PANTUN KRITIK YANG SOPAN DAN SANTUN
ANALISIS Dr.Muhammad Rakib Jamari, S.H.,M.Ag. Pekanbaru di LPMP
Riau Indonesia
Pantun artinya penuntun
Isinya nesehat, paling santun
Sampirannya indah, beralun
Mampum membuat orang tertegun
Pantun kritik, ditampilkan
menarik,
Semua orang, jadi simpatik.
Walaupun orang yang stress,
dijamin melirik
Isnya filasafat, yang mudah
dipetik
Bagaimana
bisa, menangkap kutu,
Kalau
disuruh, orang buta.
Bagaimana
pendidikan, bisa bermutu,
Tanpa prinsip, berwiraswasta
Sejak dahulu, dunia sudah tahu bahwa memang pantun merupakan hasil karya
sastra asli bangsa Indonesia. Di masa dahulu hampir kehidupan sehari-hari
berkomunikasi sesama manusia dilakukan dengan berpantun. Ketika anak-anak
bermain, mereka menggunakan pantun. Ketika para remaja berkumpul mereka selalu
berpantun. Orang tua memberi nasihat pada anak-anaknya, mereka mengungkapkannya
menggunakan pantun. Ketika menawarkan barang dagangannya, mereka pun
menggunakan pantun. Hal ini menunjukan bahwa pantun merupakan hasil budaya
masyarakat yang bernilai seni tinggi. Lewat pantun mereka dapat mengungkapkan
perasaan gembira, sedih, kecewa, petuah, bahkan untuk menghibur hati.
Banyak sastra lisan yang tidak tahu lagi, siapa penciptanya, karena
dahulu belum ada perlindungan hak cipta. Hal yang paling pentting ialah
penanaman etika dan budi pekerti mulia. Hargai saja sudah cukup, tanpa
memnuntut hak paten. Sebagai bangsa yang menghargai kebudayaan, maka kita wajib
melestarikan semua kebudayaan Indonesia dari manapun asalnya. Kebudayaan itu
tidak ternilai harganya. Oleh sebab itu, kita sebagai pewaris kebudayaan wajib
melestarikan kebudayaan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Jangan
sampai budaya kita di curi oleh bangsa lain atau diakui bangsa lain.
Kita dapat menggunakan pantun dalam situasi
dan kondisi masyarakat kita sekrang. Sebagai contoh pada acara pernikahan.
Pernahkah andamemperhatikan ketika pihak pengantin pria menyerahkan pengantin
pada pihak wanita? Kalau anda cermati, pembawa acara selalu menggunakan pantun
dalam berbahasa. Meskipun bahasa pantun yang sekarang digunakan tidak sama
persis dengan bahasa pantun waktu dulu. Akan tetapi, ciri-ciri pantun tetap
harus dipenuhi.
Pantun yang digunakan dalam acara-acara biasanya saling menyambung.
Artinya isi pantun yang pertama akan mendapat jawaban pada isi pantun yang
kedua. Begitu seterusnya. Pantun yang seperti ini dinamakan berbalas
pantun. Mungkin anda sering menonton Facebuker di slah satu Televisi
Swasta di Indonesia, disitu sering dikeluarkan pantun-pantun, cuma bentuknya
pantun jenaka.Pantun keagamaan memang besar pula manfaatnya untuk memperindah
nasehat dan tidak pernah bosa untuk diulang-ulang…
No comments:
Post a Comment