Setengah
Juta Sarjana Penganggur Gigit Jari
BUKAN SALAH, BUNGA LEMBAYUNG
SALAHNYA PANDAN,
MENJELITA
BUKAN SALAH, PERGANTIAN KURIKULUM
KURANGNYA MATA PELAJARAN WIRASWASTA
PERMATA ITU, TAMPAK BERSERI,
WALAU TERTIMBUN, DI BAWAH PANTAI
WIRASWASTA ITU, TERAMPIL MANDIRI
TIADA BERHARAP, JADI PEGAWAI
ANALISIS M.RAKIB,
Ph.D, Pekanbaru Riau
Hapuskanlah mata pelajaran yang mubazir,
dalam artian kurang diprioritaskan, agar generasi muda benar-benar
terampil, mengingat sudah dipastikan tak
Ada Rekrutmen CPNS, Ini Alasannya Bukan sekadar wacana lagi, tahun ini
dipastikan tidak ada rekrutmen CPNS. Kepastian ini menyusul terbitnya Surat
Edaran (SE) dari MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi nomor B/2163/M.PAN-RB/06/2015 yang
ditujukan kepada para kepala daerah dan pejabat pembina kepegawaian di pusat.
Dalam Surat Edaran tertanggal 30 Juni 2015 itu disebutkan alasan tidak
adanya rekrutmen CPNS tahun ini, dan baru akan digelar 2016.Antara lain karena
masih ada beberapa instansi pusat dan daerah yang belum menyelesaikan penetapan
struktur organisasi dan peta jabatannya, menetapkan kebutuhan pegawai,
menyampaikan data riil jumlah PNS, serta perkiraan PNS yang akan pensiun.
Alasan lain yang disebutkan dalam SE itu, pemerintah belum menyediakan
anggaran penerimaan CPNS tahun ini, baik anggaran untuk penyusunan naskah soal,
biaya upload naskah soal ke dalam sistem computer assisted test (CAT), dan
biaya pelaksanaan seleksi.
“Maka ditetapkan kebijakan penerimaan
pegawai baru di lingkungan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah tahun 2015
ini dilakukan penundaan,” demikian keputusan Menteri Yuddy seperti tertaung
dalam Surat Edaran itu.
Disampaikan juga, ketentuan ini
dikecualikan bagi kementerian/lembaga yang memiliki sekolah kedinasan.
Nah, sebelum 2016, instansi pusat dan
daerah diminta menyelesaikan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
Termasuk menghitung kebutuhan pegawai dalam lima tahun mendatang.
Yuddy juga memastikan untuk rekrutmen
tahun 2016 tidak akan terhambat masalah anggaran lagi. “Biaya rekrutmen CPNS
sangat besar, makanya harus dianggarkan setahun sebelumnya. Tahun ini baru akan
kami anggarkan rekrutmen 2016,” ujar menteri asal Partai Hanura itu.
Juru Bicara KemenPAN-RB, Herman
Suryatman menambahkan, dalam rangka penerimaan CPNS 2016, maka usulan e-formasi
CPNS harus sudah masih paling telat November 2015.
Semula, dengan asumsi ada seleksi
CPNS 2015, usulan e-formasi ditutup pada 18 Mei. Tapi karena rencana seleksi
dibatalkan, maka masa pengajuan e-formasi diperpanjang karena baru akan digelar
seleksi tahun depan. “Pengajuan e-formasi diperpanjang sampai akhir November
2015,” kata Herman.
http://www.jpnn.com/read/2015/07/03/…-Ini-Alasannya
http://www.jpnn.com/read/2015/07/03/…-Ini-Alasannya
495.143 Sarjana
Menganggur
Jumat, 06 Februari 2015 08:28 WIB
Jumat, 06 Februari 2015 08:28 WIB
JAKARTA (HN) – Jumlah pengangguran
terdidik di Tanah Air belum juga beranjak turun. Salah satu faktor pemicunya,
pertumbuhan lulusan universitas tak diimbangi tersedianya lapangan pekerjaan
dan kurangnya kesadaran lulusan menciptakan lapangan pekerjaan.
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), jumlah penganguran terdidik lulusan universitas pada 2013
sebanyak 434.185 meningkat menjadi 495.143 pada 2014. Kondisi ini menjadi
ancaman serius menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi
Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid berpendapat, inti MEA yaitu meliberalisasikan
lalulintas tenaga kerja. Kondisi ini memungkinkan lulusan universitas di Tanah
Air semakin banyak menganggur karena ketatnya persaingan. “Pemerintah harus serius
menyiapkan tenaga kerja agar diketahui perkiraan kebutuhan lulusan dalam bidang
yang dibutuhkan,” katanya kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Kamis (5/2).
Menurut Edy, program studi harus
disesuaikan kebutuhan dunia kerja. Dia mencontohkan program studi ekonomi yang
hampir ada di seluruh universitas. Jika lulusannya berlebihan, akan menimbulkan
penganguran. “Pemerintah terutama kementerian terkait harus bersinergi dengan
BPS dan universitas serta dunia usaha menghadapi persoalan ini,” katanya.
Sosiolog Universitas Nasional Jakarta
Nia Elvina berpendapat, salah satu cara mengatasi masalah pengangguran terdidik
harus dimulai dari pembenahan sektor riil. Kebijakan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah harus mengacu pertumbuhan ekonomi dengan menguatkan serta
membuka industri-industri baik swasta maupun negeri sebagai kekuatan nasional.
“Pembukaan sektor industri yang
menjadi kekuatan nasional itu seperti maritim, pertanian, atau kelautan.
Tujuannya, mengurangi tingkat kenaikan jumlah pengangguran terdidik setiap
tahunnya,” ujarnya.
Menurut dia, jika hal tersebut
dilakukan dengan benar dan industri-industri sudah mulai dihidupkan sesuai
potensi alam yang dimiliki Indonesia, segala kebutuhan rakyat bisa tercukupi.
Di sisi lain, masyarakat harus ikut andil memajukan pendidikan dan perekonomian
dengan mendukung segala program pemerintah yang bertujuan mengurangi
pengangguran.
“Dampak penganguran cukup besar
karena bisa menyebabkan masalah sosial. Sindiran dari tetangga atau teman
membuat pengangguran terdidik tertekan karena lulus kuliah, tetapi masih belum
mendapatkan pekerjaan. Ini bisa saja menjadikan dia frustrasi bahkan sampai
melakukan tindakan menyimpang seperti bunuh diri,” tutur Nia
Pengamat Pendidikan Darmaningtyas
berpendapat, pendidikan di universitas seharusnya menumbuhkan kemandirian
bangsa. “Kualitas mutu lulusan universitas semestinya katajaman analisis dan
sikap kritisnya, bukan kemampuan praktis di dunia kerja. Pelajaran
kewirausahaan diperlukan. Jadi buatlah lapangan pekerjaan,” katanya.
Menurut Darmaningtyas, universitas
didirikan tidak untuk menyiapkan lulusannya masuk ke dunia kerja, melainkan
memiliki bekal pengetahuan menghadapi problema kehidupan. Universitas didirikan
demi mencari kebenaran. Oleh karena itu, selama berpuluh tahun sejak
kemerdekaan, peran universitas pada moral force (kekuatan moral) ketika ada
persoalan-persoalan terkait kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Melihat lulusan universitas dari
kemampuan praktisnya, keliru. Pembelajaran di universitas tentu saja banyak
teori ketimbang praktik. Praktik banyak ditekankan di institut atau sekolah
tinggi. Jadi, jangan disamakan universitas, institute, dan perguruan tinggi.
Pengangguran terdidik biasanya dari universitas,” tuturnya.
http://www.harnas.co/2015/02/06/4951…ana-menganggur
http://www.harnas.co/2015/02/06/4951…ana-menganggur
One Years ago …
Jokowi Janji Cetak 10 Juta Lapangan Kerja Jika Jadi Presiden
03 Jul 2014 at 09:44 WIB
Jokowi Janji Cetak 10 Juta Lapangan Kerja Jika Jadi Presiden
03 Jul 2014 at 09:44 WIB
Liputan6.com, Jakarta – Pasangan
calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo-Jusuf
Kalla berjanji bakal menciptakan 10 juta lapangan baru, jika terpilih menjadi
orang nomor satu di Indonesia pada Pemilu Presiden (Pilpres) yang digelar pada
9 Juli mendatang.
Menurut Jokowi, langkah itu diambil
guna menekan angka pengangguran di Tanah Air. “Menurunkan tingkat pengangguran
10 juta lapangan kerja baru selama lima tahun,” kata Jokowi di Bandung, Jawa
Barat, Kamis (3/7/2014).
Tak hanya itu, dana bantuan sekitar
Rp 10 juta juga bakal dikucurkan ke Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
setiap tahun. Jokowi juga akan mendorong penguatan industri kreatif dan digital
sebagai upaya untuk mempercepat laju ekonomi.
Anggaran kemiskinan juga akan ditingkatkan
dengan memberikan subsidi Rp 1 juta per bulan untuk keluarga prasejahtera
sepanjang pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 7 persen.
Di bidang kesehatan, pemerintah di
bawah kepemimpinan Jokowi-JK juga akan memberikan pelayanan kesehatan gratis baik
rawat jalan hingga rawat inap dengan menggunakan Kartu Indonesia Sehat.
“Sekitar 6.000 puskesmas dengan
fasilitas rawat inap serta air bersih untuk seluruh rakyat,” tuturnya.
Jokowi menuturkan,
kebijakan-kebijakan tersebut masuk dalam sembilan program nyata pasangan capres
dan cawapres Jokowi-JK.
“Ini penting sekali untuk diketahui
seluruh rakyat,” kata Jokowi
BPS Umumkan Angka
Pengangguran Meningkat, Total 7,56 Juta Orang
Jan 27, 2016 7816 1
SHARE Facebook
Twitter
BataraNews.com – Badan
Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pengangguran di Indonesia meningkat 320
ribu jiwa pada Agustus 2015. Hal itu disebabkan maraknya pemutusan hubungan
kerja (PHK) akibat perlambatan ekonomi.
Deputi Neraca dan
Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengungkapkan, Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) pada bulan kedelapan tahun ini sebanyak 7,56 juta orang atau 6,18 persen.
Angka tersebut naik dari periode yang sama 2014 sebesar 5,94 persen atau 7,24
juta orang.
Sementara posisi
Februari 2015, angka TPT di Indonesia sebanyak 7,45 juta jiwa atau 5,81 persen.
Jumlah ini naik dibanding realisasi 7,15 juta jiwa atau 5,70 persen pada
Februari 2014.
“Jadi angka
pengangguran naik 320 ribu jiwa selama setahun dari Agustus 2014 ke periode
yang sama 2015,” ucap Suhariyanto saat Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi
Kuartal III di kantor BPS, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Dalam kesempatan yang
sama, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Rizal Ritonga
mengatakan, angka pengangguran meningkat karena terjadi PHK dan penurunan daya
serap tenaga kerja akibat perlambatan ekonomi.
“Pengangguran naik
karena para pencari kerja banyak yang tidak terserap, serta maraknya PHK. Semua
itu terjadi akibat perlambatan ekonomi di Indonesia,” kata Rizal.
Di samping itu, ujar
dia, terjadi penurunan orang yang bekerja di sektor pertanian hingga Agustus
2015 menjadi 37,75 juta orang dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak
38,97 juta orang. Di sektor konstruksi justru naik dari 7,28 juta orang di
bulan kedelapan ini menjadi 8,21 juta orang pada Agustus 2015.
“Jadi karena ada
pergeseran sehingga banyak pengangguran,” pungkas Rizal. (Fik/Ndw).
No comments:
Post a Comment