MENGKHUSUSKAN SURAT YASIN
Apa hukumnya lebih
mengutamakan surat tertentu, saya lebih menyukai surat Maryam, Surat Yasin dan sering membacanya; karena saya merasakan
kenyamanan dan menikmatinya ketika membacanya ?
Beliau
menjawab:
“Tidak
masalah jika seseorang lebih mengutamakan surat tertentu dalam al Qur’an atas
dasar sebab tertentu, meskipun sebenarnya semuanya adalah kalamullah –‘Azza wa
Jalla-. Al Qur’an dilihat dari sisi sumbernya adalah kalamullah yang semua
surat-suratnya mulia dan tidak ada bedanya, adapun dari segi makna, maka satu
surat atau ayat yang lain berbeda.
Telah
diriwayatkan dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa ia bersabda:
( إن أعظم
سورة في كتاب الله سورة الفاتحة وإن أعظم آية في كتاب الله آية الكرسي ) .
“Sesungguhnya surat yang paling agung dalam al Qur’an adalah surat al Fatihah, dan sesungguhnya ayat yang paling agung adalah ayat kursi”.
“Sesungguhnya surat yang paling agung dalam al Qur’an adalah surat al Fatihah, dan sesungguhnya ayat yang paling agung adalah ayat kursi”.
Rasulullah
–shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah mengutus salah seorang sahabatnya dalam
peperangan, dan membacakan al Qur’an untuk sahabat-sahabatnya dengan diakhiri
surat al Ikhlas, lalu beliau bersabda:
:( سلوه
لأي شيء كان يصنع ذلك ) فقال : لأنها صفة الرحمن وأنا أحب أن أقرأها ، فقال النبي
صلى الله عليه وسلم ( أخبروه أن الله يحبه ) .
“Tanyakan
kepadanya, kenapa ia melakukan itu?, maka (sahabat tadi) menjawab: “karena
(surat al Ikhlas) adalah sifat ar Rahman, dan saya cinta untuk membacanya. Maka
Nabi –shallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Beritahukan kepadanya bahwa Allah
juga mencintainya”.
Telah
diriwayatkan juga dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau
bersabda:
( إن سورة
الإخلاص تعادل ثلث القرآن )
“Sesungguhnya
surat al Ikhlas sama dengan sepertiga al Qur’an”.
Jadi,
jika penanya di atas menyukai untuk membaca surat Maryam karena terdapat kisah
agung yang bermanfaat, menyebutkan balasan di hari akhir, mengingkari orang
yang mendustakan dan kufur dengan ayat-ayat Allah, bangga dengan harta yang
Allah berikan kepadanya, dan lain sebagainya. Maka ini tidak apa-apa dan ia
tidak berdosa”. (Fatawa Islamiyah: 4/50)
No comments:
Post a Comment