|
|
ADA
LIMA HIKMAH MAULID
H.M.RAKIB,
S.H.,M.Ag.,Drs.
Inilah Hikmah Dan
Fadilah Perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw
Menurut; Yazid Bustomi.
makna Maulid Nabi yang dalam dunia kita terus diperingati setiap tanggal
kelahiran beliau (setiap
tanggal 12 Rabiul Awwal) bukan lagi sebuah kesemarakan seremonial belaka, tapi
sebuah momen spiritual untuk mentahbiskan beliau sebagai figur tunggal yang
mengisi pikiran, hati dan pandangan hidup kita.
Dalam maulid kita tidak sedang membikin sebuah upacara, tapi perenungan dan
pengisian batin agar tokoh sejarah tidak menjadi fiktif dalam diri kita, tapi
betul-betul secara kongkrit tertanam, mengakar, menggerakkan detak-detak
jantung dan aliran darah ini.
Arti Maulid Nabi Kata Maulidd berasal dari bahasa Arab yang beratrti lahir, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan suatu tradisi yang berkembang setelah Nabi SAW wafat, dengan di peringatinya Maulid Nabi Saw ini yang merupakan suatu wujud ungkapan rasa syukur dan kegembiraan serta penghormatan kepada sang utusan Allah karena berkat jasa beliau ajaran agama islam sampai kepada kita
Selain sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW.,
substansi dari peringatan Maulid Nabi adalah mengukuhkan komitmen loyalistas
pada beliau. Setidaknya, ini terwujud dengan beberapa hikmah,
Hikmah Perayaan Maulid Nabi
1. Mendorong orang untuk membaca
shalawat,
shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam
sejahtera kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).
2.Ungkapan kegembiraan dan kesenangan
Senang dengan beliau, bahkan
orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu (Ketika Tsuwaibah,
budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi, menyampaikan berita gembira tentang
kelahiran sang Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya. Sebagai
tanda suka cita. Dan karena kegembiraannya, kelak di alam baqa’ siksa atas
dirinya diringankan setiap hari Senin tiba).
Demikianlah rahmat Allah
terhadap siapa pun yang bergembira atas kelahiran Nabi, termasuk juga terhadap
orang kafir sekalipun. Maka jika kepada seorang yang kafir pun Allah merahmati
karena kegembiraannya atas kelahiran sang Nabi, apalagi anugerah Allah bagi umatnya
yang beriman
dan bertakwa.
3.
Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW.
Bagi seorang mukmin,
kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai
konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas
segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta,
kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Rasulullah
bersabda,
“Tidaklah
sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada
orangtua dan anaknya. (HR. Bukhari).”
4.
Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW.
dalam setiap gerak
kehidupan kita. Allah SWT. bersabda :
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
meny ebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)”
Kita tanamkan keteladanan
Rasul ini dalam keseharian kita, mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai
kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat. Tanamkan pula keteladanan terhadap
Rasul ini pada putra-putri kita, melalui kisah-kisah sebelum tidur misalnya.
Sehingga mereka tidak menjadi pemuja dan pengidola figur publik berakhlak rusak
yang mereka tonton melalui acara televisi.
5. Melestarikan ajaran dan misi
perjuangan Rasulullah,
dan juga para Nabi. Sesaat sebelum
menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat
dicintainya ini. Beliau bersabda :
“Aku tinggalkan pada kalian
dua hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah
Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik)
Fadilah Perayaan Maulid Nabi
Menurut fatwa seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi
menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw, dengan
cara mengumpulkan banyak orang, dan dibacakan ayat-ayat al-Quran dan
diterangkan (diuraikan) sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran
hingga wafatnya, dan diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya
adalah merupakan perbuatan Bid’ah hasanah (bid’ah yang baik), dan akan
mendapatkan pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab
terdapat rincian beberapa ibadah yang dituntut oleh stara’ serta sebagai wujud
kegembiraan, kecintaan atau mahabbah kapada Rosullullah saw.
Seperti yang disabdakan oleh
Nabi Muhammad Saw :
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ
فِي الْجَنـَّةِ
“Barang siapa yang senang,
gembira, dan cinta kepada saya maka akan berkumpul bersama dengan saya masuk
surga”.
Dalam sebuah hadits dikatakan
:
مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ
كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى
مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“Barang siapa yang memulyakan
/ memperingati hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at pada hari
kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk memperingati
kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar
gunung fi sabilillah.
Sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq
berkata :
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى
مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى
الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang memberikan
infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi Saw : akan menjadi temanku
masuk surga”.
Sahabat Umar Bin Khoththob
berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
“Barang siapa yang memuliakan
/ memperingati kelahiran Nabi Saw, berarti telah menghidupkan Islam”.
Sahabat Ali Bin Abi Tholib
berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ
بِاْلإِ يْمَانِ
“Barang siapa yang memuliakan
/ memperingati kelahiran Nabi Saw, apabila pergi meninggalkan dunia pergi
dengan membawa iman”.
Melihat besarnya pahala
tersebut maka banyaklah kaum muslimn muslimat yang selalu melahirkan rasa
cintanya kepada Nabi dan mengagungkan hari kelahiran Nabi dengan cara-cara yang
terpuji seperti pada tiap-tiap malam Senin atau malam Jum’at mengadakan jama’ah
membaca kitab Al- Barzanji, sholawat maulud, dan ada pula yang menyediakan
tabungan yang berwujud uang hasil tanaman atau sebagian gajinya untuk
kepentingan memperingati kelahiran Nabi Saw…
No comments:
Post a Comment