HUMANISME BARAT MEMBINATANGKAN
MANUSIA
Oleh Drs.H.M.Rakib.,S.H.,M.Ag
Pekanbaru Riau.2014
MENCARI BENALU KE SIALANG
TEMPAT ORANG, MENCARI
ROTAN
HUMANISME BARAT, MALUNYA HILANG
PERSIS SEPERTI, BABI HUTAN
SEKULER ITU, KEBEBASAN BINATANG
KHAMAR DAN ZINA, TIDAK DILARANG
HOBINYA DI PANTAI, BERTELANJANG
MAFIA NARKOBA, DIBIARKAN
BERKEMBANG
Kini ada wacana pembinatangan manusia
melalui teori humanisme sekular Barat.
Ada yang menggunakan manipulasi ayat
Al-Quran pula..Apakah humanisme itu ? Humanisme menurut kamus filsafat
adalah sebuah filsafat yang (a) memandang individu rasional sebagai mahluk
tertinggi (b) memandang individu sebagai nilai tertinggi dan (c) ditujukan
untuk membina perkembangan kreatif dan moral individu dengan cara
bermakna dan rasional tanpa merujuk pada konsep-konsep adi kodrati .(Rosda;140;
1995). Zainal Abidin dalam bukunya Filsafat manusia mengatakan bahwa
Humanisme berasal dari kata latin “humanitas” (pendidikan manusia) dan dalam
bahasa Yunani disebut paidei; pendidikan yang didukung oleh manusia
–manusia yang hendak menempatkan seni liberal dijadikan sebagi sarana
terpenting dalam pendidikan waktu itu.
Humanisme adalah suatu gerakaan
intelektual dan kesusteraan yang lahir pada prinsipnya aspek dasar dari gerakan
Renaissance abad 14-16 Masehi, merupakan salah satu faham filsafat yang
hendak mendudukan manusia yang hendak menjunjung tinggi nilai dan martabat
manusiadari ukuran segala penilaian, kejadian dan gejala diatas muka bumi
ini (Abidin; 26-27; 2000).
Sedangkan menurut Ali Syariati
humanisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok yang
dimilikinya adalah untuk keselamatan dan kesempurnaan. Ia memandang manusia
sebagi mahluk mulia dan prinsip yang disarankannya didasarkan atas pemenuhan
kebutuhan pokok yang bisa membentuk species manusia (Ali syariati;39;1992),
Jadi jelaslah bahwasanya humanisme adalah aliran filasafat yang berusaha
mendudukkan manusia sebagai pusat perhatian dari segala studi dan bertujuan
untuk mengangkat kemulian dan harkat manusia
B. Sejarah Humanisme
Arti Istilah humanisme akan lebih mudah dipahami kalau kita meninjaunya dari dua sisi; sisi histories dan sisi aliran-aliran dalam filsafat. Dari sisi yang pertama, humanisme merupakan gerakan intelektual dan kesusteraan yang pertama kali muncul di Italia pada paruh abad ke-14 Masehi. Gerakan ini boleh dikatakan sebagi motor penggerak kebudayaan modern, khususnya kebudayaan Eropa, berapa tokoh yang sering disebut sebagi pelopor gerakan ini misalnya Dante, Petrarca, Boccaceu dan Michael Angelo. Dari sisi yang kedua humanisme sering diartikan- sebagimana telah disebutkan diatas- sebagai faham dalam filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia sehingga manusia menempati posisi yang sangat penting dan sentral, baik dalam perenungan fisafati maupun praktisi dalam kehidupan sehari-hari, salah satu asumsi yang melandasi pandangan filsafat ini adalah manusia pada prinsipnya meupakan pusat dari realitas, berbeda dengan filsuf abad pertengahan, para filsuf humanisme berpegang teguh bahwa manusia pada hakikatnya adalah bukan Viator Mundi.(peziarah dimuka bumi) melainkan Vaber Mundi (pekerja atau mencipta dunianya) (Abidin; 26; 2000).
Arti Istilah humanisme akan lebih mudah dipahami kalau kita meninjaunya dari dua sisi; sisi histories dan sisi aliran-aliran dalam filsafat. Dari sisi yang pertama, humanisme merupakan gerakan intelektual dan kesusteraan yang pertama kali muncul di Italia pada paruh abad ke-14 Masehi. Gerakan ini boleh dikatakan sebagi motor penggerak kebudayaan modern, khususnya kebudayaan Eropa, berapa tokoh yang sering disebut sebagi pelopor gerakan ini misalnya Dante, Petrarca, Boccaceu dan Michael Angelo. Dari sisi yang kedua humanisme sering diartikan- sebagimana telah disebutkan diatas- sebagai faham dalam filsafat yang menjunjung tinggi nilai dan martabat manusia sehingga manusia menempati posisi yang sangat penting dan sentral, baik dalam perenungan fisafati maupun praktisi dalam kehidupan sehari-hari, salah satu asumsi yang melandasi pandangan filsafat ini adalah manusia pada prinsipnya meupakan pusat dari realitas, berbeda dengan filsuf abad pertengahan, para filsuf humanisme berpegang teguh bahwa manusia pada hakikatnya adalah bukan Viator Mundi.(peziarah dimuka bumi) melainkan Vaber Mundi (pekerja atau mencipta dunianya) (Abidin; 26; 2000).
Gerakan yang berawal dari Italia dan kemudian
menyebar ke seluruh Eropa, dimaksudkan untuk manusia dari tidur panjang abad
pertengahan, yang dikuasai dogma-dogma agamis. Abad pertengahan adalah abad
dimana otonomi, kreatifitas dan kemerdekaan berfikir manusia dikungkung oleh
kekuasan agama yg mayoritas di eropa pada saat itu. Abad ini ini sering disebut
“Abad Kegelapan” karena cahaya akal budi manusia tertutup kabut
dogma-dogma agama di sana. Kuasa manusia dipatahkan oleh pandangan agama yang
menyatakan bahwa hidup manusia telah digariskan oleh kekuatan Illahi dan akal
budi manusia tidak akan pernah tidak akan pernah sampai pada misteri dari
kekuatan-kekuatan itu. Pikiran –pikiran manusia yang menyimpang dari
dogma-dogma kaum spiritual di eropa tersebut adalah pikiran-pikiran sesat dan
karenanya harus dicegah dan dikendalikan. Dalam zaman itulah gerakan
humanisme muncul dan gerakan kaum humanis bertujuan untuk melepaskan diri dari
belenggu kekuasan lembaga keagamaan dan membebaskan kungkungan agama yang
mengikat. Kaum humanis menggunakan seni liberal sebagai materi dan sarana
utamanya. Alasan utama dijadikan sarana terpenting pada waktu itu
(disamping retorika, sejarah, etika dan politik) adalah kenyataan bahwa hanya
dengan seni liberal manusia akan tergugah untuk menjadi manusia, menjadi mahluk
bebas yang tidak terkungkung kekuatan diluar dirinya .
Mereka
percaya bahwa hanya dengan seni liberal, maka manusia akan dapat dibangunkan
dari tidurnya yang sangat panjang pada abad pertengahan itu. Model pendidikan
itu adalah model pendidikan yang didorong oleh semangat zaman antik (Yunani
kuno), yang ditandai oleh adanya kehidupan demokratis, pada zaman
antik klaim atas otonomi manusia dijunjung tingggidan dalam batas-batas
tertentu manusia mempunyai kewenangan sendiri dalam keterkibatanya dengan alam
dan dalam penentuan arah sejarah manusia. (Abidin; 27;2000)
Hal senada juga dikatakan oleh Ali syariati
bahwasanya teori humanisme barat dibangun atas
asas yang dibangun mitologi yunani kuno yang memandang bahwa antara langit dan
bumi, alam dewa-dewa dan alam manusia, terdapat pertentangan dan pertarungan,
sampai-sampai muncul kebencian dan kedengkian antara keduanya . Para dewa
adalah kekuatan yang memusuhi manusia. seluruh perbuatan dan kesadarnnya
kekuasaannya yang zalim terhadap manusia yang dibelenggu kelemahan dan
kebodohannya. Hal itu dilakukan karena dewa-dewa takut menghadapi ancaman
kesadaran, kebebasan, kemerdekan dan kepemimpinan manusia atas alam. Setiap
manusia yang menempuh jalan ini dipandang telah melakukan dosa besar dan
memberontak kepada dewa-dewa. Dewa-dewa dalam mitologi yunani adalah penguasa
segala sesuatu dan manifestasi dari kekuatan fisik yang terdapat dialam
semesta; laut, sungai bumi hujan, ekonomi, penyakit dan kematian (Syariati; 40;
1992). Itu sebabnya, maka menjadi wajar dan logislah bila dalam pandangan
yunani kuno yang memitoskan alam tersebut, humanisme mengambil bentuk sebagi
penentang kekuasaan para dewa, yakni tuhan-tuhan dan sesembahan mereka.
Dari
sini terbentuklah pertarungan antara Humanisme dan Theisme.
Berdasar itu maka humanisme yunani berusaha untuk mencapai jati diri manusia
dengan seluruh dengan seluruh kebenciannya kepda Tuhan dan dan
pengingangkarannya atas kekuasanNya. Serta memutuskan tali
penghambat manusia dengan langit, ketika ia menjadikan manusia sebagai penentu
benar atau tidaknya sesutu perbuatan dan menentukan segala potensi keindahan
terletak pada tubuh Manusia (Syariati;40; 1992) . Kalau kita bisa mengatakan
humanisme pasca Renaissance di Eropa modern merupakan kelanjutan dari humanisme
Yunani Kuno, karena kungkungan dogma
agama mayoritas di eropa yang demikian kuatnya terhadap nilai kemanusiaan, maka
humanisme Eropa modern mengambil bentuk yang sama terhadap humanisme
yunani kuno yaitu melakukan pengagungan kembali terhadap harkat dan martabat
pada nilai kemanusiaan.
A.
Aliran-Aliran
Humanisme
Dewasa ini terdapat empat aliran Humanisme menurut Syariati(1993) , kendatipun memiliki perbedaan–perbedaan pokok dan pertentangan-pertentangan satu sama lain, keempat-empatnya mengklaim diri sebagai pemilik aliran humanisme, yaitu; 1. Liberalisme Barat, 2. Marxime, 3. Eksistensialime. 4. Agama. Adapun karena luasnya topik cakupan pembahasan maka penulis membatasi penulisan hanya pada pembahasan mengenai konsep humanisme yang ada pada Eksistensialisme dan Islam.
Eksistensialisme “memproklamasikan gerakannya” (core) langsung pada kaitan mengenai humanisme, sebagaimana yang dikatakan Sartre salah seorang tokoh Eksistensialis pada tahun 1945 bahwa “Eksistensialisme adalah suatu humanisme itu” (Roger Scruton; 321, 1986). Hal ini berarti aras kerja Eksistensialisme memang terutama pada pemuliaan nilai kemanusiaan, eksistensialisme mencoba melakukan “oposisi intelegensia” terhadap dekadensi nilai-nilai kemanusiaan yang terjadi di Eropa saat itu karena kungkungan gereja pada saat itu..
Memang agak susah mendifinisikan Eksistensialisme, sebagaimana dikatakan oleh Fuad Hasan (7;2000) Orang mengalami kesukaran untuk mendefinisikan eksistensialisme dengan satu perumusan sebab filsuf yang digolongkan kepadanya atau yang menyebut dirinya sebagai eksisensialis, menunjukan perbedaan-perbedaan anggapan mengenai eksistensialisme itu sendiri.
Tokoh-Tokoh Eksistensialisme
Para penulis buku mengenai eksistensialisme mepunyai penggolongan sendiri terhdap siapa yang dapat dianggap tokoh Eksistensialiame itu sendiri; Seperti Blackham (1978) memasukan tokoh seperti , Kierkegaard, Nietszhe, Karl Jaspers, Marcel, Martin Heidegger dan Sartre. Sedangkan Fuad Hasan (2000) memasukan tokoh seperti Kierkegad, Nietzsche, Berdyaev, Jaspers, Heidegger (walaupun dia tidak dibahas secara khusus dalam bukunya) dan Sartre. Sedangkan Roger Scrutton dalam bukunya Sejarah Singkat Filsafat Modern (1986) hampir menyamakan tokoh Fenomenologi dengan tokoh Eksistensialisme tokoh-tokoh itu adalah; Husserl, Martin Heidegger dan Sartre.
Satu-satunya hal yang sama diantara mereka ialah
bahwa kesemuanya berpendapat bahwa filsafat harus betitik tolak pada
manusia yang konkret, yaitu manusia sebagai eksistensi dan sehubungan
dengan titik tolak ini mereka berpendapat bahwa manusia bagi manusia
eksistensi itu mendahului esensi (Hasan; 7; 2000)
H. J. Blackham dalam bukunya Six Existentialist Thinkers
(151 ;1978) The peculliarity of existentialism, then, is that it deals with the separation of man from him self and from the world, which raises the question of philosophy, not by attempting to establish some universal from justification which will enable man to readjust himseflf but by permanently enlarging and lining the separation itsef as primordial and constitutive for personal existence, The main busines of this philosophy therefore is not to answer the Questions which are raised but to drive home the questions themselves until they engage the whole man and are made personal , urgent and anguished.
Artinya…. Saya terjemahkan…
….Hal yang lain dari existensialime adalah bahwa mereka melakukan pemisahan manusia dari dirinya dengan dunia, yang menimbulkan pertanyanan-pertanyaan filsafat, tidak dengan melarikan diri dari membangun bentuk universal yang akan membuat manusia dapat menyesuaikan dirinya ladi, tapi dengan pemanen memperbesar dan menggariskan pemisahan dirinya dari pandangan primordial dan mendasar dari keberadaan manusia.
Existensialisme dalam gerakannya mengangkat nilai kemanusiaan yaitu dalam hal ini humanisme adalah dengan melakukan pemisahan manusia dari dirinya dengan dunia agar dapat membebaskan diri dari padangan primordial yang mengungkungi manusia selama ini.
Pendidikan merupakan proses
pemanusiaan kembali manusia (humanisasi),yang
berorientasi padaterbentuknya individu yang mampu memahami realitas dirinya
dan masyarakat sekitarnya
Serta bertujuan untuk menciptakan perubahan sosial secara
signifikan dalam kehidupan umat
manusia. Senada dengan tujuan pendidikan
nasional, yakni;bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.
1
Adalah suatu tujuan yang menghargai
realitas kemanusiaan dan berbagai potensi
yang dimiliki peserta didik. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan perlu
dikelola secara
humanis bukan dikelola dengan sistem yang bernuansa otoritarianisme. Sebab sistem
tersebut
kurang menghargai nilai nilai
demokrasi, keadilan, kemanusiaan (humanisasi), dan potensi
potensi yang dimiliki peserta didik.
.
Mengingat pendidikan merupakan
investasi jangka panjang
(longterm investasion) yang mempersiapkan
sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas untuk menghadapi
tantangan masa depan. Tentunya, untuk Pemerintah
RI,
Undang Undang No: 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional(Bandung : Citra Unbara,
2003), hal. 7.
© 2008 Perpustakaan Digital UIN
Sunan Kalijaga Yogyakartamencetak
SDM yang berkualitas tersebut membutuhkan sebuah sistem. Pendidikan yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan, demi terciptanya kondisi lingkungan pendidikan yang kondusif untuk yang mendukung
perkembangan potensi peserta didik.
AKU TERBAKAR EMOSI
Aku terbakar, karena ada ucapan
yang mendesak
Ada sepatah kata bergerak ke sana
ke mari jauh dalam diriku;
biarkan saja, ia tak punya bahasa.”
Tapi ia suka membangunkanku.
“Biarkan saja. Ia toh akhirnya akan menyadari bahwa bukan
yang kaucari, dan akan mengembara lagi jauh dalam
dirimu jika kau terjaga dan tenang kembali.”
Tapi aku tak bisa lagi terjaga.
biarkan saja, ia tak punya bahasa.”
Tapi ia suka membangunkanku.
“Biarkan saja. Ia toh akhirnya akan menyadari bahwa bukan
yang kaucari, dan akan mengembara lagi jauh dalam
dirimu jika kau terjaga dan tenang kembali.”
Tapi aku tak bisa lagi terjaga.
Istri Dibawa Kabur, Pria Ini Bunuh
Tetangganya
Ilustrasi
(Okezone) LAMPUNG - Terbakar emosi lantaran istri dibawa kabur orang
lain ke Lampung, Saleh (51) membunuh tetangganya sendiri, Kuryono (27).
Kuryono tewas dengan menderita sebanyak 18 luka tikam di sekujur tubuhnya. Sedangkan Saleh langsung diringkus oleh warga setempat setelah kejadian tersebut.
"Keduanya warga Muara Dua, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan," kata Kapolsek Natar, Kompol Hermansyah Gumay, Senin (30/12/2013).
Hermansyah mengatakan, peristiwa yang terjadi di rumah kontrakan korban di Dusun Srimulyo, Desa Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan sekira pukul 11.00 Wib itu berawal dari kedatangan Saleh ke kontrakan korban dengan maksud ingin membawa istrinya pulang ke Muara Dua.
"Dari pengakuan tersangka, ia sudah menyimpan dendam kepada korban karena istrinya dibawa kabur ke Lampung. Jadi awalnya karena urusan rumah tangga," katanya.
Lantaran emosi itulah, tambah Hermansyah, begitu sampai di kontrakan korban, tersangka langsung memukuli dan menusuk korban dengan senjata tajam berkali-kali.
Korban yang terkena 18 tusukan itu meninggal dunia dan kini masih disemayamkan di Rumah Sakit Abdoel Moeloek (RSAM) Bandarlampung. Sedangkan tersangka ditahan di Mapolsek Natar untuk menjalani proses lebih lanjut. (put)
Kuryono tewas dengan menderita sebanyak 18 luka tikam di sekujur tubuhnya. Sedangkan Saleh langsung diringkus oleh warga setempat setelah kejadian tersebut.
"Keduanya warga Muara Dua, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan," kata Kapolsek Natar, Kompol Hermansyah Gumay, Senin (30/12/2013).
Hermansyah mengatakan, peristiwa yang terjadi di rumah kontrakan korban di Dusun Srimulyo, Desa Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan sekira pukul 11.00 Wib itu berawal dari kedatangan Saleh ke kontrakan korban dengan maksud ingin membawa istrinya pulang ke Muara Dua.
"Dari pengakuan tersangka, ia sudah menyimpan dendam kepada korban karena istrinya dibawa kabur ke Lampung. Jadi awalnya karena urusan rumah tangga," katanya.
Lantaran emosi itulah, tambah Hermansyah, begitu sampai di kontrakan korban, tersangka langsung memukuli dan menusuk korban dengan senjata tajam berkali-kali.
Korban yang terkena 18 tusukan itu meninggal dunia dan kini masih disemayamkan di Rumah Sakit Abdoel Moeloek (RSAM) Bandarlampung. Sedangkan tersangka ditahan di Mapolsek Natar untuk menjalani proses lebih lanjut. (put)
No comments:
Post a Comment