TELITI DAN CEREWET DALAM KEHIDUPAN
H.M.RAKIB JAMARI, S.H.,M.Ag
Mengingat banyaknya penipuan
Setiap saat, mencari
lahan.
Menawarkan berbagai, keuntungan,
Pentingnya teliti,
dalam kehidupan.
Penipu berusaha, menakut-nakuti,
Agar korbannya, tidak
teliti.
Semua perintah,
diikuti.
Targetnya si
korban pasti rugi.
Pedagang narkoba, kini dapat taktik baru.
Ulama dan pendeta, akan mereka bantu.
Pura-pura baik, mutu nomor satu.
Orang yang beriman,
dibuatnya ragu.
Iblis itu memang, cerdas sekali,
Narkkba haram, dijadikan tersembunyi
Barang palsu, seakan asli.
Bijak merayu, menabur budi.
The Art of Effective Decision Making itu
layak menjadi renungan.
Setiap saat para penipu gentayangan di udara, menabur
sms kebohongan..Setiap hari, binis multilevel kebohongan terus berinovasi,
sehingga korbannya super percaya, tidak ada
bayangan penipuan setitikpun. Tidak ada 7ang mampu meramalkan bahwa itu
pasti penipuan.. Setiap hari kita bergumul dengan proses pembuatan keputusan,
mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Keputusan yang sederhana,
sebagai contoh, memilih warna busana yang akan kita pakai untuk bekerja hari
ini. Adapun keputusan yang kompleks dapat juga terjadi ketika menentukan
sekolah apa yang akan dituju, memilih pasangan hidup atau bahkan membeli rumah.
Welch mengajukan sebuah pancingan
menarik. “Sebelum menginginkan sebuah pekerjaan yang baru, tanya diri Anda,
apakah saya benar-benar menginginkan karir yang berbeda? Atau apakah saya
menginginkan atasan yang berbeda? Janganlah membuat keputusan berdasarkan hanya
pada persoalan yang keliru.”
Dari sekian banyak literatur dan
pemikiran pakar manajemen soal pengambilan keputusan yang tepat, hal yang bisa
dikatakan paling mendasar adalah bahwa seseorang harus membuat sebuah daftar
pilihan yang sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya, bila Anda menginginkan untuk
membeli sebuah kamera digital, buatlah catatan mengenai fasilitas apa saja yang
akan digunakan dari kamera itu. Semua kamera yang sesuai dengan standar
merupakan pilihan yang baik untuk tujuan tersebut. Alhasil, Anda dapat
mengabaikan hal-hal yang hanya demi kesenangan.
Namun harap diingat, orang sering membuat
keputusan yang buruk ketika mereka sedang mengalami stres. Ketika dihadapkan
dengan pembuatan keputusan yang kompleks, gunakan otak untuk mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan dan sediakan waktu khusus untuk beristirahat.
Bahkan para pakar menganjurkan untuk
melakukan suatu kegiatan meski hal itu sebatas berjalan kaki. Tidak ada
salahnya pula melakukan semacam ibadah, tahajjud, duhaa, atau meditasi singkat
selama setengah jam, tidur sebentar atau mencoba menikmati minuman
ringan.Tujuannya, memberikan pikiran agar semakin awas untuk bekerja. Pilihan
yang Anda buat setelah melakukan hal itu biasanya akan menjadi keputusan yang
baik atau setidaknya masih bisa diterima.
Pertimbangan lainnya yang perlu dikaji adalah mengurangi pilihan dengan menciptakan aturan bagi diri Anda sendiri. Dalam kaitan itu, jurus yang lazim direkomendasikan adalah membuat jadwal layaknya seseorang ingin pergi beryoga setiap pekan.
Pada
intinya, sekali keputusan dibuat, tanya diri Anda bagaimana perasaan Anda
setelahnya dan pengalaman apa yang dapat Anda peroleh.
Menurut
teori klasik, pengambilan keputusan haruslah bersifat rasional. Keputusan
diambil dalam situasi yang serba pasti. Pengambil keputusan harus memiliki
informasi sepenuhnya dan menguasai persoalan.
Pemikiran
ini mendasarkan diri pada asumsi dari orang yang mempunyai pikiran
ekonomi rasional untuk mendapatkan hasil atau manfaat maksimal. Artinya, segala
sesuatu mengarah pada sebuah kepastian.
Lalu
muncul pertanyaan bukankah pengambilan keputusan harus berorientasi pada apa
yang seharusnya dilakukan, bukan pada apa yang seseorang ingin lakukan. Lagi pula,
manusia tidak selalu serba mengetahui dengan pasti. Artinya, ada hal-hal yang
belum diketahui dengan pasti.
Pendekatan
lainnya atau yang lazim disebut teori perilaku menekankan pada keterbatasan
kemampuan pimpinan untuk berpikir rasional penuh dalam menangani masalah. Dari
informasi yang ada dan beberapa alternatif yang tersedia atau disediakan oleh
unit pengolah data maka apabila pimpinan telah merasa puas dengan salah satu
alternatif pemecahan masalah, maka alternatif itulah yang dipakainya.
Secara
umum keputusan dapat dibedakan dalam keputusan yang sederhana dan keputusan
yang kompleks. Namun dilihat dari aspek tingkatannya, dapat dipilah lagi
menjadi tiga bagian seperti yang dikemukakan Irwin D. Bross. Pertama,
keputusan otomatis, kedua, keputusan memori, dan ketiga,
keputusan kognitif.
Salah
satu tugas terpenting seorang pemimpin adalah untuk menentukan yang terbaik
bagi organisasi dan para anggotanya. Namun dalam mengambil keputusan, terkadang
pemimpin pun menghadapi dilema dan seolah berada di persimpangan jalan.
Apalagi
jika pilihan yang ada membuat mereka harus mengorbankan kepentingan orang lain
atau memberikan resiko yang akan merugikan tim. Namun kadangkala keputusan
sulit harus diambil demi terwujudnya cita-cita bersama.
Adakalanya
pemimpin ternyata mengambil keputusan yang salah dan merugikan organisasi.
Namun, percayalah melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan masih lebih
baik dibandingkan tidak melakukan tindakan apapun sama sekali.
Kecepatan
dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan lazimnya menjadi tolak
ukur kompetensi dan kredibilitas yang dimilikinya. Jika pemimpin lamban dan
ragu-ragu dalam bertindak, anak buah akan melihat Anda sebagai orang yang indecisive,
takut, dan tidak tegas sehingga membuat mereka mempertanyakan kemampuan
pemimpin, bahkan kehilangan kepercayaan terhadap mereka.
Terbiasa
cepat dalam pengambilan keputusan memang bukan pekerjaan mudah, butuh rasio
yang jernih dan intuisi yang tajam agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat.
Namun bukan berarti kemampuan tersebut tidak bisa diasah dan dipertajam.
No comments:
Post a Comment