui ceramah, seminar, media seperti booklet, leaflet, poster, sticker, bulletin ataupun majalah/koran.
2. Melakukan program penurunan resiko.
Selain pencegahan, maka perlu juga dilakukan program-program yang secara langsung ditujukan pada para IDU's misalnya dengan penyediaan jarum suntik steril, memberikan penyuluhan kepada mereka dan partner seks mereka agar mereka menyadari resiko-resiko perilakunya dalarn kaitannya dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan konseling bagi para IDU's maupun bagi IDU's yang sudah hidup dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan kesehatan dan juga menyediakan kondom. Memang program penurunan resiko ini cukup dilematis, di satu pihak itu memberikan kesan bahwa program ini justru melegalkan penyalahgunaan napza ataupun hubungan seks, namun di pihak lain ini merupakan sebuah strategi yang cukup efektif khususnya bagi remaja yang sudah aktif menggunakan napza, maupun yang sudah seksual aktif. Hal yang perlu diingat adalah bahwa kondisi remaja itu berbeda-beda, ada yang perilakunya tidak / kurang beresiko namun ada pula remaja yang perilakunya beresiko tinggi, dan tentu saja hal ini harus disikapi dengan metode yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya.
3. Melakukan program outreach dan pendidik teman sebaya.
Remaja biasanya lebih dekat dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua ataupun gurunya sehingga apabila ada permasalahan maka mereka lebih suka untuk datang ke temannya baik untuk menceritakan maupun meminta solusi atas permasalah yang dialaminya. Dengan adanya program pendidik teman sebaya ini maka remaja akan menjadi nara sumber bagi remaja lainnya.
4. Melalui rehabilitasi.
Bagi remaja yang sudah ketagihan dan pengkonsumsi berat narkoba maka tidak ada jalan lagi kecuali 'disembuhkan' dengan cara rehabilitasi baik secara medis, psikis (spiritual) dan cara-cara yang lainnya. Masa remaja memanglah masa yang indah, penuh dengan petualangan, sekaligus penuh dengan resiko, termasuk ketagihan obat-obat terlarang. Hai remaja akankah kamu menyia-nyiakan masa mudamu dengan hal yang akan mengubur masa depanmu dan cita-citamu?
5. PENATALAKSANAAN
1.Pendidikan seks sejak dini
Pendidikan seks sejak dini sebetulnya bukan hal baru lagi,sejak dulu sudah banyak orang mengkampanyekan agar orang tua dan dunia pendidikan mengenalkan anak sejak usia dini tentang seks. Tetapi sepertinya belum berhasil,sebab masih saja orang tua kita menggangap pendidikan seks bagi anak hal yang tabu. Sehingga ketika anak tidak mendapat ajaran yang baik tentang seks. Maka Sang anak pun dimasa pubernya akan terus mencari tahu rasa penasaran tentang apa seks itu.
Hal yang paling mengkhwatirkan Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, informasi seks bisa dengan mudah diperoleh seorang anak, seperti dari internet, televisi atau pengetahuan dari teman sebayanya. Bisa saja saat remaja, mereka telah mengetahui lebih banyak tentang seks dan kemungkinan besar dari sudut pandang yang salah.
Otak remaja akan merekam sensasi yang pernah dilihat dan menjadikannya memori yang permanen karena adanya sebuah ransangan yang menyenangkan terhadap momen tersebut. Dengan adanya momen yang telah tertanam ini,maka pikiran seorang wanita remaja akan bisa secara acak memunculkan momen tersebut. Ketika momen itu datang,maka birahi juga akan terdorong untuk dipuaskan.
Ketika naluri seks anak di usia remaja ini tidak diarahkan dengan baik dan benar maka seks bebas dan hamil di luar nikah sebagai akibatnya. Itulah mengapa pendidikan seks pada anak sejak dini itu penting. Karena dengan memberikan Pemahaman dan pendidikan seks sejak usia dini ini diharapkan agar anak memperoleh informasi yang tepat soal seks.
Mengajarkan masalah seks pada anak-anak memang tidaklah mudah. Jika salah paham bisa-bisa anak malah takut, bukannya mengerti bahkan salah mengerti. Tetapi Pendidikan seks tidak harus bicara tentang anggota tubuh, melainkan lebih terfokus pada bagaimana mereka mengenal dirinya, punya konsep diri yang positif dan matang.
Mengajari anak nama-nama anggota tubuh termasuk alat kelamin mereka Pada saat anak berusia 2-3 tahun, mengajari anak mengenai fungsi alat kelamin mereka pada usia memasuki usia prasekolah sampai lulus sekolah dan ketika memasuki usia remaja, mengajari mereka bagaimana mereka mengalami pubertas, seperti berubahnya bentuk tubuh dan organ-organ vital mereka, terjadinya menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki. Merupakan tahapan usia-usia anak saat memberikan pendidikan seks yang benar.
Jika sang anak mendapat pendidikan seks yang baik dan benar dari orang tua,bukan tidak mungkin seks bebas dikalangan remaja bisa diatasi dan tingkat penderita HIV/AIDS bisa dikurangi. Sehingga kampanye pemakaian kondom saat ini bisa diperuntukkan bagi kalangan remaja yang sudah terlanjur terkena penyakit ini dan pekerja seks komersial yang berisiko lebih besar terkena penyakit HIV/AIDS.
Kampanye penggunaan kondom merupakan sebuah solusi mencegah penularan penyakit HIV/AIDS tetapi solusi untuk mencegah semakin banyaknya korban yang terkena penyakit HIV/AIDS adalah memberikan pendidikan seks sejak usia Dini agar anak-anak kita di usia remaja tidak menjadi korban. 1. Melakukan program pencegahan dengan melalui KIE (komunikasi, edukasi & informasi) misalnya dengan melalui ceramah, seminar, media seperti booklet, leaflet, poster, sticker, bulletin ataupun majalah/koran.
2. Melakukan program penurunan resiko.
Selain pencegahan, maka perlu juga dilakukan program-program yang secara langsung ditujukan pada para IDU's misalnya dengan penyediaan jarum suntik steril, memberikan penyuluhan kepada mereka dan partner seks mereka agar mereka menyadari resiko-resiko perilakunya dalarn kaitannya dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan konseling bagi para IDU's maupun bagi IDU's yang sudah hidup dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan kesehatan dan juga menyediakan kondom. Memang program penurunan resiko ini cukup dilematis, di satu pihak itu memberikan kesan bahwa program ini justru melegalkan penyalahgunaan napza ataupun hubungan seks, namun di pihak lain ini merupakan sebuah strategi yang cukup efektif khususnya bagi remaja yang sudah aktif menggunakan napza, maupun yang sudah seksual aktif. Hal yang perlu diingat adalah bahwa kondisi remaja itu berbeda-beda, ada yang perilakunya tidak / kurang beresiko namun ada pula remaja yang perilakunya beresiko tinggi, dan tentu saja hal ini harus disikapi dengan metode yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya.
3. Melakukan program outreach dan pendidik teman sebaya.
Remaja biasanya lebih dekat dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua ataupun gurunya sehingga apabila ada permasalahan maka mereka lebih suka untuk datang ke temannya baik untuk menceritakan maupun meminta solusi atas permasalah yang dialaminya. Dengan adanya program pendidik teman sebaya ini maka remaja akan menjadi nara sumber bagi remaja lainnya.
4. Melalui rehabilitasi.
Bagi remaja yang sudah ketagihan dan pengkonsumsi berat narkoba maka tidak ada jalan lagi kecuali 'disembuhkan' dengan cara rehabilitasi baik secara medis, psikis (spiritual) dan cara-cara yang lainnya. Masa remaja memanglah masa yang indah, penuh dengan petualangan, sekaligus penuh dengan resiko, termasuk ketagihan obat-obat terlarang. Hai remaja akankah kamu menyia-nyiakan masa mudamu dengan hal yang akan mengubur masa depanmu dan cita-citamu?
BAB III
PENUTUP DAN
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari makalah di atas itu, bawasannya kita harus Waspada terhadap Virus HIV
AIDS. Di atas juga menjelaskan tentang pengertian HIV AIDS, asal usul-nya, cara
penularannya, masa inkubasinya, gejalanya hingga yang beriso tinggi terkena HIV
AIDS.
Anda bisa membacanya dengan lebih lengkap lagi di atas yang telah saya susun dengan rapi. Kita sebagai orang yang sehat harus waspada terhadap virus tersebut, kalau bisa kita juga jangan sampai terlibat/terkena virus HIV AIDS.
Saran
Saran saya kepada pembaca jangan mendekatlah dengan virus HIV AIDS agar kita tidak terjerumus ke dalam virus tersebut, biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi (heteroseksual) biasanya banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu gonta ganti pasangan. Itulah saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan yang suka gonta ganti pasangan.
Anda bisa membacanya dengan lebih lengkap lagi di atas yang telah saya susun dengan rapi. Kita sebagai orang yang sehat harus waspada terhadap virus tersebut, kalau bisa kita juga jangan sampai terlibat/terkena virus HIV AIDS.
Saran
Saran saya kepada pembaca jangan mendekatlah dengan virus HIV AIDS agar kita tidak terjerumus ke dalam virus tersebut, biasanya orang yang terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi (heteroseksual) biasanya banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu gonta ganti pasangan. Itulah saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan yang suka gonta ganti pasangan.
DAFTAR PUSTAKA
“MISTERI PENDEMI HIV /AIDS” Oleh PAUL F. MATULESSY MD. MN.
BUKU PANDUAN BELAJAR SPK, KURIKULUM 1994 Penerbit. DEPDIKBUD/DEPKES, tahun 1997
Brosur AIDS, yang diedarkan oleh Exposa bekerjasama dengan DEPKES, tahun 1999
Share this article :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas
kasih dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
tugas makalah ini lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati. Tidak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini.
Akhirnya, tiada gading yang tak
retak, meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis telah mencurahkan semua
kemampuan, namun penulis sangat menyadari bahwa hasil penyusunan makalah ini
jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan data
dan referensi maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak
Medan, 24 Agustus 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Virus AIDS ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain juga bisa ditemukan (seperti misalnya cairan ASI) tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik), 3-5% melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia produktif (14-49 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak, 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV. Sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV, melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, selama proses persalinan dan melalui pemberian ASI. Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, risiko penularan dapat dikurangi menjadi hanya 8%.
Pada awalnya dimulai dengan penularan pada kelompok homoseksual (gay). Karena diantara kelompok homoseksual juga ada yang biseksual, maka infeksi melebar ke kelompok heteroseksual yang sering berganti-ganti pasangan.
Pada tahap kedua, infeksi mulai meluas pada kelompok pelacur dan pelanggannya.
Pada tahap ketiga, berkembang penularan pada istri dari pelanggan pelacur.
Pada tahap keempat, mulai meningkat penularan pada bayi dan anak dari ibu yang mengidap HIV.
B.Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.Bagaimanakah perkem HIV/AIDS di dunia?
2.Siapakah yang rawan terhadap virus AIDS?
3.Bagaimana pencegahan AIDS?
4. Bagaimana pandangan alkitab tentang HIV/ AIDS ?
C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui perkembangan HIV/ AIDS.
2.Untuk mengetahui siapa saja yang rentan terkena HIV/ AIDS.
3.Untuk mengetahui pencegahan HIV/ AIDS.
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1.Bagaimanakah perkem HIV/AIDS di dunia?
2.Siapakah yang rawan terhadap virus AIDS?
3.Bagaimana pencegahan AIDS?
4. Bagaimana pandangan alkitab tentang HIV/ AIDS ?
C.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui perkembangan HIV/ AIDS.
2.Untuk mengetahui siapa saja yang rentan terkena HIV/ AIDS.
3.Untuk mengetahui pencegahan HIV/ AIDS.
4. Untuk mengetahui bagaimana pandangan agama Kristen tentang
HIV/AIDS
D.Manfaat Penulisan
Dengan mengetahui bagaimana perkembangan, dampak HIV/ AIDS, maka kita akan memahami betapa ganasnya virus HIV/ AIDS tersebut.
E.Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
D.Manfaat Penulisan
E.Sistematika Penulisan
BAB II ISI
A.Perkembangan dan Perjalanan HIV/AIDS
B.Siapa yang Rentan Terkena HIV/AIDS
C.Pencegahan HIV/AIDS
D.Pandangan Alkitab Terhadap HIV/AIDS
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment