JIKA UMAT ISLAM INGIN
MEMANG
DENGAN NON MUSLIM, SALING
MENYAYANG
DAKWAHI MEREKA KE JALAN
YANG TERANG
KUAT IBADAH, PANDAI
BERDAGANG
SELURUH SAHABAT NABI,
ADALAH PEDAGANG
SINDIRAN BAGI UMAT ISLAM
SEKARANG
MENGAPA PERNIAGAAN, TIDAK
DIPEGANG
LEPAS KEPADA, YAHUDI DAN
JEPANG
Catatan Dr.M.Rakib Pekanbaru
Riau Indonesia 2016
Menarik juga saya baca
tulisan Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar Thalib
KEMENANGAN YANG SUDAH BERADA DI DEPAN MATA
DALAM SEKEJAP BERUBAH MENJADI KEKALAHAN.
Inilah keadaan kaum muslimin dalam peperangan Uhud.
Kemenangan yang sudah hampir diraih berubah menjadi kekalahan disebabkan
pasukan pemanah yang ditempatkan di atas bukit Uhud yang diperintah Rasulullah
agar tidak bergerak ke mana-mana tidak mematuhi perintah tersebut. Akibat
kelalaian ini, pasukan musyrikin memiliki kesempatan memukul balik pasukan
muslimin.
Jalannya Pertempuran
Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala menceritakan dalam Zaadul Ma’ad (3/194):
“Pada hari Sabtu, mereka bersiap siaga untuk berperang.
Kaum muslimin bergerak dengan tujuh ratus orang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menempatkan lima puluh orang pasukan pemanah di atas bukit Uhud dan
mengingatkan agar jangan bergerak meskipun mereka melihat burung-burung
menyambar pasukan muslimin. Juga agar mereka selalu melepaskan anak panah ke
arah pasukan musyrikin supaya tidak menyerang kaum muslimin dari arah
belakang.”
Imam Bukhari rahimahullahu Ta’ala menceritakan dalam Shahih-nya
dari Al- Barra` bin ‘Azib:
جَعَلَ
النَّبِيُّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الرَّجَّالَةِ يَوْمَ أُحُدٍ
وَكَانُوا خَمْسِينَ رَجُلا عَبْدَالله بْنَ جُبَيْرٍ فَقَالَ إِنْ رَأَيْتُمُونَا
تَخْطَفُنَا الطَّيْرُ فَلا تَبْرَحُوا مَكَانَكُمْ هَذَا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ
وَإِنْ رَأَيْتُمُونَا هَزَمْنَا الْقَوْمَ وَأَوْطَأْنَاهُمْ فَلا تَبْرَحُوا
حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam tentukan
seorang komandan bagi pasukan panah yang berjumlah lima puluh orang yang
memimpin mereka yaitu ‘Abdullah bin Jubair. Beliau berkata: “Meskipun kamu
lihat kami disambar burung, tetaplah kamu di markas kamu ini, sampai kamu
dipanggil. Dan kalau kamu lihat kami mengalahkan dan menundukkan mereka,
tetaplah kamu di sini sampai kamu dipanggil.”
Selanjutnya Ibnul Qayyim mengisahkan pula (Az-Zaad, 3/195):
Kaum musyrikin Quraisy pun mulai bersiap untuk menyerang.
Mereka datang dengan kekuatan tiga ribu personil. Seratus di antaranya adalah
pasukan berkuda. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid yang ketika itu
belum masuk Islam. Sedangkan di sebelah kiri dipimpin oleh ‘Ikrimah bin Jahl
yang juga belum masuk Islam pada saat itu.
Petempuran berlangsung dengan hebat, masing-masing
berusaha menjatuhkan lawannya. Abu Dujanah radliyallahu ‘anhu yang saat itu
memegang pedang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam berhasil
menembus ke jantung pertahanan kaum musyrikin hingga mereka kocar-kacir. Pedang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam yang di tangannya
terayun menyambar setiap lawan hingga akhirnya sampai di sebuah kepala ternyata
kepala Hindun binti ‘Utbah isteri Abu Sufyan yang ketika itu masih musyrik. Abu
Dujanah merasa tidak rela mengotori pedang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
‘ala alihi wa sallam akhirnya menarik pedang itu dan mencari lawan yang lain.
Handzalah putera Abu ‘Amir Fasiq, bertempur dengan
hebatnya sampai ke jantung pertahanan musuh bahkan sudah siap menebaskan pedang
ke kepala Abu Sufyan bin Harb ketika itu. Namun Syaddad bin Al-Aswad
mendahuluinya, akhirnya diapun gugur sebagai syahid. Dan ketika itu dia sedang
junub.
Waktu itu, Hanzhalah sedang berpengantin baru dengan
isterinya, ketika dia mendengar panggilan jihad, dia segera bangkit menyambut
seruan itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menerangkan
kepada para shahabat nya:
أَنَّ الْمَلاَئِكَةَ
تُغَسِّلُهُ.
“Bahwasanya para malaikat memandikan jenazahnya.”
Kemudian beliau berkata: ”Tanyakan kepada keluarganya,
ada apa sebenarnya?” Para shahabat bertanya kepada isterinya. Wanita
itupun menceritakan kejadian sebenarnya.
No comments:
Post a Comment