PANTUN
REMUNERASI
Drs.H.M.RAKIB, S.H., M.Ag
LPMP. Riau di Pekanbaru. 22-Januari, 2014
Sejak terasi, tahan disimpan
Di Sukaramai, mudah didapat.
Sejak remunerasi, diluncurkan,
Disiplin
pegawai, jadi meningkat.
Jika ada kecemburuan antar
kementrian, sehingga remunerasi perlu dipertimbangkan lagi. Ini sungguh bodoh.,
kata salah seorang penulis di Kompas..Katanya,
kayak tukang bengkel amatir, ketika ada masalah di mesin, dia bilang
spionnya harus diganti. Orang Minang bilang, awak tak pandai menari, lantai
dikatakan terjungkit. Buruk rupa cermin dibelah. Itulah yang terjadi. Bukan
remunerasinya yang harus dipertimbangkan ulang, tapi kementrian yang belum
melaksanakan remunerasi itu yang perlu dipertanyakan. Tidak mampu? tidak mau?
Kalau tidak mampu, ganti menterinya, cari yang mampu. Kalau tidak mau, ya
sudah, ini Insubordinasi, ga usah lama-lama, langsung copot saja.
Ada
pula yang meributkan soal dana, wah.. berapa triliun harus nambah APBN untuk
anggaran pegawai? Ini lagi-lagi pertanyaan orang bodoh, dan/atau orang malas,
dan cengeng!. Ga mampu mikir, ga mau berpikir, malas berusaha, atau ga mau
kehilangan sumber sabetan. Terlalu lama berada di comfort zone. Indonesia ini
terlalu besar untuk mengeluh soal anggaran.Sekarang, ada pula kasus Gayus, yang
gajinya udah 12 juta, tapi korupsi gila-gilaan. Apakah ini bukti tidak ada
gunanya remunerasi? Sama sekali tidak. Ini adalah indikasi bahwa persyaratan
pemberantasan korupsi belum terpenuhi secara utuh. Sistem belum menutup, moral
masih nol.
Analoginya, untuk mengamankan rumah,
kita perlu pengamanan paripurna, ketat dan kuat, salah satunya pintu. Ketika
maling masuk, bukan pintu yang harus disalahkan. Tidak pada tempatnya dikatakan
“apa gunanya pintu, toh maling tetap bisa masuk”. Tapi diingat, jika pintu
tidak ada, maka maling jauh lebih mudah masuk. Bahkan, pintu yang terbuka, sama
artinya memancing maling datang.
Sistem,
per definisi, A group of interacting, interrelated, or interdependent elements
forming a complex whole. Jadi satu sama lain harus dijahit. Perlu rancangan,
kemudian pelaksanaannya. Dan karena menyangkut banyak unsur / elemen yang satu
sama lain berinteraksi, perlu penataan agar efektif. Ada yang merancang, ada
yang melaksanakan, ada yang memastikan semua pihak yang terlibat melaksanakan,
dan pelaksanaan berjalan sesuai rancangan. Yang terakhir ini, yang berperan
memastikan, namanya pemimpin. Nah, di situ masalah negara kita yang besar dan
kaya ini.
Dua tiga, musim
berganti.
Tumbuhnya padi, di ujung desa.
Tegaknya disiplin, pegawai negeri,
Gajinya halal, negara sentosa.
Nenek gegasi, tangkap merpati,
Merpati diberi, umpan beras.
Remunerasi, sangat berarti,
Jika
diiringi, kerja keras.
No comments:
Post a Comment